10•KimTaehyung

385 53 3
                                    

Kim Seokjin × Kim Jisoo
Warn!!
Typo's

S u n y i

Kaki Jisoo melemas seperti jelly,
Ia tak pernah menyangka hubungan pertamanya akan menjadi seperti ini.

Kim Taehyung, lelaki pertama yang membuatnya merasakan apa itu cinta, justru telah mengajarkan apa itu patah hati kepadanya.


Flashback.

"Jisoo kenalkan ini kekasihku—

—Kim Taehyung"

Jisoo terkejut bukan main, disana berdiri seorang Kim Taehyung dengan senyum yang selalu ia tunjukkan pada Jisoo.

"Oh, hai Jisoo, perkenalkan namaku Taehyung" Ujarnya memperkenalkan diri.

Jisoo mematung, ia bahkan tak membalas jabatan Taehyung, Jisoo hanya sedang berpikir siapa orang didepannya, bagaimana Taehyung bisa berkata seolah olah mereka tak kenal satu sama lain.

"Jisoo?" Panggil Irene menyadarkan lamunan Jisoo.

"Apakah kalian berdua sudah saling kenal?" Tanya Irene setelah melihat reaksi aneh dari Jisoo.

Saat Jisoo ingin mengganguk, namun Taehyung sudah mengalihkan perhatian Irene.

"Tidak bae, aku belum mengenalnya, kami baru bertemu disini" Elak Taehyung, Jisoo hanya menahan air matanya agar tidak terjatuh di saat seperti ini.

Flashback off.

Jisoo berjalan menuju apartemennya. pergi ke bar merupakan kesalahan besar untuknya, pasalnya Taehyung benar benar tak menggangapnya ada disana.

Mereka (irene dan Taehyung) hanya bercumbu ria disana, Taehyung dengan perlakuan manisnya, yang bahkan belum pernah ia tunjukkan pada Jisoo sebelumnya.

Entah sudah berapa bulir air mata yang membasahi pipinya, Jisoo sakit hati.

Jisoo terus berjalan lunglai ke apartemennya, sepertinya.

Ia bahkan telah melewatkan apartemennya tadi, tujuannya hanya satu, ia ingin bahagia, tapi semua telah kandas dibawa oleh Si kim brengsek Taehyung.

Jika boleh ia meminta, ia ingin mati sekarang, tanpa rasa sakit, apakah boleh?

Pandangannya memburam, air mata benar benar sudah menumpuk di sana, ia tak punya tujuan hidup lagi, semua sudah berakhir disini.

Tiba tiba pandangannya melebur, seiiring dengan ambruknya tubuh Jisoo ke trotoar jalan.

'Oh tuhan, apa permintaanku kau turuti?' Batin Jisoo.

Sebelum matanya benar benar tertutup, Jisoo melihat siluet pria dihadapannya, pria itu menyungginkan senyum kemenangan ke arahnya.

S u n y i

Jisoo terbangun, wanita bermarga kim tersebut Meringis kala kepalanya sedikit berdenyut saat ia mencoba bangun.

Dia berada di rumah sakit, Jisoo yakin dengan hal itu, sepertinya tuhan masih menyayanginya, namun tidak bagi Jisoo, ia benar benar sudah putus asa.

Mungkin bunuh diri hal yang baik?.

Dengan menyilet lengan indah di bagian nadinya?

Atau

Gantung diri?

Semua terdengar bagus untuk Jisoo.

Krieeeet.

Bunyi denyitan pintu memenuhi pendengaran Jisoo yang tertutup Hearing aid miliknya.

Jisoo hampir melempar orang didepannya sekarang dengan bantal rumah sakit kalau ia tak mengingat betapa lemasnya tubuhnya.

"Hai Jisoo sayang, sudah bangun, hm?"

Jisoo sedikit memundurkan tubuhnya kala mendengar suara serak milik pria didepannya.

"Hei? Jangan takut sayang, aku tidak akan berbuat apa apa padamu"
Ujarnya, ia sedikit tertawa sebelum melanjutkan ucapannya "Oh, Maksudku aku belum akan berbuat apa apa padamu"

Jisoo menarik napas kasar, kala wajah pria dihadapannya sudah benar benar dekat dengan wajahnya.

Bahkan Jisoo bisa sedikit menghirup nafas milik pria tersebut.

"Jangan takut, hm?"

"Bermain main denganmu merupakan hal yang baik bukan?"

Pria tersebut mengambil sebuah pisau lipat yang tergantung di saku celananya.
Lalu mengarahkannya ke bawah dagu Jisoo, dan sedikit mengoresnya disana.

Jisoo meringis kesakitan untuk yang kedua kalinya, ia merasakan sesuatu seperti air mengalir di lehernya.

Pria tersebut mencolek cairan berwarna merah pekat tersebut, darah.

Lalu mengarahkannya ke hidung Jisoo.

Bau anyir menyeruak ke seluruh indra penciuman miliknya.

"Kau tau apa ini?" Tanyanya seraya memainkan cairan berwarna merah pekat tersebut di telunjuk dan ibu jarinya.

"Ya benar, ini darah, sayang"

Darah tersebut sudah ditempelkannya(?) ke hidung Jisoo, yang membuat sang empunya hidung memundurkan dirinya dan meringis kesakitan karna luka di lehernya terus menerus mengeluarkan darah.

"Kau ingin dirimu mati, benarkan?"
Tanyanya, Jisoo mengeleng, ia tak mau mati di tangan pria busuk sepertinya, Kim Taehyung.

"Kenapa kau tak mati di tanganku saja?"
Taehyung mengarahkan pisau lipatnya tepat di dagu Jisoo dan menusuknya pelan namun tetap menimbulkan goresan luka disana.

"Ayo sayang, memohonlah, panggil pahlawanmu itu, panggil Seokjin, cobalah. Buktikan apakah ia mencintaimu atau tidak?" Tanyanya penuh penekanan.

Demi tuhan, Jisoo bahkan tak sedikitpun memikirkan siapa yang akan menolongnya nanti, yang ia pikirkan hanya bagaimana cara Taehyung mengurus jenazahnya nanti.

Sudah sejauh itu pikiran Jisoo.

Ujung pisau lipat tersebut sudah sampai tepat di pergelangan tangan Jisoo, Taehyung sedikit tertawa dikala Wajah ketakutan Jisoo justru terlihat seperti hiburan baginya.

"Kau ingin langsung dikubur, atau melewati beberapa upacara adat terlebih dahulu?" Tanyanya diselingi beberapa kekehan saat bagian tajam pisau tersebut digoreskannya ke lengan pemudi Kim tersebut.

"Ouh, ku rasa tak perlu upacara adat, kau hidup pun tak ada yang peduli denganmu, sayang"

Jisoo mengelengkan kepalanya ribut, tolong jangan buat ia sakit seperti ini.

"Dan kau tahu, aku tidak mencintaimu, bahkan bulu kudukku selalu berdiri saat memanggilmu sayang, haha"

'Hanya lakukan kemauanmu Tae! Jangan siksa aku lebih lama lagi' batin Jisoo.

Srek.

Mata pisau lipat tersebut berhasil mengores lengan putih milik Jisoo tepat dibagian pergelangan tangan, nadinya. Cairan merah pekat tersebut sudah menetes ke lantai dengan keramik biru bersihnya.

Jisoo dengan setengah kesadarannya, berucap "Seokjin, aku mencintai Seokjin"

TBC


Gantung yhaaa.

Voment, juseeyoong(>y<)

Sunyi{KSJ×KJS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang