21

1.3K 80 17
                                    

Seminggu terakhir, ada yang berbeda dari hari-hari Raskal. Selain karena Riana berubah menjadi pacar yang super duper menyebalkan. Riana juga jadi aneh. Raskal bahkan hampir tidak mengenali Riana sebagaimana gadis yang ia pacari itu.

Dan.. Aulia. Adik kelasnya itu sudah tak lagi mengganggunya.

Memang seharusnya itu hal bagus untuk Raskal jika Aulia tak lagi mengejar-ngejar dirinya. Tapi diam-diam, Raskal merasa bersalah juga pada Aulia. Jika dipikir-pikir, Aulia tidak sepenuhnya salah juga. Bahkan sepertinya tidak salah sama sekali.

Kenapa Raskal bilang begitu?

Satu hari setelah Cherly melabrak Riana di kantin, Cherly langsung menghampiri Raskal. Cherly memberitahu Raskal kalau apa yang Cherly lakukan untuk melabrak Riana murni karena keinginannya sendiri. Justru awalnya Aulia yang tidak mau terlibat. Hanya saja, karena Cherly tidak berani jika seorang diri, makanya Cherly menarik-narik Aulia ke dalam masalah ini.

*enam hari yang lalu*

"Wa, lo nggak boleh benci sama Aulia. Dia nggak salah. Gue yang ngajak dia supaya ngelabrak Riana. Dia gue paksa, Wa. Dia nggak salah." ucap Cherly.

"Gak usah cari pembelaan. Lo sama dia sama aja."

Cherly menggeleng. "Nggak, Wa. Gue sama Aulia nggak sama. Kita beda. Aulia terlalu baik untuk lo sama-samain dengan gue. Orang yang cuma bisanya manfaatin temen sendiri karena nggak punya keberanian untuk marah-marah langsung sama Riana."

"Gue bilang, lo gak usah belain dia!" Raskal berkata tegas. "Lo sama dia sama aja. Niat lo berdua emang pengen bikin nama Riana jelek di mata gue. Lo—"

"ITU NIAT GUE, WA! BUKAN AULIA!" Cherly berujar dengan emosi. "Asal lo tau ya, Wa. Aulia yang malahan nasehatin gue supaya nggak benci sama sepupu gue yang udah jelas-jelas salah. Aulia itu cewek yang baik, Wa. Lo harusnya sama dia. Bukan sama Riana!"

"Gue tau lo sepupu Riana. Tapi itu bukan hak lo untuk ngejelek-jelekin sepupu lo sendiri di hadapan gue."

"Dewa, ya Allah. Riana tuh nggak sebaik yang lo kira," Cherly berdecak. "Mata lo udah dibutain sama cintanya Riana, ya? Sampe-sampe lo nggak nyadar kalau pacar lo sendiri punya banyak pacar di belakang lo."

Raskal diam. Ia melirik Cherly dengan rahang mengeras. Raskal tidak suka Riana dituduh seperti itu. Pacarnya tidak begitu. Riana sayang dengannya. Bahkan teramat. Makanya tidak mungkin kalau Riana melakukan hal apa yang Cherly katakan barusan.

"Terserah lo mau percaya apa nggak. Gua udah peringatin lo dari sekarang. Jangan terlalu cinta sama cewek kayak Riana. Karena kalau lo udah terlalu dalam sayang sama dia, lo nggak akan siap dengan kenyataan yang ada." Cherly tersenyum sinis. "Soon. Lo bakalan ngerasain apa yang Aulia rasain. Patah hati. Denger baik-baik ucapan gue, Wa. Nggak akan lama lagi Riana akan ketauan juga busuknya kayak gimana."

Raskal masih mengingat betul perkataan Cherly tempo hari. Jujur, awalnya Raskal biasa saja karena Raskal pikir, Cherly hanya ingin membuat Raskal termakan omong kosongnya itu agar Raskal ikut membenci Riana juga.

Tapi semakin ke sini, melihat perubahan sikap Riana yang makin aneh. Raskal jadi meragukan pilihannya untuk membela Riana itu.

Raskal bimbang.

Haruskah Raskal percaya dengan Cherly?

"Oy, bro. Udah bel istirahat kali. Nggak ngantin lo?" Beni, teman sekelas Raskal yang paling akrab menyapa. "Ayo lah kalo mau mah. Bareng."

Raskal menoleh, lalu bangkit. Berjalan mendahului Beni keluar kelas tanpa bicara apa-apa. Pikirannya masih kacau. Di satu sisi, Raskal sangat menyayangi Riana maka dari itu Raskal tidak bisa mempercayai apa yang Cherly katakan. Tapi di lain sisi, banyak orang yang bicara dengannya kalau apa yang Cherly katakan benar.

RISALAH HATI [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang