AWAL DARI SEMUA

71 49 20
                                    

Selamat membaca*,*
________________________________

Menyeramkan, itulah satu kata yang terlintas di dalam benak Lily tentang keadaan dalam rumah itu.
Hanya ada Sofa, karpet yang mengalasi lantai rumah dan satu tempat perapian.
Lily yang masih saja ketakutan dengan erat memeluk lengan kekasihnya, hujan diluar sangat deras berpengaruh pada suhu.

"Bagaimana jika si pemilik rumah marah?" tanya Lily dengan mengancingkan jaket Jack.

"Tenang saja, sepertinya rumah ini sudah tidak digunakan lagi, lihat saja dari keadaannya. Berdebu," sanggah Ana, menyapu Sofa dengan telapak tangan lalu mendudukkan tubuhnya disana.

Keadaan kembali sunyi, hanya hujanlah yang bersuara, diiringi dengan bunyi kodok. Entah apa yang mereka senandungkan.

Jack dan Chard yang tadi sempat pergi kebelakang rumah itupun kembali dengan membawa kayu bakar, lentera yang digunakan untuk menerangi rumah itupun dapat membantu untuk melihat.

"Darimana kalian mendapatkan kayu bakar itu?" Tanya Ana dengan mengambil sebatang cokelat dari dalam tasnya,membuka bungkusnya, lalu melahapnya.

"Di belakang rumah." jawab Chard sembari menumpukkan kayu itu di tempat perapian dan membakarnya.
Perlahan lahan suhu ruangan itu sedikit menghangat, walaupun lobang-lobang kecil yang terdapat di dinding rumah itu masih memberikan rasa dingin.

Malam telah menjemput waktunya. Mereka mengeluarkan barang yang akan digunakan untuk malam itu seperlunya saja. Jack membaringkan tubuhnya disebelah Lily yang tengah sibuk dengan kancing tasnya yang tidak bisa tertutup.

"Jack.... tolong!" ucap Lily dengan sedikit kesal karena tidak bisa menutup tasnya itu. Jack mendesah, kenapa Lily bersikap seperti anak kecil?

"Aku akan tidur di sebelah Chard. selamat malam, sayang." Ucap Jack lalu beranjak menuju tempat Chard berbaring dengan berbantalkan Tas nya sendiri.

Lily berbaring di sebelah Ana yang sibuk berkutat dengan Ponsel milik Chard.

"Ana, menurutmu rumah ini milik siapa?" Tanya Lily dengan mengangkat tangannya menunjuk langit-langit rumah itu.

"Tidak tahu," jawab Ana singkat,mematikan ponselnya lalu memejamkan mata. Di dalam kesunyian, Lily seperti mendengar seseorang tengah merintih. Takut, itulah kata pertama yang mendominasi perasaan Lily saat itu. Lily menarik selimutnya hingga ke kepala dan tenggelam dalam pulau mimpi.

Pukul 00.20

Lily terjaga dari tidurnya, merasa bahwa ia perlu ke kamar mandi. Sejenak ia meraba tempat di sebelahnya tidur dengan maksud awal hendak membagunkan Ana, meminta Ana untuk menemaninya mengeluarkan isi kantung kemihnya yang sepertinya akan meledak. Namun tidak ada siapa-siapa di sebelahnya. Sontak saja Lily menajamkan penglihatannya, dan benar saja, tidak ada siapapun di sebelahnya. Lily mendudukkan badannya dan melihat Chard tengah tidur dengan tenang, namun ia tidak mendapati Jack, sama halnya dengan Ana.

Lily tidak sanggup lagi menahan rasa sesaknya,tanpa berfikir lagi, Lily keluar dan menumpahkan isi kantung kemihnya.
Setelah lega, Lily kembali lagi ke ruang tengah, tempat mereka tidur. Ana dan Jack belum nampak.

Samar sama Lily mendengar gelak tawa yang sepertinya dikenali oleh indra pendengarannya. Lily mengintip dari lobang kecil yang terdapat pada dinding rumah itu.

Lily terus memicingkan matanya, mencari sosok dari sipemilik gelak tawa itu, dan betapa terkejutnya Lily melihat Ana tengah duduk dengan bersandar kepada seseorang. Itu adalah Jack!

"Jack,.. Sampai kapan hubungan kita harus seperti ini?"

"Sayang, semua akan indah pada waktunya, bersabarlah."

RICH ✔ [OC TERFAVORIT CloverEvent🏆]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang