VI

2.1K 180 2
                                    

Pagi yang indah saat bunga-bunga sakura berguguran tertiup angin semilir. Langit biru Tokyo terhampar luar biasa tanpa awan. Suhu naik beberapa derajat dan membuat daratan Jepang menghangat. Burung-burung berbincang seraya mencari makan meski tak terdengar menembus tembok.

Sasuke baru saja menyelesaikan jurnal kesehatan Hinata yang harus ia berikan kepada bagian radiologi. Menutup buku-buku kedokteran yang tebalnya minta ampun lalu bersandar di kursinya. Setelah sepuluh menit berlalu, Sasuke lantas membuka mie instan yang sejak tadi sudah matang. Menjadikan makanan tidak sehat—yang seharusnya dihindari dokter—itu sebagai sarapan sekaligus makan siangnya.

Hari ini menjadi hari libur untuknya. Ia sengaja mengambil cuti seharian bertepatan dengan Hinata yang harus masuk ruang isolasi. Setiap orang setelah dikemoterapi pasti akan masuk ruangan serba putih yang sangat tertutup itu. Tentu karena kemoterapi membuat imun pasien menurun beberapa saat dan menyebabkan sangat mudah terkena penyakit lain, khususnya infeksi.

Alasan liburnya ia adalah karena Sasuke harus menghadiri pelantikan kakaknya sebagai direktur utama sekaligus pemegang saham terbesar Uchiha corp. Dan untung saja dua orang dokter magang bisa menggantikan Sasuke dalam mengontrol kesehatan pasien.

Ya, Fugaku menyerahkan bisnisnya kepada sang sulung. Sedangkan Sasuke dibebaskan untuk melakukan semua hal semaunya. Toh, si raven ini tidak berbuat yang macam-macam selama dia hidup, kok. Malah terlihat lebih membanggakan daripada sepupu-sepupunya.

Ia berdiri untuk bersiap menuju kantor utama Uchiha di Shinjuku. Berpakaian serapi yang ia bisa. Badan atletis Sasuke terbungkus indah di tuxedo abu-abu, ditambah dengan kemeja putih serta dasi senada, juga sepatu pantofel hitam yang jarang sekali dipakainya.

Dia masuk ke garasi rumah keluarga Uchiha untuk menyalakan mobil. Tapi, sebelum kakinya sempat menginjak pedal gas, otaknya mengisyaratkan sesuatu. Ia keluar dan berlari kecil menuju kamarnya.

Sasuke mengambil jas dokter.

Siapa tahu ada sesuatu di rumah sakit. Begitu pemikiran singkat Sasuke sebelum ia menjalankan mobil dan meninggalkan rumah ayahnya yang sangat mewah.

Sepanjang  perjalanan, hanya radio mobil saja yang menemani. Suara lembut Kana Nishino benar-benar menenangkan. Bahkan, si budak cinta Uchiha satu ini membayangkan jika Hinata lah yang menyanyikan lagu itu. Kalian boleh menamparnya, namun sampai kapanpun orang yang sedang jatuh cinta tidak akan menapak dunia.

Wangi apel menguar dari pewangi mobil di depan AC. Sasuke memang bukan tipe yang suka barang imut, tapi ada sebuah gantungan kunci Spider-man versi chibi yang digantungkan di kaca depan.

Tak terasa mobil Mercedes Benz E-Class Coupe E 200 AMG yang baru dibeli setibanya Sasuke di Jepang—sekitar sebulan yang lalu—tiba di gedung parkir Uchiha corp. Mobil 9 juta yen itu terparkir rapi di lantai kedua dekat pintu masuk gedung.

Sasuke masuk dan mendapati banyaknya tamu undangan di sana. Kakaknya memang ada-ada saja. Pesta sebesar ini seharusnya dilakukan pada malam hari, tapi karena kemauan dari sulung Uchiha membuat pesta diadakan siang-siang seperti saat ini. Entah apa yang ada di otak merah muda Itachi.

Aula kantor berada di lantai lima, ini membuat Sasuke harus naik lift untuk sampai kesana. Benar-benar merepotkan.

Banyak kolega dan rekan bisnis yang Sasuke tidak kenal sama sekali. Melihat wajah-wajah tidak familiar membuat pemuda itu kurang nyaman. Dia malah sempat-sempatnya ingin berbalik arah dan tancap gas menuju rumah sakit saat di mobil tadi. Tapi apalah daya, dia tetap punya nama Uchiha sebagai marganya. Keluarga nomor satu dalam ekspor impor, katanya.

THE FALLEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang