TRAGEDI (3)

52 37 4
                                    

Selamat membaca para pembaca yang suka membaca:v
Jangan lupa Vote and follow akun PutKa:)
_________________________________________

Lily menatap wajah Jack yang menunduk lemas, tubuhnya banyak mengeluarkan darah akibat luka tebas yang dibuat oleh Lily di kakinya.

Lily mengusap keringat yang keluar di wajah tampan Jack, alis Jack saling bertautan akibat menahan sakit. Bibir tipis Jack bergetar.

"Bu.... bunuh saj....a aku, Ly!" pinta Jack putus asa. Namun Lily menempelkan jari telunjuk nya di bibir pucat milik Jack.

"Ssssstttttt, Lily menyuruhku untuk menyiksamu terlebih dahulu Jack," bisik Lily dengan senyum seringainya.
"Lily tidak mungkin seperti itu! Lily wanita yang baik!! bukan wanita tidak berperikemanusiaan sepertimu!!" ucap Jack dengan sedikit mengangkat wajahnya.

Bukannya marah atau merasa tersinggung, bahkan Lily tertawa mendengar ucapan Jack.

Plakkkk...

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Jack hingga membuat mulut lelaki itu mengeluarkan darah.
"Jika Lily wanita baik, kenapa kamu menyakitinya?" tanya Lily dengan mata yang melotot hingga terlihat akan meloncat keluar dari tempatnya.
Jack hanya diam. Ucapan Lily itu lebih keras daripada tamparan yang ia layangkan ke wajahnya.

"Lily sangat mencintaimu, Jack. Ia menaruh harapan padamu!!" sambung Lily dengan memainkan pisaunya di kulit lengan Jack.

Lily mengambang! Sama tinggi dengan Jack yang digantung dengan tali. Lily terus memainkan pisaunya di lengan Jack dengan lihai, tidak memperdulikan erangan Jack yang memilukan, ataupun teriakan Chard yang sudah muak dengan semua perilakunya.

Lily menguliti kedua lengan Jack, menciptakan rasa yang teramat sakit.

"Sekarang kamu sama sepertiku dulu, Jack. Kamu akan mati tanpa kulit!!"
Ucap Lily diiringi tawa mengerikannya.

Lily kembali menginjak lantai rumah yang terasa dingin. Lily menyayat paha Jack yang tertutup celana dengan pisau yang lebih besar. Jack seakan-akan menjadi kelinci percobaan dibuatnya.
Nyawa Jack sudah di ujung ubun-ubun, darah yang dikeluarkan tubuhnya terlalu banyak.

"Katakan Maaf pada Lily, Jack!!" suruh Lily dengan mendorong tubuh lemah itu dengan kepalan tinjunya. Tubuh Jack yang lemah itu terayun kesana kemari.

"KATAKAN MAAF PADA LILY, JACK!!!"
Pekik Lily mengulangi kata-katanya.

"Ma....afkan ak....u, Lily...." ucap Jack terputus-putus.
Lily tersenyum puas mendengar ucapan Jack.

Lily mengangkat pisau yang sangat tajam itu dengan tangannya, mengayunkannya tepat di leher Jack.

Bluuuk....

"TIDAAAAAAKKKK!!!  JACK!!!" pekik Chard yang melihat kepala Jack jatuh dan menggelinding tepat di bawah kakinya. Jack mati dalam keadaan lebih mengenaskan. Tubuh yang dikuliti, jari kaki yang terputus, dan ditambah kepala yang terpisah dari tubuhnya.
Mata Jack melotot, seakan-akan tengah menatap ke arah Chard.
Rasa takut Chard sudah berada pada level terakhir, ia meronta sejadi-jadinya.

Lily yang melihat kepala Jack dengan senyuman puas,mengambilnya dan meletakkan kepala yang tak berdaya itu di meja bewarna kusam yang terletak di dekat mereka.

"Mau mengucapkan kalimat selamat tinggal untuk Jack, Chard?" tanya Lily dengan mengangkat kepala itu dan menyodorkan di depan wajah Chard. Darah dari kepala Jack terus menetes membasahi Celana Chard.

"AAAAA... AAAAAA... AAAAAA!!!"
pekik Chard ketakutan, ia terus menjerit ketakutan.
Chard mencoba menutup mata, namun entah mengapa Chard merasa kelopak matanya susah sekali dikatupkan hingga akhirnya ia menyerah untuk menutup mata.

Lily meletakkan pisaunya di meja, lalu melangkahkan kaki mendekati Chard lagi.

"Ly, kenapa kamu melakukan semua ini?" tanya Chard dengan bibir bergetar menahan takut.

Lily tersenyum, "Aku bukan Lily, Chard. Aku adalah Rich!"
Jawab Lily dengan nada datar.

"Ri.. Rich?" ulang Chard, Lily mengangguk.

"A...pa salah mer....eka Rich? Kenapa kamu mel....akukan sem...ua ini?"

"Aku hanya membalaskan rasa sakit hati yang belum kamu rasakan Chard, mereka mengkhianati kamu dan Lily! Kamu bodoh!!" ucap Lily dengan sedikit membentak, Chard hanya diam seribu bahasa.

"Maukah kamu dan Lily berteman denganku,Chard?" tanya Lily menyentuh wajah Chard yang berkeringat.

"Ber... teman?" ulang Chard seperti burung beo. Lily mengangguk dan tersenyum. Mata Lily tak lagi bewarna Hitam, iris matanya kembali bewarna biru.
Chard menatap mata milik Lily, entah mengapa Chard merasa bahwa Lily berusaha menyampaikan sesuatu,namun terhalang. Tubuhnya telah dikendalikan oleh Rich.

"Maukah?" tanya Lily dengan sedikit mendesak.
"Berteman di alamku!!"

"Tidak.... Aku tidak mau, Rich!" tolak Chard.
Lily yang merasa ajakannya ditolak itupun memajukan langkahnya. Matanya berubah lagi bewarna hitam, tampaknya Rich marah besar.
Tangan dan kepalanya bergerak tak karuan menimbulkan suara seperti tulang patah.

"kamu harus mau,Chard!!" paksa Rich yang merasuki tubuh Lily.

"TIDAK!!! AKU TIDAK MAU!!! TIDAAAAKK!!! TOLONG, LEPASKAN AKU!!!!"

"LEPASKAN!!!! TOLOOOOONG!!!"

Lily menyeringai ke arah Chard yang tengah meronta ingin melepaskan diri. Lily mengangkat kedua tangannya dan menggantungkan di udara. Bersamaan dengan itu, seluruh benda tajam melayang-layang di samping kiri kanan Lily, seperti pisau dapur, garpu, parang, dan lainnya.

"Apakah kamu mau berteman denganku, Chard?" ulang Lily dengan senyum seringainya, menampakkan gigi taring yang merah akibat darah.

"TOLOOONG!!!! TIDAK!! AKU TIDAK MAU BERTEMAN DENGAN SETAN SEPERTIMU!!! TOLOOOOONG!!!!"

Lily mengeram marah, mengangkat kedua tangannya lebih tinggi dan mengarahkannya ke arah Chard yang tengah meronta, dan saat itu juga benda-benda tajam itu melayang mengikuti arah tangan Lily dan menusuk tubuh Chard dalam hitungan detik.

"AARRRRRRGGGGHHHH!!!" pekik Chard merasakan tubuhnya ditusuk oleh benda-benda tajam itu.

Chard terbatuk darah, garpu yang menusuk mata kanannya itu membuat ia hanya bisa melihat sosok Lily yang tengah menyeringai dengan mata kirinya walau sedikit kabur, namun cukup terlihat.
Beberapa pisau menusuk dada dan perutnya, begitu juga dengan parang yang menusuk dadanya hingga menembus kursi yang ia duduki.

"Bagaimana Chard?" tanya Lily dengan sedikit membungkuk untuk melihat Chard yang nafasnya sudah mulai melemah.

Chard menyangka bahwa Kematian Ana dan Jack adalah kematian yang mengenaskan, namun Dirinya sendiri mati dengan cara mengenaskan pula.
Darah terus mengalir di tubuh Chard, mengubah kaus putih yang ia pakai menjadi warna merah.
Sedetik kemudian tubuhnya tidak dapat bergerak lagi,pandangannya gelap dan nafasnya berhenti. Chard menyusul Ana dan Jack.

Lily tersenyum puas melihat korbannya mati dengan cara mengenaskan seperti itu. Lily kembali mengusap kepala Chard yang tertusuk Gunting yang dibawa oleh Ana, sembari berkata...

"Mimpi indah, Chard!" ucap Lily yang diteruskan dengan tawa mengerikannya.

_______________________________________

Hiyahiya aku tau kok...
Ceritanya gak se serem yang kalian fikirkan:"

Tapi jangan lupa Vote ya:)

Salam manis

PutriKaloka dan Rich!

RICH ✔ [OC TERFAVORIT CloverEvent🏆]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang