"Payah."ucapku sambil menatap Kak Taehyung tidak suka.
"Hey, kenapa begitu? Aku tidak payah!"belanya.
"Kakak Taehyung memang payah. Masa soal matematika kelas 2 Sekolah Dasar saja tidak bisa, padahal Kakakkan sudah kelas 6."ucapku semakin menjatuhkannya.
"Wah, aku lupa, lupa!!"
"Bohong!!"
"Sungguhan!!"
"Bohong!!"
Kak Taehyungpun menyipitkan matanya merasa tak suka dengan ucapan-ucapanku tadi, dan raut wajah yang terlihat kesal.
"Kakak jangan melihat Mia begitu, Miakan hanya mau Pekerjaan Rumah Mia cepat selesai dengan bantuan Kakak....."
Kak Taehyungpun mengembalikan wajah konyolnya lagi, lalu, tersenyum padaku, dan berucap,
"Ah!! Aku tau siapa yang bisa membantumu menyelesaikan Pekerjaan Rumahmu."
"Siapa?"
"Jungkook. Dia pintar sekali, tau. Tidak, dia jenius!! Sebentar, aku akan memanggilnya dulu."ucap Kak Taehyung sambil segera berlari ke luar rumah, sedangkan aku memainkan pensilku sembari menunggunya.
'Ceklek......'
"Mi, aku bawa penolong kita!!"sorak Kak Taehyung merasa sangat senang.
Sebenarnya, rasanya malas sekali bertemu dengan Kakak itu setelah kejadian celana dalam pada hari libur waktu itu.
"Jadi, apa yang perlu ku bantu?"ucap Kakak itu sambil ikut duduk dikarpet dan melihat bukuku.
"Ini, Pekerjaan Rumah Mia. Mia, tunjukkan pada Jungkook!!"ucap Kak Taehyung saat melihat aku mengambil bukuku, lalu, memeluknya.
"Kau mau Pekerjaan Rumahmu cepat selesai, kan?"ucap Kak Taehyung lagi, sedangkan Kakak itu terlihat menyeringai.
"Aish....... Baiklah, baiklah."ucapku sambil kembali meletakkan bukuku diatas meja.
"Mia, ayo ucapkan permohonan pertolongan agar Jungkook mau menolongmu. Mama juga pernah bilang kalau kita menginginkan bantuan, kita harus sopan, bukan?"ucap Kak Taehyung sambil berkacak pinggang mungkin merasa geram dengan aku yang menjadi cuek sejak kedatangan Kakak itu tadi.
Ah, sejak kapan Kak Taehyung jadi suka menggurui seperti ini.....
"Kak Jungkook, tolong bantu aku menyelesaikan Pekerjaan Rumahku, yah."ucapku masih tak menatapnya.
"Baiklah, kemarikan pensilmu."ucapnya.
Akupun memberikan pensilku padanya.
"Ah! Aku akan membuatkan kita cokelat panas."ucap Kak Taehyung, lalu, berlari ke dapur setelah mendapatkan jawaban berupa anggukan dari kami.
"Sini, duduk disini."ucap Kakak iti sambil menepuk-nepuk tempat disebelahnya duduk.
Akupun duduk ditempat yang ia perintahkan.
"Pekerjaan Rumahmu hanya lima nomor dan kalian berdua tak bisa menyelesaikannya?"ucapnya dengan suara serta wajah yang dibuat seolah-olah sangat terkejut.
"Bukannya tidak bisa, hanya saja, Pekerjaan Rumah Mia memang terlalu sulit."ucapku masih tak menatapnya.
"Itu sama saja."
"Tidak sama, kok!!"
"Ohh, benar, kah?"
"Uhh!!! Iya!!!"
"Tapi, aku tidak percaya."
"Ihh!!!! Terserah, terserah!!!"ucapku kesal sedangkan Kakak itu terkekeh mengejek.
"Baiklah, jadi, ayo fokus mengerjakan Pekerjaan Rumahmu."ucapnya tak ingin meladeni ucapanku lagi.
"Yang ini, awalnya, kau hanya perlu mengalikannya. Dua kali dua, berapa?"
"Em--empat?"
Kakak itu mengangguk, lalu, kembali berucap,
"Empat tambah sembilan, berapa?"
"Tiga belas?"
"Iya, betul. Jadi, kalau ada soal yang didalamnya ada perkalian atau pembagian, dahulukan dulu itu, lalu, setelahnya kau bisa menambahkan atau mengurangi. Mengerti?"
Ohh!! Aku mengerti!!
Akupun tersenyum, lalu, mengangguk.
"Baiklah, kita ke soal selanjutnya."ucap Kakak itu.
Em...... Entahlah, aku merasa agak berdebar disamping Kakak itu, dan lagi, entah sejak kapan ia terlihat tampan dimataku.
Mungkin, ini yang kadang Papa bilang ke Kakak kalau ia jatuh cinta, itu namanya cinta monyet.
Memangnya cinta itu apa? Monyetkan hewan, berarti, monyet itu cinta? Ah, Mia tak mengerti.
Mungkin cinta juga memiliki rumus, sama seperti soal Pekerjaan Rumah matematikaku ini. Atau.........
Lebih sulit?
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Jungkook[✔]
Fanfiction[COMPLETED][SELESAI] "Mama, Kak Jungkook mengintip kamar Mia lagi." Untuk kesekian kalinya, aku--Mia mengadukan dia--Kakak itu pada Mama, dan untuk kesekian kalinya, Mama menertawakan Mia, lalu, berucap, "Untuk apa juga Jungkook melakukan itu?" Dan...