Aku menatap puas design yang sudah kubuat hampir seminggu ini. Aku menghela nafas lega. Wedding kali ini benar-benar membuat aku kehilangan jam tidur yang normal. Aku hampir selalu tidur jam 3 pagi dan terbangun jam 5 pagi. Wedding kali ini memang sedikit mewah karena yang menikah merupakan salah satu pengusaha batu bara. Kalian bisa bayangkan gaun apa yang mereka mau. Mereka mau mewah dan mereka akan membayar berapapun harganya demi mendapatkan gaun itu dengan cepat.
Aku sedang memejamkan mataku lalu bersandar dikursi. Aku mendengus saat mendengar ponselku berbunyi. Baru saja aku akan memejamkan mataku sebentar. Aku melihat "Mamah" menelfonku.
"Hallo. Ada apa mah?" Tanyaku dengan suara lemas.
"Ra, nanti malam temani mamah ke rumah Tante Tina ya?" Tanya Mamahku. Dari suaranya terdengar penuh harap.
"Serius mah?" Tanyaku langsung semangat. Bagaimana tidak bersemangat? Tante Tina merupakan salah satu designer no 1 di Indonesia. Designnya bahkan sudah diterima di luar negeri.
"Iya. Tante Tina kemarin baru pulang dari Amerika."
"Oke mah. Aku pulang sekarang deh."
Setelah menutup telfon dari Mamah, aku bersiap untuk pulang. Walaupun sekarang masih jam 4 sore tetapi aku harus bersiap agar terlihat cantik. Tante Tina adalah salah satu sahabat Mamah. Sudah lama aku ingin bertemu dengan Tante Tina, tetapi karena kesibukannya bolak-balik ke luar negeri jadi aku tidak bisa bertemu seenaknya. Sudah 5 bulan aku menunggu Tante Tina pulang dari Amerika, akhirnya tiba juga waktunya.
"Mau kemana Mba?" Tanya salah satu pegawaiku, Hana.
"Ada acara. Aku pulang duluan ya."
Aku berjalan senang menuju mobilku, lalu saat sampai di depan pintu aku mencari kunci mobilku yang ternyata tidak ada di tas dan kantong. Akhirnya aku balik lagi ke butik. Hana menatapku dengan alis menyatu.
"Astaga! Ada yang lihat kunci mobilku?" Aku berteriak. Saat ini tidak ada costumer jadi aku bisa bebas berteriak.
"Hilang lagi Mba?" Tanya Hana dengan wajah kaget.
"Tolong semuanya carikan kunci mobil di seluruh tempat dibutik ini."
Aku duduk di sofa lalu memijat keningku. Dua jam berlalu secara tidak sadar dan kunciku tetap tidak ketemu. Ini sudah ke tiga kalinya kunciku hilang. Ntah sifat cerobohku keturunan siapa. Aku menghela nafas kesal. Tiba-tiba ponselku bunyi.
"Ya mah?"
Mamah terdengar kesal."kamu dimana? Mamah sudah siap lho."
"Katanya nanti malam?"
Terdengar helaan nafas dari ujung telfon."kita berangkat sekarang Aira. Kamu dimana?"
Aku menggigit bibir bawahku."kunci mobilku hilang."
"Astaga. Sudah lima kali lho Aira!"
"Tiga mah."
"Yaudah yaudah. Kamu naik taksi aja. Mamah dijemput sama papah."
"Tapi mah, aku belum mandi."
Mamah terdengar menuruni tangga dengan cepat."tidak apa-apa, yang penting kamu jangan telat."
Aku menghela nafas kesal."iya."
Aku masuk ke ruanganku dengan kesal. Semua karyawan yang melihat hanya bisa menghindari tatapanku. Aku ganti baju menggunakan baju yang ada di butik. Setelah memakai make up sedikit aku keluar dan menyuruh karyawanku pulang. Setelah menutup butik, aku langsung menuju ke rumah Tante Tina menggunakan taksi yang alamatnya sudah di sms oleh mamah barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERVAN
Romance"Temani aku makan siang." Ervan menjalankan mobilnya keluar dari butik. "Aku masih pake sendal jepit. Tasku juga didalam. Berhentiin mobilnya." Ucapku dengan kesal. Ervan hanya diam dan tidak meladeni ucapanku. Wajahnya masih datar. "Ervan! Hei!" ...