The End of Lies

39 13 3
                                        

Isak tangis seorang gadis yang terdengar sangat jelas. Menyadari bahwa keputusan sepihak yang diambilnya telah menyulitkan diri nya sendiri. Jika seandainya waktu bisa di putar kembali, mungkin ia tidak akan mengambil jalan hidup seperti yang sekarang ini.

Faktanya semua memori yang ada di kepala Somin sangat-sangat normal. Semua berfungsi dan baik-baik saja. Keputusan yang membuat nya menjalani kebohongan ini kepada seluruh keluarganya tidak terkecuali Ayah kandungnya pun tidak lain hanya lah untuk mengubur perasaan nya pada Kakak tirinya yang juga mencintainya itu.

Adakah masih rasa saling cinta diantara dirinya dan Yhaesin? Atau kah Somin harus terus melanjutkan dramanya ini dan membuat rasa di antara mereka musnah dengan perlahan. Ah semua itu lah yang membuat Somin bimbang dengan perasaannya sendiri.

.
.
.
.
.

Yhaesin yang baru sadar dari alam kegilaan yang dihasilkannya dari minum di tengah malam kemarin. Ia nampaknya baru sadar jika sudah berada di rumah, entah dengan siapa dan bagaimana bisa ada di rumah nya? Yah dia bingung sekarang. Yhaesin pun turun ke bawah untuk meminum sesuatu yang mungkin bisa membuat kepala nya berhenti berputar. Tanpa disangka-sangka di dapur ia saling pandang dengan Adik tirinya itu.

"Pagi Somin" sapaannya dengan canggung

"Oh pagi Kak"

Terlihat Somin sedang memasak nasi goreng untuk sarapan pagi bersama. Bunda pun datang dan membantu Somin menyiapkan meja. Setelah selesai menyiapkan semua nya untuk sarapan mereka sekeluarga pun makan bersama sebelum melakukan aktivitas lainnya.

"Wah nasi goreng nya enak sekali, Bunda yang masak yah?" Tanya Ayah

"Bukan Ayah, Somin yang membuatnya"

"Iya Yah, Somin yang buat seperti yang kita buat saat ingin memasak makan malam untuk Bunda di hari pertama ke rumah" jawab Somin dengan sumringah

Semua mata yang ada di meja makan saat ini sangat terkejut mendengar pernyataaan yang terlontar dari mulut gadis itu. Apakah ini pengaruh dari obat dan terapi otak Somin sehingga ia mulai mengingat semuanya? Atau kah ia memang tidak lupa.

"Somin kau ingat" tanya Ayah gadis itu

"Ayah apa, ah tidak. Aku hanya..... oh seperti terlintas sendiri di pikiran ku begitu memasak nasi goreng ini tadi" jawab Somin sangat gemetar.

Oh tidak bagaimana bisa Somin mengatakan hal itu. Tanpa sadar ia sangat senang saat mengatakannya. Sungguh sudah sangat jelas anak perempuan ini tidak bisa menahan sikap senangnya setiap di puji oleh pria satu-satu nya yang dia punya setelah Yhaesin itu.

"Oh begitu kah" kembali merasa kecewa dan khawatir. Kapan kah kondisi anaknya itu kembali normal.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Mencari udara segar sehabis sarapan pagi dan melakukan sedikit olahraga kecil, tiba-tiba seseorang datang dan menarik pergelangan tangannya.

"Yhaesin oh maksud ku Kakak ada apa?"

"Katakan kenapa kau lakukan hal ini?" Tanyanya tanpa basa-basi apapun

"Apa yang ku lakukan? Apa maksud mu Kak? Aku tidak mengerti"

"Ini semua kebohongan yang kau buat. Mengaku lah sayang jika kau mencintai ku" nada Yhaesin seketika melembut

"Iya benar semua ini ku lakukan karna aku mencintai mu. Dengar AKU MENCINTAI MU, itulah faktanya. Aku bisa melakukan ini agar kita melupakan kisah kita berdua. Yhaesin sadarlah cinta kita tidak bisa di persatukan. Kita berdua tidak di takdirkan bersama jadi ku mohon berhen-" ucapan Somin pun terhenti saat Yhaesin membentaknya

"JIKA KAU MENCINTAI KU DAN AKU PUN JUGA KAN. JADI MARI LAH KITA PERJUANGKAN BERSAMA. TIDAK SEPERTI INI, KAU KIRA AKAN SELESAI JIKA DENGAN MEMBOHONGI KELUARGA KITA DAN AKU" ah semua emosi Yhaesin terlepas saat ini

Oh tidak, entah bagaimana kah akhir kisah mereka. Setelah Yhaesin meluapkan emosinnya dia pun meninggalkan Somin, mungkin untuk lebih menyadari kebohongan yang sudah ia perbuat.

"Yhaesin bagaimana aku harus melanjutkan kisah kita? Aku bingung karna takdir tidak merestui hubungan kita berdua" keluh kesah Somin keluar dari mulutnya dengan sangat frustasi.........

Tanpa disangka oleh mereka berdua, ternyata dari balik dinding teras rumah mereka berdiri Theunji 'Bunda mereka dan jelas mendengar semua ocehan yang mereka masalahkan.

Minjusin pun mendekati Somin dan menanyakan kebenaran yang membuatnya bingung.

"Somin apa yang sebenarnya terjadi?"

"Oh Bunda....... aku-" tanpa sempat menyelesaikan kalimat itu dari mulutnya, Yhaesin datang tanpa disangka

"Biar aku yang jelaskan semua kebohongan yang ia lakukan Bunda, tapi kita tunggu Ayah pulang terlebih dahulu"

TBC*

























***

Don't forget
Vote and Comen
See you next chapter

***

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang