Saat aku baru saja kelas 2 Sekolah Menengah Pertama, aku diyakinkan oleh sahabatku, Kim Yeong bahwa aku benar-benar jatuh hati pada tetanggaku sendiri setelah aku sering menceritakan hari-hariku dengan adanya Kakak itu.
"Yeong, jangan bohong."ucapku.
"Entah perasaanku saja atau apa, tapi, itulah yang namanya cinta, Mia."
"Ci--ci apa?"
"Cinta. C-I-N-T-A. CINTA~~"
"Kau menjijikan, Yeong. Hentikan."
"Oh, ya? Kalau begitu, yakinkan dirimu sendiri, sebenarnya apa yang membuatmu berdebar-debar saat didekatnya, atau khawatir saat berjauhan dengannya."
Akupun menghela nafas, lalu, mengangguk lesu.
***
"......... Apa?"
"Hah...... Tidak jadi, Kak."
"Hm, sejak kapan adikku menjadi mencurigakan begini?"
Sejak Yeong bilang aku jatuh cinta.
"Tidak, aku tidak mencurigakan, Kak."
"Kau terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta, tapi, tak mengerti arti cinta."
Aku membulatkan mataku. Kakakku peramal. Aku yakin itu.
"Kau konyol, Kak!!"bentakku tak suka.
"Apa yang sedang kalian bicarakan?"ucap Kakak itu sambil memakan cemilan, dan duduk diruang TV dengan kami.
"Tidak ad--"
"Mia sedang jatuh cinta."ucap Kak Taehyung dengan santainya memotong ucapanku, sedangkan aku, hanya dapat melongo mendengarkan ucapan Kak Taehyung.
"Benarkah?"ucap Kakak itu sambil memandangku, lagi-lagi, sok terkejut.
"Ti---tidak, kok!!"
"Ohoh, Mia, bukankah Mama melarang kita untuk berbohong?"ucap Kak Taehyung.
Ah!! Aku disudutkan!!
"I--iya, aku jatuh ci--cinta."ucapku gugup.
"Dengan siapa?"ucap Kakak itu sambil menopang dagunua dengan tangannua diatas meja, ia bertanya tanpa memandangku.
"Me--mengapa aku harus memberitahukannya pada Kakak?"
Ia terdiam sejenak, lalu, kembali berucap,
"Karena aku dan Taehyung Kakakmu. Kami berhak tau."
Iya, Kakak. Sekedar Kakak beradik. Tak lebih.
Kak Taehyung malah terlihat asyik memandangi pedang kayu Kakak itu. Yah, pedang kayu itu memang masih ada sampai sekarang. Mungkin tebakan ku benar, pedang kayu itu memang pedang keramat.
"Aku akan memberitahu siapa yang mem--membuatku jatuh ci--cinta saat aku sudah semakin berani."ucapku.
"Hem, baiklah. Aku akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan dasar, apakah kau seumuran dengan pria itu?"
"Tidak, dia lebih tua dariku."
"Apa dia tau kau jatuh cinta padanya?"
"Em, aku rasa tidak."
"Apakah dia juga mencintaimu? Ia memperlakukanmu secara spesial?"
Aku tersenyum masam, lalu, menjawab,
"Tidak. Ia tidak mencintaiku, aku rasa cintaku bertepuk sebelah tangan, dan.....
Ia tak pernah memperlakukanku secara spesial."
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Jungkook[✔]
Fanfiction[COMPLETED][SELESAI] "Mama, Kak Jungkook mengintip kamar Mia lagi." Untuk kesekian kalinya, aku--Mia mengadukan dia--Kakak itu pada Mama, dan untuk kesekian kalinya, Mama menertawakan Mia, lalu, berucap, "Untuk apa juga Jungkook melakukan itu?" Dan...