~1~

51 21 11
                                    


Mata mu begitu indah sampai aku tak berpaling dari mata indahmu. Jika boleh aku ingin menghentikan waktu sejenak

-Riyan Dewangga-


-----------------------------------------------------------

Hari ini Riyan entah mengapa begitu semangat untuk datang ke sekolah. Itu bisa di lihat dari wajah Riyan yang berseri-seri di pagi hari, sudah bisa di tebak kalau ini efek cinta seperinya dosis nya terlau berlebihan, akibat nya begini nih membuat sesorang bak mabuk ke angkasa.

Riyan berniat untuk mengendarai sepeda motor sendiri, bisanya ia selalu bareng kakaknya dengan mobil. Tapi entah lah hari ini rasanya ia ingin menikmati hidup sejenak.

" Bener loe ga mau bareng gue ?"
Tanya Bima kepada adiknya itu ketika mereka berada di halaman rumah untuk bersiap-siap berangkat.

" Enggak kak." Jawab Riyan singkat.

" Napa loe tumben? kesambet loe baru pagi-pagi juga." Kata Bima yang langsung memasang tingkah kejahilanya.

"Pengen aja." lagi-lagi jawaban Riyan singkat dan tak mau meladeni kakanya yang jahil itu.

" Iya deh, gue duluan ya." Kini bima berpamitan kepada adiknya dan langsung beranjak dari halaman.

Selama perjalanan berselang Riyan sangat menikmati perjalananya. Namun tiba-tiba ia melihat sosok seorang gadis dan langusng ia menghentikan laju motornya tepat di depan gadis tersbeut.

" Hai!" Sapa Riyan kepada Putry.

Putry yang melihat Riyan yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya sontak Membuat Putry terkejut bukan main. Putry menelan ludah begitu susah, rasanya ingin membuka mulut namun lagi-lagi begitu sulit.

" Hai juga!" Sapa putry kembali kepada Riyan dengan wajah sedikit gugup.

" Mau bareng gue gak?" tawar Riyan kepada Putry dengan senyuman tipis di wajahnya.

"Enggak usah kak, aku naik angkot aja." Tolak Putry lembut kepada Riyan.

Entah mengapa pagi ini Putry tidak bersemangat untuk bersekolah, dia tak mengendarai sepeda motor ia malah memilih untuk naik angkot walaupun dia sudah menolak untuk di jemput Lora.

"Yakin gak mau? Sepuluh menit lagi masuk loh." Tawar Riyan kembali kepada Putry sambil melihat jam tanganya sekilas.

Putry masih terdiam di tempatnya, bagimana mungkin dia terus berjalan tanpa memikirkan kalau dia sudah kesiangan. Putry masih melamun di tempatnya tanpa menjawab pertanyan dari Riyan.

" Hello, Hai! Sapa Riyan kembali sambil melambai-lambaikan tanganya kepada Putry, menyadarkan lamunan putry." Ehh iya kak."

"Gimana, mau bareng? kalau enggak aku duluan nih."

"Ya mau kak!" jawab Putry cepet.
Hari ini adalah pelajaran bu Rika, guru super killer. Ia tak ingin di marahi dan di hukum, itu sebabnya Putry menerima penawaran Kak kelas nya itu. Riyan tersenyum tipis, bak keberuntungan sedang berpihak kepadanya.

Selama perjalanan berselang akhirnya mereka sampai di sekolah.
" Makasih kak." Kata itu akhirya terlontar pelan dari bibir tipis putry.

" Oke!" Jawab Riyan singkat sambil membuka helmnya.

" Oh iya, nama?" Tanya Riyan kepada Putry.

selama mereka bertemu sebelumnya, mereka belum berkenalan. Inilah saat nya Seorang Riyan Dewangga memperlihatkan sosok gentle kepada adik kelasnya itu.

DEWANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang