29

345 48 2
                                    

Saat bel pulang sekolah berbunyi, Raskal lekas berjalan menunggu kelas Aulia kemudian menunggu di luar kelas Aulia dengan gugup. Ini sudah hampir satu bulan Raskal dan Aulia menjalani masa PDKT, jujur saja Raskal merasa nyaman bersama dengan Aulia.

Dan lagi, Raskal merasakan sesuatu yang tak pernah Raskal rasakan bahkan dengan Riana sekalipun. Ini rasanya unik. Bagaimana tidak? Ini kali pertama ada perempuan yang membuang jauh-jauh rasa gengsinya untuk menyatakan perasaan dan mendekatinya lebih dulu.

Aulia yang baru keluar kelas melebarkan matanya melihat keberadaan Raskal. "Lho, Raskal? Kamu ngapain di sini?"

"Nungguin lo."

"Cieeeeee... Ditungguin sama pujaan hati tuh!" ledek Cherly yang berada di sebelah Aulia. "Kayaknya, cinta lo nggak bakal bertepuk sebelah tangan lagi deh, Li," bisik Cherly, tapi Raskal bisa mendengarnya karena jarak mereka tidak terlalu jauh.

Aulia menoleh. "Cher.. Kamu tau kan itu nggak mungkin?"

"Kata siapa nggak mungkin?" Raskal menyahut.

"Raskal denger apa yang Cherly bilang?" Aulia terkejut.

Raskal mengangkat bahu, kemudian tiba-tiba meraih tangan Aulia dan menggenggamnya. "Pergi sama gue, yuk?"

Aulia merasa tubuhnya menegang karena ini kali pertama Raskal menyentuh tangannya. "Raskal..?" Aulia merasa kesulitan untuk mengatakan bagaimana suasana hatinya saat ini.

"Apa, Li?"

"Raskal kenapa genggam tangan aku?"

"Karena gue mau melakukannya."

"Kenapa mau?"

"Emangnya nggak boleh ya, cowok megang tangan cewek yang dia suka?"

Cherly tersenyum menggoda, "Cieee Aulia.. Cieee... Sebentar lagi ada yang nggak jomblo nih!"

Aulia menahan senyum, kemudian menunduk malu. "Raskal..."

"Apa sih? Manggilin terus?"

"Aku malu."

Raskal menggeleng geli, kemudian mengacak-acak rambut Aulia. "Lucu banget sih nih cewek."

Aulia tidak mampu menahan diri untuk tidak tersenyum. Perasaan senangnya yang luar biasa tidak mampu lagi untuk tidak diekspresikan.

"Ya udah, yuk pergi," Raskal mengajak Aulia. "Duluan, Cher."

"Iya, duluan ya, Cher," Aulia melambaikan tangannya ke arah Cherly sebelum berlalu dari Cherly.

Cherly hanya tersenyum sambil memandangi kedua insan yang sedang jatuh cinta itu berlalu dari hadapannya.

"Dasar sepupu nggak tau diri!"

Cherly menoleh. Mendapati Riana sedang menatapnya dengan marah sekali. "Ngomong apa lo tadi?"

"Lo! Sepupu nggak tau diri!" Riana menunjuk wajah Cherly dengan jari telunjuknya.

"Gue?" Cherly menunjuk dirinya sendiri, kemudian tertawa, "serius lo ngomong gitu, Ri?"

"Ya emang lo kan?! Eh, Cher! Yang sepupu lo itu gue! Bukan si Aulia! Harusnya lo dukung gue sama Dewa dong! Bukan malah—"

"Malah apa, Seriana Melani?" Cherly menaikkan sebelah alisnya, "nyadar kek. Yang nggak tau diri tuh lo, Ri. Lo pikir, dengan cara lo pacaran sama Iky padahal tiap hari gue curhat soal dia, lo bisa dianggep sebagai sepupu yang baik? Punya otak nggak sih lo mikir gitu?"

"Lo mau Iky? Ambil, Cher! Gue udah nggak butuh! Gue cuma mau Dewa!"

"Lo pikir Dewa masih mau sama cewek kayak lo?" Cherly meledek.

RISALAH HATI [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang