𝙁𝙖𝙡𝙡 𝙊𝙪𝙏 (𝐨𝐧 𝐫𝐞𝐦𝐚𝐤𝐞)

🍁 3 FO

🍁Fall Out🍁
_____________________

             Empat hari berlalu dari kejadian hari itu berlangsung, Jisoo masih enggan menemuinya dan selama itu pula Jisoo tak lagi duduk di teras depan rumahnya,

Jin kembali teringat kejadian 2 hari yang lalu, saat ia masih mencoba datang ke rumah itu.

Flashback On🍁

Entah untuk keberapa kalinya Jin mengetuk pintu tua bernuansa putih itu dengan sabar,

Beberapa menit berlalu, tetap saja tak ada balasan,

Kemana perginya seisi rumah?

" Permisi.." lagi, Jin kembali berseru sopan,

Punggung jemarinya  kembali ingin mengetuk papan datar itu, namun terhenti tat kala indranya mendengar suara pekikan dari dalam sana,

"Akkh!...ayah tolong hentikan! Kau bisa melukainya!"

Teriakan itu cukup jelas di telinga Jin, itu terdengar seperti suara Jisoo

Rasa cemas bercampur penarasan mendorongnya tuk coba membuka pintu,

Aksi itu belum tersampaikan kala  seorang Pria lebih dulu keluar dengan muka sangar yang menakutkan,

Jika netra Jin tak salah menangkap,  ada sedikit bekas percikan darah di wajah putihnya,

sebelah tangan sang pria memegang botol Bir yang terdapat pecahan runcing bagian diujungnya

Menakutkan? Tentu saja,

Jin bahkan sampai memundurkan  langkahnya karena terlalu terkejut,

"Ada masalah apa?!" Tanya pria itu menahan geram

Astaga! Harusnya ia lah yang  menanyakan hal itu bukan??

"A...aku, aku ingin mencari Jisoo, aku temannya"  Jin berusaha menelan ludah,  tak kuasa menahan takut kala bersitatap dengan pria sangar itu,

Tatapan matanya menghunus, tak ada guratan kehangat di sana,  Badan tegap, dan rahang tegas, membuat image sangar itu semakin terlihat.

"Ada urusan apa kau dengan putriku?! Lebih baik kau pergi sekarang! jangan pernah menemuinya!" Satu ancaman yang Jin dapatkan,

Tunggu, apa?! Putriku?!

Berarti yang sedang di hadapan Jin sekarang adalah Ayah...

Jisoo?!

Dengan menelan gugup serta berusaha untuk tetap tenang, Jin kembali berucap
"a..aku hanya ingin bicara sebentar"

Seutas senyum miring kemudian terlihat dari bibir kehitaman pria itu, dengan intonasi tajam ia menukas,

"Bocah sialan!  Pulanglah ke rumahmu  sebelum aku melakukan hal yang tak kau inginkan!" Pria itu menaikan botol miras di genggamannya,