-Antara aku, kau dan dia.-
※※※
Riyan telah sampai disebuah tempat yang ia dan teman-temnya sering menghabiskan waktu. Riyan berjalan menelusuri mencari temanya di sebuah ruangan. Tak butuh waktu lama ia melihat teman-temanya yang sedang berkumpul dan asyik mengobrol.
Dan bebrapa hidangan yang mereka sajikan untuk menemani santai mereka, ada sebuah minuman dan beberpa makanan ringan seperti kacang- kacangan dan snack. Riyan menghempaskan dirinya disalah satu sofa panjang sebelah Alex.
" Ada apa kalian menggil gue?" Tanya Riyan dengan wajah datar.
" Rokok," tawar Boy, yang sedang asyik menghisap rokok.
" Gak," jawab Riyan menolak. Entah mengapa Riyan tak bisa mengisap Rokok. Teman-temanya yang selalu menawarkanya, selalu ia tolak halus.
"Ada yang mau nantang kita," cecer Rangga tiba-tiba.
"Maksudnya?" Tanya Riyan dengan penuh kebingungan.
" Maksudnya bro, ada anak baru yang mau nantangin kita buat berkelahi." Sambung Ario dengan raut muka serius.
Riyan tersenyum miring."Yang benar aja kalian. kita kan gak buat masala sama siapa pun, so..., kenapa dia pengen nantang kita?"
"Songong amat tuh anak baru," cecer Alex.
"Anak baru? Siapa?" Tanya Riyan dengan bingung.
"Masak lo gak tau. David Davidson anak baru songong itu." Jawab Alex
Entah berita apa yang baru diterima telinga Riyan, rasanya tubuhnya seakan disambar petir di siang bolong. Riyan meneguk salvianya susah payah. lagi-lagi otaknya tak mampu mencerna pertanyaan itu. Bagimana mungkin, David yang ia kenal sebagai teman masa lalunya masih menyimpan dendam yang begitu mendalam padanya.
" Jadi gimana bro, lo mau terima tantangan itu?" Tanya Alex sambil memukul pundak Riyan.
"Gak, gue gak mau!" Jawab Riyan dengan sangar.
Jelas Riyan menolak itu, ia tak ingin mencari masalah dengan Devan. Sudah cukup dengan masa lalunya yang membuat Devan membenci dirinya seperti orang jahat.
Teman-teman Riyan hanyu menatap kecewa. Sebenarnya teman-teman Riyan sudah memiliki dendan pribadi kepada Devan karna sikap songongnya.
***
Putry menghela nafas berat, hari ini adalah hari yang membosankan baginya. Hari minggu, tak ada yang dikerjakan kecuali berdiam diri dikamar dengan novel dan musik yang bergema di telinga.
"Sayang....!" Panggil Bu Aisyah.
Tok...tok...
Putry yang mendengar itu langsung melepaskan earponenya di telinga dan bangkit untuk membuka pintu kamarnya.Cklek.."Iya bu, ada apa?" Sambut Putry.
"Ada temen kamu tuh."
"Siapa bu, Lora?"
"Bukan lihat aja sendiri."
Putry menaikan alisnya sebelah ia bingung siapa yang menggagunya di hari libur begini. Tak memperpanjang tebak-tebakanya, Putry langsung melihat orangya yang sudah ada diruang tamu.
"Kak Devan," kaget Putry ketika melihat siapa orang itu.
"He hay," sapa Devan yang sadar akan kehadiran Putry.
" Udah lama kak?" Tanya Putry yang langsung mengambil posisi duduk.
" Ehh, enggak baru aja"
"Ada apa kak? ada yang bisa aku bantu?" Tanya Putry sambil menyunggikan senyum.
"Mau ngajak lo keluar,?"
Putry mendadak bingung, ia benar-benar bingung akhir-akhir ini ia dekat dengan orang asing yang baru dikenal. Pertama kak Riyan, sekarang kak Devan yang benar saja ini.
"Hey, mau?" Tanya Devan yang membuyarkan lamunan Putry.
"Eh, iya kak. Bentar ya kak aku ambil tas dulu." Jawab Putry sambil beranjak dari posisi.
Dengan berat hati Putry menerima tawaran kakak kelasnya itu. Putry hanya enggan menolak karna laki-laki itu yang sudah jauh-jauh kemari, lagian bener-benar membosankan jika seharian hanya dirumah saja tanpa kegiatan apapun.
Devan hanya mengangguk dan tersenyum ketika mendengar jawaban Putry yang mau di ajak jalan.
Keadaan hening tak ada yang membuka mulut di antara Devan dan Putry. Putry benar-bener gugup entah apa yang harus ia bicarakan atau sekedar basa basi aja. Sepanjang perjalanan mereka hanya membisu hanya suara klason mobil atau kericuhan jalan raya yang terdengar. Begitu pula Putry hanya menatap kosong kearah jalanan.
Setelah sekian waktu berselang, akhirnya mereka sampai di suatu restoran. Putry hanya mengikuti kemana Devan membawanya.
"Duduk!" ucap Devan sambil menyodorkan kursi.
"Makasih kak."
"Lo, mau pesan apa?"
"Ngikut aja kak." Jawab Putry pasrah.
"Oke," Devan sedikit berbicara dengan pelayan untuk memesan beberapa makanan. Setelah selesai Devan memandang wajah Putry sambil tersenyum. Sontak keadaan itu membuat Putry salah tingkah.
"Kak, kakak kenapa?" Tanya Putry yang merasa risih.
"Eh, emm, gak papa." Jawan Devan gelagapan karna tertangkap basah oleh Putry.
Dringggg...
Dringggg...Suara ponsel bergatar di saku Devan menandakan ada sebuah telepon masuk. "Em, bentar ya," jawab Devan sambil buru-buru beranjak dari tempat untuk mengangkat telepon itu segera.
Putry yang melihat itu hanya tersenyum.
" Hem, apaan?"
"Van mereka gak mau nerima tawaran kita." Sambung seseorang dari seberang sana.
"Hem, Gue udah bisa tebak. Ya udah entar gue kabarin lagi, gue lagi pergi nih."
"Ok van."
Tut...tut...Sambungan telepon terputus. Devan mencengkram ponselya gemas. 'Lihat pembalasaan gue Yan.' Gumam Devan pelan dan melihat kearah Putry dengan senyum penuh trik.
Devan kembali dengan senyuman tipis kearah Putry menandakan ia bahagia dengan semua ini. Tapi nyataya Realita tak sesuai kenyataan. Itu lah ya disebut hidup.
"Eh, soory lama." Ucap Devan
"Iya kak, gak papa," jawab Putry dengan malu-malu.
"Yuk, buruan dimakan."
"Iya kak,"
Setelah selesai acara makan siang Putry dan Devan bergegas untuk jalan-jalan. Devan semakin memburu mendekati Putry, bukan suka pada gadis itu ataupun rasa balas terimah kasihya yang telah di perbuat Putry. Namun, lain tujuanya.
"Gue tau apa yang bisa lo jadikan pegangan balas dendam." Ucap sesorang dengan lirih.
"Siapa?" Jawab Devan.
"Putry, dia cewek yang di suaki Riyan. Dan gue yakin kalo itu juga kelemahan dia"
"Pas, tunggu permainan kita. Karna ini masih belum di mulai." Ucap Devan picik.
Devan teringat oleh omonganya dengan salah satu patner baru. Mungkin banyak trik yang dimiliki Devan sekarang yang masih menjadi rahasia. Dan, siapa orang yang menjadi patner Devan itu masih belum di ketahui jelas.
Ketika Putry dan Devan asyik berjalan menuju parkiran, tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menarik Putry.
"Put, tunggu," panggil dari salah suatu suara. "Kak?"
-----------------------------------------------------------
#AuthorSiapa tuh yang narik. Hehe penasaran?
See you next part guys
Salam manis
Putry hartanti
Ig @Putryhartanti

KAMU SEDANG MEMBACA
DEWANGGA
Teen Fiction[SLOW UPDATE] | Tahap Revisi | Izinkan aku membuka lembraran baru dan kisah manis bersamamu. -Riyan Dewangga- Mungkin bagi Putry hidup nya lebih baik hitam putih, diantara lembaran-lembaran kotor yang jatuh kelumpur dan serpihan yang ha...