03. - Teluh

2.5K 262 44
                                    


Saat Tita mematung, siluet yang ia bayangkan semakin jelas.

Benar-benar wanita yang sangat buruk rupa.

Tita ketakutan setengah mati. Ia segera berlari keluar rumah. Pikirannya saat ini sangat kacau balau. Banyak pertanyaan yang menyerang dirinya sendiri. Mengapa rumah warisan dari Ayahnya begitu menyeramkan sekarang? Siapa mereka? Kenapa hanya dia yang harus merasakan itu semua? Ada apa dengan mereka yang berdatangan secara bergantian? Dan, ada apa dengan dirinya sendiri sebenarnya?

Satu-satunya yang bisa menjadi tempat persembunyian Tita saat ini adalah rumah Sisi. Saat berlari, sesekali ia menoleh ke arah belakang. Takut jika siluet itu masih ada dibelakangnya.

Tita mengetuk pintu rumah berwarna putih milik Sisi tanpa jeda.

"Ada apa, Ta?" Sisi tampak kebingungan menatap wajah ketakutan tetangga barunya saat membuka pintu.

"Si, kenapa aku melihat seorang wanita asing di dalam rumahku? Mengapa mereka semua ada di dalam rumahku? Siapa mereka? Apa yang mereka mau dari aku? Kenapa mereka berusaha mengusik hidupku? Mereka menyeramkan bagiku!" serangan pertanyaan Tita makin membuat Sisi kebingungan. Tapi, wajah ketakutan Tita sangat membuat Sisi merasa iba.

"Mari, kita masuk dulu. Kita duduk dan bicarakan satu-persatu yang kamu maksud," kata Sisi berusaha menenangkan.

Dua wanita itu melangkah masuk lebih dalam lagi. Rumah Sisi sangat klasik menurut Tita. Setidaknya, suasana, desain dan hawa rumah Sisi berhasil menenangkan perasaan Tita saat ini.

Dengan ramah Sisi mempersilahkan Tita duduk di sofa rumahnya. Kemudian, wanita berkulit putih bersih itu masuk mengambilkan air putih untuk Tita. Mungkin, itu bisa lebih menenangkan keadaan buruk Tita yang tampak kacau.

"Minum dulu, Ta. Kamu terlihat kacau saat ini!" titah Sisi menyodorkan gelas kaca.

Tita menerima, tak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Sisi. Setelahnya, Tita menceritakan semua yang ia alami selama berada di rumah barunya. Saat mendengarkan cerita Tita, Sisi tidak seperti suaminya yang tidak mempercayai cerita nyata Tita. Sisi percaya dan tidak heran saat mendengarnya.

"Itu biasa terjadi. Semua rumah pasti memiliki penghuni yang tak kasat mata. Panggil saja Ustad atau Ornag pintar untuk mengusir hal yang aneh-aneh di dalam rumah kamu. Coba kamu tanyakan kepada keluarga atau oramg terdekat kamu. Mungkin, beberapa dari mereka mengenal orang pintar yang dapat mengusir hal tak kasat mata itu." jelas Sisi panjang lebar. Kini, Tita paham dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini. Ia bukan satu-satunya yang mengalami kejadian menyeramkan ini, seperti itu yang ia tangkap saat mendengar penjelasan Sisi.

Malam hari pun tiba, Tita memutuskan untuk menelepon mertuanya untuk meminta tolong mencarikan orang pintar seperti perintah Sisi siang tadi.

Saat menelepon, Tita sempat ditegur oleh sang mertua. Sejak awal, mertuanya sudah menyuruh untuk melakukan ruwet di dalam rumah baru tersebut. Tetapi, pada dasarnya Tita adalah wanita yang keras kepala, alhasil ia sudah mendapatkan batunya sekarang.

Mertuanya juga menjanjikan, jika besok pagi akan membawakan orang pintar datang ke rumahnya.

Tita sudah merasa tenang mendengarnya. Masalah ini akan selesai. Tak perlu merasa takut lagi jika semua yang tak kasat mata itu menghilang nanti. Malam itu menjadi malam tidur ternyenyak keluarga Tita. Tak ada yang mengganggu malamnya.

Sampai matahari pun kembali terbit. Pagi hari tiba. Itu tandanya masalah tersebut akan selesai sebentar lagi.

Orang pintar yang dibawakan oleh mertuanya langsung mengadzani di setiap sudut rumah mau pun pekarangan. Orang pintar tersebut mengatakan kepada Tita, jika penunggu rumahnya adalah sebuah keluarga yang terdiri dari Kakek, Anak-anaknya dan Cucu-cucunya sekeluarga. Tita pun menyimpulkan jika suara bercengkerama waktu itu adalah bersumber dari keluarga yang memang tinggal di rumahnya. Kemudian, orang pintar itu mengatakan jika Kakek berkulit hitam berselempang adalah penjaga kampung di sini. Tita kembali menyimpulkan, mungkin yang dimaksud oleh orang pintar tersebut adalah Kakek yang ia lihat saat shalat waktu itu. Semua yang disebutkan orang pintar ini adalah sebuah kebenaran yang Tita lihat.

GivenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang