LYR: kau pantas melakukannya

2 1 0
                                    

>
>
>

Disetiap pagi Zeze sudah tidak besemangat lagi seperti hari-harinya dulu, ia merasa lelah sangat lelah akhir-akhir ini sudah hampir satu minggu ia terus melayani Dante menjadi asistennya dari mulai mengantarkan makanan membawa tasnya dan bahkan menulis semua tugasnya ia lakukan setiap harinya. Ia terus berpikir sampai kapan ia seperti ini, terlintas dipikirannya ia ingin membunuhnya saja, namun itu tidak mungkin ia lakukan.

Sesampainya disekolah Zeze tidak langsung pergi kelasnya, ia harus melaksanakan tugasnya menunggu Dante setiap hari diparkiran hanya untuk membawa tasnya menuju kekelas.

Waktu sudah hampir jam tujuh namun Dante belum datang juga. Zeze terus melihat ponselnya barang kali ada kabar bahwa Dante telah wafat namun, ia sama sekali tidak mendapatkan kabar apapun. Ia terus mengetikkan pesan kepada Dante memastikan apakah iya datang atau tidak kesekolah, karena pagi ia ada jam pak fajar ia merupakan salah satu guru killer disekolah ini. Namun lagi dan lagi tidak ada balasan disana.

"Aku tidak peduli kau datang atau tidak, tapi aku harap selamanya kau tidak muncul lagi di muka umi ini." Zeze berbicara pada diteleponnya. Lalu ia pergi dari tempat itu.

"Siapa yang menyuruhmu untuk pergi." suara dingin itu bergema dengan sangat jelas.

Saat zeze mendengar suara dingin itu, ia tahu siapa orang nya. Orang yang palingmenyebalkan yang telah merusak setengah kehidupanya. Ia berhenti dan berbalik ke arah suara itu berada.

"Siapa yang menyuruhmu untuk pergi." suara dingin itu semakin mendekatkah langkahnya dan Zeze membalikkan badannya.

"Suruh siapa kau lama, ini sudah hampir masuk kelas."

"Kau seharusnya menungguku sampai aku datang bukankah begitu perjanjiannya nona.'' cetus Dante.

"Sudalah, cepat berikan ranselmu. Aku buru-buru pagi ini aku ada jam pak fajar jika aku terlambat aku akan mati.''

"Aku tidak peduli dengan itu." Zeze mengambil dengan paksa ransel Dante lalu ia berlari agar tidak terlambat.

"hay!! cih,,,, dasar tidak tau sopan santu."  Dante pun ikut berlari untuk mengejar Zeze.

Sesampainya diruang kelas Dante. Zeze masuk begitu masi dengan berlari menuju tempat duduknya.

"Aku sudah melakukannya, dan aku harap ini hari terakhirku kau perlakukannku sepereti ini." Jelas Zeze saat Dante sampai di ruangkelasnya.

Semua orang yang berada disana hanya bisa menatap mereka berdua dengan tatapan ingin tahu dengan apa yang terjadi dengan mereka akhir-akhir ini.

"Ada apa lagi dengan kalian." Leon seakan mewakilan teman-teman sekelasnya untuk menanyakan hal itu. Dante yang mendengar Leon mengatakan hal itu ia hanya menatap Leon lalu duduk di kursinya.

Di tempat lain, Zeze yang tengah berlarian untuk menuju kelasnya, saat sesampainya di ampang pintu ia merasa kakinya lemas karena pak Fajar sudah berada disana. Zeze mengetuk pintu meminta izin kepada sang guru itu agar ia bisa masuk, namun yang ia dapatkan sesuai dengan dugaannya.

"selamat pagi pak."

"masuk.''

"Terimakasi pak." Zeze merasa mungkin ini keberuntungannya karena pak  Fajar mengizinkannya masuk. Saat ia hendak berjalan ke tempat duduknya suara dingin menusuk tulangnya.

"Mau kemana kamu?. Siapa yang menyuruhmu duduk disana" sontak saja semua murid terdiam dan pandangannya mengarah kearah zeze. Zeze yang melihat sekelilingnya melihat kearahnya dan ia berbalik badan.

"Aku." Zeze menunjuk dirinya sendiri.

"Iya kamu. Siapa lagi yang terlambat disini." Bentak pak fajar.

Last Young RenegadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang