Joy or Misery

46 21 2
                                        

Sudah beberapa bulan setelah pernikahan Ayah nya dengan Bunda Theunji. Hal yang Somin rasa kan sekarang bisa di bilang dia bahagia melihat Ayah nya yang kembali memiliki teman hidup setelah perceraian dan akhirnya mendengar kabar duka jika Ibu nya meninggal beberapa bulan lalu.

Bunda Somin juga tidak membeda-bedakan diri nya, seperti yang di lakukan Ibu tiri di sinetron televisi yang sering dia tonton. Bunda adalah sosok wanita yang baik, cantik, sabar, dan penyayang pantas saja Ayah nya ingin mengikat hubungan dengan nya. Tapi biar bagaimana pun dari hati kecil Somin masih merindukan sosok wanita yang membuat nya berada di dunia ini.



____

"Somin ingin ikut tidak ke rumah Ibunya Bunda?"

"Tidak Yah aku ada les kimia pulang sekolah hari ini, tidak papa kan Yah?"

"Iya tidak apa-apa tapi lain kali harus bisa ya"

Gadis itu hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Ayah nya tersebut. Ayah dan Bundanya hari ini ingin mengunjungi rumah nenek tirinya yang hanya beberapa kali di sapanya saat mengunjungi rumahnya. Bunda Somin memiliki satu anak laki-laki yang usia nya berbeda hanya satu tahun dengan umurnya saat ini. Bisa di bilang jika dia adalah Kakak tiri Somin saat ini.


Jam menunjukkan pukul 7 malam, dan Somin baru saja pulang dari tempat les nya. Hanya terlihat suasana seperti biasa, Ayah yang duduk di sofa sambil meminum secangkir kopi dan Bunda yang sedang menyiapkan makan malam kami.

Somin pun berjalan ke dapur untuk mengambil air mineral yang segar. Ketika menuju dapur terlihat seorang pria asing yang sedang berada di dalam rumahnya dengan memegang cangkir yang berisikan kopi panas. Somin tidak mengenal siapa pria itu dan sepertinya orang yang mencurigakan. Somin pun menghampiri pria itu

"Hey siapa kau hah?"

"Hmmm"

Somin bingung dengan jawaban yang ia dengar dari orang asing itu dan tiba-tiba

"Ada apa ini, Yhaesin kau kenapa?"

"Loh Ayah kenal" jawab Somin kebingungan karena rupanya Ayah nya mengenal pria asing itu

"Ini Kakak tiri mu Somin. Dia hari ini menginap di sini, karna Bunda katanya masih kangen katanya"

"Ayah ada apa" suara Bunda yang terdengar dari arah meja makan

"Tidak, Somin ingin mandi bau kambing banget ih Bun"

Suara tawa pun memecahkan kecanggungan di antara mereka.

Oh Somin mulai mengerti rupanya itu adalah anak Bunda Theunji yang sama sekali belum pernah di lihatnya. Saat acara pernikahan Kakak tiri nya itu sedang pergi untuk mengurus rumah tempatnya dulu tinggal bersama Bunda dan Papa nya, sebelum akhirnya Papa nya meninggal dan dia harus mengurus penjualan rumah itu. Jadi sekarang adalah hari yang memalukan bagi Somin. Karena sudah berkata tidak sopan pada Kakak tiri nya yang baru saja ia temui . Sungguh seperti anak yang tidak punya etika.

"Maaf yah Kakak, Somin tidak tahu"

"Iya tidak papa"

Kakak baru Somin sangat tampan. Bah kan dengan sekali pandangan saja semua wanita bisa terpanah melihatnya. Tapi Somin tau kalau itu Kakak nya jadi tidak boleh lelepasan dung.

"Loh kok kamu tidak je kamarmu katanya mau mandi"

"Baik yah. Aku masuk dulu yah"

Somin pun naik ke kamarnya dan mulai membayangkan hal-hal yang cukup aneh. Dan entah kenapa dia bisa terus memikirkan wajah yang baru saja di temui nya tadi. Sudah lah Somin tidak seharus nya kamu begini.

Lupakan lupakan lupakan





























***

Vote, like, and comen
See you next chapter
Bye

***

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang