Chapter 12

1.2K 145 48
                                    

"Kau masih belum bisa tidak memikirkannya bukan?" wanita ini berdiri di belakangnya saat ia berdiri di balkon rumahnya. Si pria ini hanya menghela nafas panjang.

"Aku masih ingat wajahnya, apa salahnya kalau aku tak pernah bisa berhenti memikirkannya."

"Dia tidak pernah tau bagaimana perasaanmu Jude! Karena kau tak pernah bilang padanya!"

"Ya.. Aku tau, tapi ia memang tak bisa mencintaiku karena ia bukan orang seperti ku."

"Apa kau dulu begitu takut ya? Sampai kau berani kehilangannya. Tapi sekarang kau malah masih memikirkannya. Justru itu kah dulu kau pergi?"

"Bisa dibilang begitu!"

"Baiklah. Jadi sekarang kau mau bertemu dengannya?"

"Harus sekarang." balasnya.
.
.
.
.

"Steve jam berapa Peggy akan datang?" Tony sudah berteriak dari luar kamar Steve yang sedang bersiap di kamarnya.

"Tidak tau, mungkin sebentar lagi!" Steve sudah berdiri di depan pintu.

"Apa cukup untuk sarapan dulu?"

"Cukup kalau hanya roti dan teh saja!"

"Ok baiklah! Ku tunggu kau dibawah ya!"

"Tak perlu, aku juga mau kebawah!" ia menarik tangan Tony.

"Jangan menarikku seperti anak tk begini Steve. Aku masih bisa jalan sendiri!" protes Tony dan Steve hanya tertawa meledek.

"Kalau polisi itu lebih membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan masalamu. Lantas kau masih disini? Bukankah Wanda akan segera menggelar pernikahannya?" mereka sudah didapur.

"Kalau memang masalah ini tidak akan selesai aku akan pulang lebih dulu untuk menghadiri pernikahannya Wanda, kau harus ikut!" Pinta Steve.

"Yang benar saja memang Wanda mengundangku!" balas Tony menuangkan kopi setelah itu ia mengoleskan slai nanas di rotinya.

"Pasti dia akan mengundangmu." jawab Steve percaya diri.

"Lalu siapa yang akan membayarkan tiket dan penginapanku?" dan ia mengigit rotinya.

"Aku, tenang saja!"

"Sigghhh!" dengusnya.

Tak lama suara mobil berhenti di ddepan rumah Tony dan suara ketukan pintu rumahnya sudah terdengar.

"Seprtinya itu Peggy!" Tony menerka, Steve membukakan pintu.

"Moring Babe!" Peggy menyapa Steve lalu mencium bibir dan memberikannya pelukkan kilat.

"Kau sudah siap? Mana Tony!"

"Dia didapur kami baru saja melakukan sarapan pagi. Kau masuk dulu biar aku memanggilnya saja!" Steve meminta.

"Tolong jangan lama-lama Wanda ada di dalam mobil dia pasti menunggu." steve mengangguk setuju.

"Tony, Peggy datang dan ia sudah menunggu kita!" Steve menghampiri Tony didapur.

"Ok baiklah. Aku akan kesana!"

"Tunggu Tones!" Steve menahan tangan Tony saat dirinya baru saja ingin menemui Peggy.

"What?" Tony kembali ke depan Steve dan memberinya tatapan bingung.

"Apa jika masalah ini selesai kau akan menahanku untuk tetap disini?" raut wajah Steve berubah seketika.

"Steve, untuk membicarakan masalah ini sekarang, tidak akan ada gunanya. Tidak tepat waktunya! Kita harus menemui Pegg—"

"Tony tolong jawab!" Steve mendesak, Tony tak tau harus berbuat apa Steve seperti belum siap untuk kembali pulang dan meninggalkannya sebenarnya ia juga begitu tapi Tony yakin hubungan ini tidak akan berhasil.

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang