"Cindy, ayo cepet!" Seru seorang pemuda pada gadis di belakangnya. Sang gadis pun mempercepat langkahnya.
"Lo tenang ya Dinan, Bunda pasti baik-baik aja kok." Ucap gadis yang bernama Cindy tersebut. Cindy Hapsari Maharani lebih lengkapnya.
Sekarang keduanya sedang menuju ruang UGD dengan Dinan yang terlihat sangat panik, sekitar satu jam yang lalu dirinya mendapat kabar dari sang Ayah bahwa Bundanya dilarikan ke rumah sakit.
"Ayah, Bunda gimana?" Tanya Dinan menghampiri sang Ayah yang tengah duduk di depan ruang UGD.
"Masih ditangani sama dokter." Ucap sang Ayah.
"Kok bisa gini sih, Yah? Bunda kenapa?
"Bunda tiba-tiba pingsan, Dinan. Sepertinya kelelahan."
Dinan lalu duduk di samping sang ayah dan diikuti oleh Cindy. Gadis manis itu hanya bisa mengelus pundak sahabatnya.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Bunda Dinan dipindahkan ke ruang rawat inap. Diagnosa dokter, bunda Dinan terserang Typhus. Dan dokter menyarankan agar Bundanya di rawat untuk beberapa hari ke depan.
Jam menunjukkan pukul 8 malam. Dinan dan Cindy berada di kantin rumah sakit untuk mengisi perut mereka. Wajar saja mereka lapar, setelah selesai kuliah tadi Dinan maupun Cindy tak sempat pergi ke kantin karena mendapat kabar tentang Bunda Dinan.
Bicara tentang Cindy dan Dinan, mereka berdua telah bersahabat sejak duduk di bangku sekolah dasar. Kini keduanya berkuliah di universitas yang sama, Gryffindor University. Dinan mengambil jurusan Ilmu Komunikasi, sedangkan Cindy memilih jurusan Psikologi. Keduanya masih sama-sama mahasiswa tingkat satu.
Dulu ketika mereka SMP, Dinan pernah menembak Cindy. Tetapi Cindy menolaknya, saat itu Cindy berpikir mereka masih terlalu kecil untuk itu. Sebenarnya Cindy pun menyukai Dinan. Dan sejak saat itu Dinan tak pernah lagi menyatakan perasaannya pada Cindy, ia takut ditolak untuk kedua kalinya. Padahal sekarang Cindy sedang menunggunya. Yahh :)
"Habis ini gue anterin lo pulang ya Hap, udah malem gini." Ucap Dinan.
"Iya. Lo nginep sini?" Tanya Cindy, yang dijawab anggukan oleh Dinan.
"Yaudah, yuk balik sekarang aja." Ajak Cindy.
Setelah berpamitan pada Sang Ayah, Dinan mengantarkan Cindy pulang.
Jalanan kota Denpasar malam ini tidak terlalu padat, sehingga tidak memerlukan waktu lama menuju rumah Cindy. Dinan menghentikan motornya ketika sampai di depan gerbang rumah Cindy."Makasih ya." Ucap Cindy tersenyum.
Manis, itulah yang Dinan pikirkan."Sama-sama. Makasih udah nemenin gue juga." Dinan membalas senyum Cindy.
"Iya. Yaudah gue masuk dulu ya. Lo hati-hati di jalan. Jangan ngebut!" Peringat Cindy.
"Iya-iya, bawel lo. Masuk gih sana." Dinan mengacak rambut Cindy.
"Ishh berantakan tau!" Kesal Cindy, yang membuat Dinan tertawa.
"Gue balik dulu ya." Ucap Dinan, Cindy mengangguk.
Dinan melajukan motornya kembali menuju rumah sakit.
***
"Bunda makan dulu ya, Dinan suapin." Dinan duduk di samping ranjang sang Bunda.
"Kamu sendiri udah makan?" Tanya Bundanya.
"Bunda dulu aja, nanti kalo Najwa udah disini jagain Bunda baru Dinan makan."
"Kamu inget ya, jangan lupa makan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Stars
Teen FictionWhat if we rewrite the stars Say you were made to be mine