TUJUH

2 0 0
                                    

Tiba-tiba mau ngelanjutin cerita ini hehehehe. Liat tulisan dulu masih banyak typo dan masih berantakan banget. Soon deh rapihinnya🙌

***

Aku menatap dress cantik yang sudah kubuat selama satu minggu ini. Aku menghela nafas puas saat melihat design yang kubuat berhasil dan terlihat tidak aneh. Aku menoleh ke meja kerjaku, malihat ponselku yang dari tadi bunyi. Aku menghampiri dan melihat nama "sherly". Saat aku mengangkat telfonnya, Sherly langsung mencak-mencak kesal.

"Ra, kenapa lama banget sih?"

"Sorry sher, abis ngecek baju hehehe"

"Jalan yuk besok. Miss u"

"Ada apa nih tiba-tiba miss u miss u gini?"

"Hahahahah kita udah hampir dua minggu nggak ketemu, lo nggak kangen gue?"

"To be honest i miss you too sih sher, kita ketemu di mana?"

"Gue lagi mau chill. Gimana kalau di Vins?"

"Emang lo deh ya sher yang paling chill"

"Hahaha sialan lo!"

"What happen? Lo ada masalah?"

"Just a little problem"

"Yaudah nanti ceritain ya, gue kerja dulu"

"Okay! See u!"

"See u Sher."

Sekarang jam sudah menunjukan jam 12 siang. Ervan janji untuk makan siang denganku. Tetapi saat aku menelfon ke ponselnya, malah tidak diangkat. Aku menghela nafas saat waktu sudah berjalan menunjukan pukul 1 siang. Aku lapar sedangkan Ervan juga tidak mengangkat ponselku. Tiba-tiba saat jam 1 lewat 15 menit Ervan memberikanku pesan.

From: Ervan

Kamu duluan makan aja. Maaf aku sibuk masih rapat

Baru aja aku ingin emosi. Tapi aku harus selalu mengingat, bahwa Ervan memang orang yang sibuk. Aku tidak boleh egois hanya karena tidak jadi makan siang bareng aku jadi bisa seenaknya. Aku mengetikkan sesuatu untuk Ervan sebelum memesan makanan dilayanan online.

For Ervan:

Oke Van. Jangan lupa setelah rapat langsung makan

Aku ke luar ruangan, ada karyawanku sedang ngecek baju yang sudah jadi.

"Gimana Han? Udah pas bajunya?" Aku menatap Hana yang sedang memegang kertas dan pulpen.

"Sudah Mba. Tinggal dihubungi orangnya."

"Oke. Kamu hubungi ya, suruh ambil bajunya sore ini." Aku langsung duduk di sofa depan sambil menunggu makananku datang.

Aku sedang memainkan ponselku tiba-tiba Hana memanggilku."Mba, ini bukannya Mas Ervan?"

Aku menatap Hana bingung karena Hana menunjukan ponselnya tapi tidak terlalu terlihat di mataku karena terlalu jauh.

"Aku forward ke whatsapp Mba Aira ya,"

Tidak lama ada satu pesan masuk dari Hana. Berita online mengenai Ervan muncul. Sebenarnya aku sedikit deg-degan saat membuka beritanya. Aku takut ada berita mengenai Ervan yang aku tidak tau. Ternyata beritanya tentang dirinya yang menjadi CEO termuda.

Ervan Handoko, CEO Termuda yang Membanggakan Indonesia

Aku hampir saja tertawa melihat wajah Ervan yang terlihat tersenyum kecil. Bisa nggak sih dia memasang wajah normal? Senyum senang gitu? Atau pura-pura senyum juga bisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ERVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang