Chapter 6

1.3K 166 26
                                    

"Aku sudah membuat jadwal penerbanganmu lusa ke Boston Ms Peggy!" Seorang sekretaris saat di ruangannya.

"Kau juga sudah siapkan untuk wanda?"

"Sudah Miss!"

"Baiklah. Kau bisa kembali ke meja kerjamu!" Peggy memerintah.

Sejak dia tau bahwa Steve hilang di Boston tanpa jejak Peggy memutuskan untuk menyusulnya sendiri tapi wanda sahabatnya tidak menyetujuinya jika ia harus sendirian mencari Steve apalagi ia seorang perempuan maka Wanda dengan menujuk dirinya akan siap menemani Peggy mencari Steve sampai ketemu. Dan beruntungnya Vision sang tunanagan mau menerimanya dengan baik, dan janji Peggy ia akan menemukan Steve sebelum pernikahan Wanda dilaksanakan.

"Wanda... Pesawat kita akan terbang lusa ke Boston!" ucapnya dibalik telepon dengan Wanda.

"Ok aku akan bersiap sedari sekarang!" jawabnya dan tak ada jawaban apa apa lagi dari Peggy, Wanda tau bahwa Peggy pasti masih gelisah meskipun dirinya akan terebang ke Boston lusa untuk mencari calon suaminya itu. "Peggy... Kau harus lebih tenang dalam mengatasi situasi seperti ini. Kita akan mencobanya aku yakin kita bisa menemukan Steve. Dan dia pasti baik-baik saja." timpanya sementara Peggy hanya menatap kearah jendela dengan telpon yang masih digenggamnya.

"I hope so!" balasnya kemudian.

"Aku akan bersiap-siap berkemas. Kalau bisa kau pulang lebih cepat hari ini agar kau juga ada waktu untuk mengemas barang-barangmu!"

"Yess—Wanda aku juga harus membawa Janet ke pet Clinic sebelum berangkat untuk kontrol selagi nanti aku disana.. Right, See you Wanda!"

"See you Pegg!"
.
.
.
.

Sabtu ini begitu cerah di kota penuh sejarah ini, Tony sedang menikmati jatah liburnya apalagi hari ini adalah hari yang spesial baginya kerena ia akan memulai segalanya dengan Potts.

''Hay Potts!"
"Hay Tony... Aku sedang bersiap untuk hari ini, beritahu aku ya jika kau sudah mau berangkat!"
"Pasti... Kau hati-hati saat ke Greenland ya... Akan ku temui kau secepatnya."
"Ok see you Ton..'
"See you Potts"

Tony tesenyum malu saat mengakhiri sambungan telepon. Akhirnya waktu yang ia tunggu-tunggu datang juga ternyata memang Potts menyukainya.

"Siapa nama wanita itu yang membuatmu tersenyum seperti ini!" ledek Steve yang tiba-tiba sudah ada di sudut pintu kamar Tony sambil bersila tangan didada.

"Sejak kapan kau disitu?" Tony berubah judes.

"Tak penting, tapi aku dengar semuanya." timpa Steve.

"Pergilah.. Kau mulai ikut campur." Tony protes namun tak dihiraukan Steve yang berjalan masuk kedalam kamarnya tanpa seijin Tony.

"Kau benar menggunakan dasi itu untuk kencan dengannya sore ini??? Terlalu kuno!" Steve berkomentar dan dia sudah berdiri dihadapan Tony.

"Bagaimana?" Tony teresentak menantang.

"Kau terlihat baru yaa soal seperti ini!" Steve meledek setelah itu tertawa.

"Kau benar-benar mengganggu!" Tony mengusir mendorong Steve keluar dari kamarnya dan menutup pintu kamarnya sedangkan Steve hanya tertawa dibalik pintu. Tony merasa malu di dalam kamar dan ia segera menghadap kaca dan meyakinkan pakaian yang dipakainya.

"Aahhh orang itu.. Sunggu hampir merusak semuanya." Tony bergumam dia mulai merasa ragu dengan dasi yang ia pakai. "Memang agak sedikit mengganggu!" ia melepaskan dasinya dan diam beberapa saat kemudian memutar bola matanya dan balik badan untuk membuka pintu. "Sial!"

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang