22 November
Alis Youngbin berkerut ketika hanya menemui kertas kosong pada lembar surat yang terakhir. Ia menggeleng sembari mendecak.
"Pasti anak itu tidak mempunyai kesempatan menulis karena ayam-ayamnya," gumam Youngbin.
Tapi jika dipikir-pikir, Youngbin memang tidak mempunyai kenangan manis bersama Chani layaknya ketika bersama dengan member lain. Bukan berarti kebersamaannya dengan Chani tidak penting. Hanya saja, ia lebih sering mendapati hal-hal aneh ketika bersama dengan sang magnae.
Contohnya ketika seorang staff salah mengenalinya sebagai Kang Chani. Kang Chani kesal pada saat itu. Ia berkata dengan ketus yang malah membuat Youngbin terpingkal.
"Lain kali, sipitkan mata hyung agar lebih terlihat mirip dengan Inseong hyung daripada denganku!"
Hingga saat ini, Youngbin masih suka terpingkal jika mengingat hal itu. Namun tidak hanya itu. Banyak sekali omelan atau ketusan magnaenya yang sering ia terima, tapi hal tersebut justru yang membuatnya terhibur.
Dari sana lah Youngbin paham. Jika itu adalah cara Chani dekat dengannya dan member lainnya.
Bisa dibilang, Youngbin lebih suka Chani yang gemar mengomel dan jahil. Daripada Chani yang terlihat lesu.
Dalam beberapa kesempatan, Youngbin pernah menemui Kang Chani yang terkantuk-kantuk. Paling sering terjadi adalah ketika mereka sedang belajar bahasa jepang.
Youngbin sedih memikirkan itu. Pasalnya, ia tahu persis apa yang membuat sosok termuda dalam grupnya itu hingga demikian.
"Hah... Dia pasti sangat lelah. Jadwal syuting dramanya benar-benar gila!"
Ya, Chani sering mengantuk lantaran syuting drama hingga larut malam.
[Flashback]
Youngbin tersenyum masam lalu menyodorkan segelas susu hangat pada Chani. Dapat Youngbin lihat dengan jelas jika Chani sangat letih.
"Kau baik?" tanya Youngbin sambil duduk.
"Hm?" gumam Chani yang masih menikmati susu hangatnya.
"Kau terlihat buruk. Apa syutingmu akan segera berakhir?"
Tak..
Chani meletakkan susunya. Ia menatap Youngbin yang berkilat khawatir padanya. Akan selalu seperti ini jika ia pulang larut malam.
"Kira-kira masih 5 hari lagi. Hyung, jangan khawatir. Aku menyukai apa yang aku lakukan. Sungguh!"
"Apa kau sudah bercermin untuk melihat wajahmu sendiri, Kang Chanhee?"
"Sudah. Masih tampan kok,"
"Hey, hyung serius. Belum lagi persiapan comeback kita,"
Chani menghela nafas panjang. Ia merasa senang dikhawatirkan oleh sang leader. Tapi jika ini harus terjadi setiap hari, Chani merasa berlebihan.
"Hyung biasanya sangat tegas pada member lain. Mengapa seperti ini padaku? Dan ngomong-ngomong hyung, ya aku merasa lelah. Tapi aku menikmati apa yang aku lakukan,"
"Kau yang paling banyak beraktivitas di luar sana Chani. Jadi wajar jika aku khawatir,"
"Benar hanya itu? Bukan karena aku anggota termuda dalam grup?"
Youngbin diam. Ia memijat pelipisnya. Mengapa malah ia berdebat dengan sang magnae?
"Ya ampun hyung! Hyung tau apa yang aku pikirkan ketika memulai aktivitas di luar sana tanpa kalian? Sf9. Ya aku melakukan semuanya untuk Sf9. Jadi jangan khawatir padaku karena usiaku. Aku juga berhak memperjuangkan nama Sf9 di luar sana seperti Inseong hyung dan Rowoon hyung!"
"Chani..."
"Hyung, hanya dukunglah aku. Hyung khawatir padaku? Maka sediakan makanan dan minuman untukku. Kurasa itu lebih baik daripada hyung terus berpikir yang tidak-tidak,"
Youngbin merasa malu. Magnaenya bisa berpikir hingga sedewasa itu. Namun ia yang seorang LEADER malah merasa khawatir berlebih. Youngbin rasa, ia sudah tidak punya muka untuk menegakkan kepalanya menatap Chani.
Chani menepuk bahu Youngbin.
"Hyung, kita mempunyai peran masing-masing untuk grub ini. Hyung sebagai leader dan aku sebagai yang menurut hyung 'paling sibuk'. Tapi apapun itu, mari lakukan peran kita masing-masing. Percayalah, kita semua tidak akan terluka jika masih saling mempedulikan,"
Youngbin menatap Chani takjub. Chani pun membalas Youngbin dengan senyum tulus dan tipis.
[End flashback]
"Yang itu kenangan manis atau perdebatan manis, eoh?" beo Youngbin pada dirinya sendiri, karena memang tidak ada siapa pun di ruangan itu selain dirinya.
"Ck ada-ada saja anak itu, untuk apa melipat kertas kosong seperti ini?"
Youngbin beranjak dari duduknya. Ia kemudian merapikan lembaran surat lain yang sudah ia baca beberapa hari terakhir ini.
"Kalau dipikir-pikir, mereka manis juga memberi surat seperti ini. Tapi mengapa harus meninggalkanku berlibur? Tega sekali,"
Untung saja di ruangan itu tidak ada CCTV. Jika ada, member lain akan menikmati wajah manyun Youngbin yang aneh.
Youngbin membawa dirinya ke dapur. Asal tahu saja, sejak ditinggal membernya ia tidak makan dengan baik. Ia baru akan makan ketika matahari sudah tinggi.
Sesampainya di dapur, Youngbin tidak segera makan. Ia malah mengerutkan kening begitu menjumpai ada orang lain yang membuka lemari es.
Begitu orang itu berbalik, Youngbin malah heran sendiri.
"Kok kau di sini?"
Orang itu hanya menatap Youngbin datar lalu mendudukkan diri di meja makan bersama segelas jus dan ayam gorengnya.
"Ini kan dorm-ku juga hyung,"
"Bukan itu maksudku, Kang Chani. Bukankah Younghwa sunbae memberi kalian paket liburan?"
Chani menatap Youngbin. Emosinya melonjak lagi begitu ia mengingat apa yang mereka lakukan tanpa Youngbin beberapa hari terakhir ini.
"Berlibur apanya? Si sialan Kim Inseong itu malah membawa kita ke rumahnya dan menjejalkan banyak sekali teka teki silang pada kita. Kurasa, aku masih bisa bertahan di sana jika mendapatkan ayam. Tapi dia malah tidak memperbolehkan seorangpun untuk menyentuh ayam goreng!"
"Lalu setelah makan kau akan kembali ke sana?"
"Tidak akan! Masa bodoh dengan kejutan ulang tahun!"
"Ulang tahun?"
'Astaga harusnya aku tidak boleh mengatakannya' - Kang Chani.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRECIOUS LEADER [COMPLETED] ✔️
Cerita PendekSebagai wujud cinta saya kepada bapak leader kita yang terhormat. berisi short fiction berupa surat-surat dari para member dalam rangka ulang tahun Kim Youngbin.