LYR: Semuanya dibikin lumit

1 1 0
                                    

Hari semakin sore, sang senja telah menampakkan batang hidungnya. Namun kedua orang ini sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya. Mereka berdua bercanda gurau di depan sang senja itu. Membuat siapa pun yang melihatnya pasti ikut tertawa dan terbawa suasana oleh kenyonyolan mereka.

Dan akhirnya mereka berdua pergi menuju parkiran untuk beranjak pulang karena hari sudah  mulai gelap. Saat Leon hendak keluar dari parkiran sempit itu, tanpa sengaja ia menambrak sebuah motor yang terpakir di depan sebuah cafe itu.

"gubrak" suara motor itu terjatuh beserta makanan yang ada pada box besar di belakangny pada moyor delvery itu.

Dante  yang ada di dalam mobil itu tersentak dan melihat kearah leon menunjukan wajahnya yang seakan mengatakan " Apa yang terjadi".
lalu mereka berdua melihat ke arah belakang mobil dan melihat seorang gadis yang sedang berdiri bengong disana.

" shit" leon mengumpak saat hendak ingi keluar dari mobil.

Ketika Leon mendekat dan ikuti juga oleh Dante kearah gadis itu untuk melihat seberapa parah motor yang ia tabrak. Baru tiga langkah seorang gadis itu mulai berlari dan mendakati mereka dengan wajah yang siap ingin meledakkan amarahnya.

"Apa kalian tidak bisa mengendarai mobil. keluar dari parkiran saja menabrak motor orang. kalau kalian tidak bisa mengendarainya maka jangan mengendarai."
"Kalian sudah membuat motorku rusak parah dan semua makanan yang ingin aku kirim ke pelangan semuanya hancur .ah sial!." lanjutnya.

" Loh kok loh si yang marah, harus nya kita dong yang marah. Gak bisa liat ya semua yang terpakir disini adalah mobil, tidak ada motor yang parkir di jalan ini." Kesal Dante yang tangan yang menunjuk tempat ini agar gadis itu bisa melihatnya bahwa parkiran ini semua mobil tidak ada motor pun yang terpakir di sepanjang jalan ini.

"Rusak motor lo gak seberapa dengan mobil kita yang lecet karena motor lo."

"Apa?! lo pikir rusak motor gwe gak seberapa, lo gak liat box yang tadinya ada di atas motor gwe sekarang terlepas, belum lagi semua makanannya hancar berserakan. lo hanya lecet segini aja lo bilang parah. dasar ya lo." balasnya.

"Apa lo..."

" ok begini saja biar kita impas dan kita juga sama-sama salah, saya akan bayar kegurugian motor mbaknya supaya clear dan masalah ini tidak  di perpanjang lagi. bagaiman?" Cetus Leon.

" ok gwe setuju"

" yon lo gimana si, jangan percaya aja dong sama Dia. Bisa aja ini cuman akal-akalan dia doang . Banyak tau gak orang PENIPU kek dia" tegas Dante.

"Dasar ya lo. Gak tau diri bukannya minta maaf lo malah ngehujat gwe. Gak di didik ya lo sama orang tuanya" Balas cewek tersebut.

Dante yang mendenggar kata tersebut makin murka dan wajahnya merah padam. Leon yang menyadari perubahan pada Dante ia segera menyeret gadis itu untuk berbicara empat mata untuk menyelesaikan masalah ini.

Leon paham apa yang akan terjadi selanjutnya jika gadis itu terus berada disana, Karena dia telah menyebutkan kata-kata yang sangat berbahaya dan kata-kata yang sangat di bencinya.

" jadi bagaimana mba" cetus Leon setelah membujuk gadis yang ia tabrak motornya itu.

" ok tidak masala. Sebenarnya gwe gak mau masalahnya tambah pajang, gara-gara teman mas gwe jadi emosi."

" gwe minta maaf untuk soal itu, dia emang tempramen. Sekali lagi maaf ya mba."

" ok . ayo sini bantu berdiriin motor gwe"

Setelah mereka berdua bernegosiasi lalu mereka berdua membereskan tumpahan makanan yang ada di atas jalan tersebut. Dante yang saat itu melihatnya, Dia membalikan badannya dan masuk kedalam mobil tidak peduli apa yang mereka lakukan.

Masi dengan muka muramnya dan Leon masuk kedalam mobil untuk segera bergegas pulang karena suasana mobil tidak mengenakkan lagi.
Leon tidak berani bertanya kepada Dante karena dia sudah tau jawabanya pasti karena gadis itu menyebut orang tua  yang membuat ia seperti ini. Selama perjalanan mereka hanya dia diam.

" ok sudah sampai,... oh ya Dan untuk party ulang tahun cleo besok gwe jemput ya " kata Leon sebelum Dante benar-benar keluar dari mobil. Namun orang yang di ajak bicara tidak menjawab apapun dan langsung masuk kedalam rumah.

Saat Dante masuk kedalam rumah ia melihat orang yang tengah duduk di sofa yang sedang sibuk mengetik di layar besar yang persis seperti telepon seluler itu. Dante tau itu adalah Ayah nya, ada apa Ayahnya pulang lebih cepat dan seakan-akan dia menunggunya. Dante  berjalan begitu saja melewati Ayahnya yang tengah duduk itu untuk menuju ke kamarnya.

Namun baru hendak melangkah menaiki tangga ia mendengar seseorang berbicara " Dasar anak tidak tau di untung, tidak tau sopan santun. Bahkan ada orang tua yang duduk di sofa aja dia tidak memberi hormat." kesal Ayah Dante.

" cih.. Apakah pantes memberi hormat kepada orang yang sudah menelantarkan keluarganya." setelah itu ia melangkah menuju kamarnya. Dia tidak menghiraukan Ayah nya yang tengah marah padanya. Dan semakin keatas tangga dan masuk kekamarnya suara itu tidak tedengar lagi.
*
*
*
Dante yang sedang sarapan pagi dengan lahap. Tiba-tiba saja ia tidak bernafsu makan lagi saat mendengar suara langkah kaki menuju ke meja makan. Dante siap-siap bergegas dan mengambil tas yang ada di sebelah tempat duduk nya dan berpamitan ke wanita paru baya itu tidak lain ia adalah pembantu yang mengurus Dante.

Wanita paruh baya itu tidak merasa enak hati kepada tuannya. Dan tidak lama kemudian tuannya berbicara kepada dante sebelum Dante sepenuhnya mennggalkan ruangan itu.

"Ayah akan menikah bulan depan, Kamu harus dateng saat itu. Tidak ada alasan untuk menolak" Sabil mengoleskan selai kacang ke roti itu lalu memakannya.

Namun Dante pergi begitu saja dan tidak mengubris perkataan ayahnya. Ada sedikit jijik untuk mendengarkanya apa lagi meresponya. Berani sekali orang tua itu mengantikan mama begitu saja, setelah meninggal karena dia yang memberi rasa sakit pada mama dan akhirnya dia pergi begitu saja meninggalkan mama pada masa kristisnya. Mama meninggal karena serangan jantung karena mama tau ayah selingkuh dengan teman bisnisnya.

Sakit rasanya jika teringat akan itu. Dante berusaha menahan amarahnya, saat dante ingin benar-benar keluar dari ruangan ini orang tua itu mengatakan" Ayah akan menikah dengan tante Dona." lanjutnya.
" Aku tidak peduli dengan anda, dan itu bukan urusanku" dante pergi meninggalkan ruangan itu dan masuk dalam mobilnya.

Mendengar perkataan terakhir yang ayahnya lontarkan itu membuat Dante merasa sakit dan semakin marah. Saat ini mobil yang dante kendarai melaju sangat cepat, namun bukan ke arah sekolah melainkan ke arah pemakaman.

Dante menuju kearah pemakaman dimana ibunya dimakam kan disana. saat sampai tepat di makam ibunya, Dante meneteskan air matanya.
" Ma maafin Dante... Dante benar-benar tidak bisa menjaga ayah. Seperti apa yang mama inginkan."
"Dante tidak mau ma.. ayah menikah dengan orang yang sudah membuat mama seperti ini. Ayah akan menikah dengan tante Dona bulan depan ma. Dia orang yang sudah menghancurkan rumah tangga mama dan ayah. Dante tidak tau apa yang harus Dante lakukan ma"  lanjutnya.

Dante begitu terpukul dan sedih, kenapa ayah memilih perempuan itu.
perempuan yang sudah menghancurkan kehidupan keluarganya. Sampai kapanpun aku tidak mau ayah menikah dengannya. liat saja apa yang akan saya lakukan di pernikahan kalian.

.
.
.
.

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang melaksanakannya.
semoga puasanya full ya gak bolong-bolong kek hati dia.

Sekkian lama akhirnya bisa update lagi karna kemarren sempet akun wp aku gak bisa kebuka hihiihi

Last Young RenegadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang