Chapter 1

3.1K 220 2
                                    

Tinit... Tinit... Tinitt —alarm sialan yang selalu bunyi disamping Tony.

Tangan kiri menggapai benda yang membuatnya harus rela menghabiskan pagi indahnya dengan pekerjaannya setelah ini.

Tony dengan Posisi tidur yang tengkurap perlahan membuka sleeping mask nya dengan mata yang masih sayup sayup. Sulit sekalinya bangun cepat saat alarm itu sudah berbunyi.

Hanya mengenakan boxer dan kaos dalam Tony bangkit dari kasurnya —yaaa hari ini hari yang menyedihkan baginya karena si gendut pemilik restoran itu pasti sudah pulang dan akan mengamati secara detail pekerjaan karyawannya.

-Secangkir susu dan cinnamon bake menjadi sarapan utamanya sebelum berangkat. Ia sudah cukup punya energi hari ini bahkan dia sangat siap untuk meladeni mulut si pemilik restoran itu kalau kalau mulai mengajaknya berargumen entah dari masalah pekerjaannya yang tak teliti hingga pekerjaan yang tidak penting bahkan bagi siapapun kecuali si gendut..

Dan anehnya meskipun Tony pandai untuk membela dirinya dan kadang membuat si pemilik restoran itu enggan berkomentar masih belum mau memberhentikan, Tony.

Oww why??

"Hai Tony...!" Sapa temen-temannya yang sudah berada di lokasi dengan memegang tugas mereka masing-masing.

"Hai...!" Tony membalas singkat dengan lambaian tangan cepat dan senyum tipis. Tony jalan mengarah pada suatu ruangan yang selalu digunakan bagi karyawan untuk menaruh barang di loker ya terkadang sebut saja sebagai tempat curahan hati karyawan itu.

"Hai Tony,!" Seseorang memanggilnya dari belakang. Dan dia adalah sahabatnya di Restoran itu bernama Rhodey. Tony yang sadar akan penggilan itu dan menoreh sedikit kebelakang dan kemudian berjalan lagi menuju lokernya.

"Kau tak baca pesan ku?" Rhodey bertanya.

"Belum sempat ku buka ponsel itu, kenapa?" Tanyanya balik sambil menarik baju kerjanya dari dalam tas.

"Mereka tak ingin membebaskan lahan Allyn!" Rhodey memasang wajah khawatir. (Jadi lahan Allyn itu semacam tempat/ rumah singgah bagi anak anak atau orang dewasa yang menderita penyakit Eritematosus Sistemik atau yang sering kita sebut Systemic Lupus)

"Ohhh sudahlah sudah berhenti mengatakan itu.." Tony melangkah menghindari Rhodey ke tempat duduk.

"Tony... Mereka sudah salah tempat, mereka jelas mengambil lahan yang sudah dimiliki sertifikat."

"Dua sertifikat maksudmu?"

Rhodey bertolak pinggang di hadapan Tony yang sedang mengenakan seragam kerjanya.

"Dengar Tony, sertifikat yang di pegang pihak Allyn itu sertifikat legal. Nichole bilang kita bisa mengajukan tuntutan hukum.

"Bagaimana kau bisa yakin surat itu asli?" Tony mendongak ke arah Rhodey.

"Almarhum Mr. Lambert Johnson bertemu padaku sebelum dia menghembuskan nafas terakhir nya. Dan dia meminta ku untuk tanda tangan dalam surat perjanjian tentang pemegangan Serfitikat tempat itu."

"Lalu kenapa anak itu datang dan ingin menuntutnya dengan sertifikat yang sama, Rhodey. Sertifikat itu hanya ada satu yang digunakan dalam kepemilikan sesuatu."

"Bagaimana kalau yang Mr. Jhonson berikan yang asli?"

"Kalau kita punya yang asli kenapa kau harus khawatir?"

"Maka dari itu Nichole meminta kita menuntuk balik dengan surat perjanjian atas pemegangan sertifikat itu." Rhodey menjelaskan. Tony sementara menghela nafas sebelum menanggapi ucapan Rhodey.

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang