Rasanya baru semalam mama menyampaikan kabar buruk itu. namun entah mengapa pagi ini Dira sudah dihadapkan dengan sesuatu yang tidak pernah ia inginkan.
Dan sungguh banyak hal yang ingin sekali Dira teriaki saat ini juga. Seperti ketika mamanya berbohong bahwa supir tampan yang selalu mengantarnya kesekolah itu sakit.
Karena ia sendiri tahu betul bahwa Pak dodit, cowok jawa yang sudah menjadi supir pribadinya selama hampir 3 tahun itu sangat jarang sakit.Namun hari ini mengapa ia mendadak sakit disaat Dira benar-benar membutuhkannya?
“Dira cepet dong, jangan bikin orang nunggu ih!” itu mamanya. Nyonya designer cantik yang kali ini melipat kedua tangannya didepan dada. Menatap tajam pada Dira.
“mama sengajakan?” Tanya dira dengan wajah kesalnya.
“sengaja apanya sih? Udah syukur Brandon mau datang sepagi ini buat anterin kamu kesekolah..” sekali lagi Dira mendesah lalu menatap kesal kearah mamanya. Dan dari manik yang mengkilat-kilat diwajah penuh make up itu Dira tahu bahwa mamanya sedang berbohong. Paling-paling pak Dodit disembunyikan disuatu tempat didalam rumahnya.
Huh! Licik sekali, pikir Dira.“yaudah, tapi ini yang pertama dan terakhir kalinya! Bilang sama pak dodit ya mah..! kalau sampai dia sakit diwaktu yang gak tepat lagi..” teriak Dira agar jika Pak dodit benar-benar disembunyikan didalam rumahnya, pak dodit bisa mendengar sendiri apa yang Dira katakan.
“aku gak mau ngomong sama dia lagi!” lanjut Dira saat sempat tercenung beberapa detik. Tadinya ia ingin mengatakan Aku pecat dia jadi supir dirumah ini, tapi Dira ingat bahwa ia tidak memiliki hak sepenuhnya soal pecat memecat.
Dan berakhirlah dia didalam sebuah mobil. Disamping seseorang yang bernama Brandon.
“Hai..” sapa orang itu yang hanya dibalas dengan senyum tipis oleh Dira.
“eum, sekolah lo di..”
“lo udah tahu. Jadi jalan aja, gue udah telat” jawab Dira dengan ketus. Menoleh untuk sekedar melihat wajah dari sipengemudi saja tidak ia lakukan. Ia terlalu kesal pada sikap mamanya yang kali ini menjodohkannya dengan teman kecilnya sendiri. Dira jelas sangat ingat jika pria yang kini berada dibalik kemudi itu adalah teman bermainnya sejak kecil. hanya saja sudah sepuluh tahun belakangan ini mereka tidak lagi bertemu sejak Brandon dan keluarganya pindah keluar kota.
“lo ini kenapa sih? Jutek bener” tanya Brandon kemudian. Dahinya mengernyit heran melihat sikap Dira yang begitu dingin kepadanya.
“enggak kok, lagi kesel aja” jawab Dira yang kemudian membuat Brandon mengangguk paham. Namun diam-diam ia mengulas senyum. Ia sangat tahu jika Dira sedang kesal karena ulah mamanya yang tiba-tiba ingin dia dekat dengannya.
“Sepuluh tahun gak ketemu bukannya dikasih senyum manis, malah dikasih tampang jutek gitu” ucap Brandon dengan lirikannya pada Dira, namun yang dilirik tetap membatu.
“hui.. senyumnya mana nih? Senyum dong, gue pengen liat” seru Brandon sekali lagi namun dira tetap saja tidak menggubrisnya. Membuat pria itupun menyerah dengan seulas senyumnya. Baginya Dira terlihat lucu dengan ekspresi kesal seperti itu.
oOo
Seperti hari-hari biasanya. Dira dan Hanin duduk semeja dengan dua manusia kembar, sahabatnya sejak SMP –Fanni dan Sanni. Dua manusia yang cerewetnya minta ampun. Meskipun mereka berempat tidak sekelas tetapi mereka selalu menyempatkan bertemu dikantin saat jam istirahat tiba. Seperti saat ini, ketika sanni sedang heboh-hebohnya bergosip tentang artis idolanya yang katanya dapat tawaran main film diluar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dennis & Dira
Teen FictionSebab khayal selalu dapat mengantarkan kita pada rasa bahagia. Seperti bahagia yang terukir pada diri sepasang remaja dalam cerita ini. Ketika malam-malam mereka terisi penuh dengan obrolan tentang masa depan, memenuhi untaian kalimat dengan rasa op...