♡One♡

7 0 0
                                    

Drrrt....drrtttt.......

Suara alarm berdering. Aku membalikkan bantalku dan menutup telinga. Arrgh.. suaranya masih terdengar, ini pertanda bahwa aķu harus bangun.

Kulirik jam weker-ku di atas meja. Dengan mata yang setengah sadar, aku baru menyadari bahwa saat ini adalah pukul 06.30. Aku langsung beranjak dari tempat tidur.

Berarti aku hanya punya waktu setengah jam. Aku langsung pergi ke kamar mandi, mengganti pakaianku. Kau tahu kali ini aku tak sempat mandi. Tapi tenang, aku masih menyempatkan diri untuk menggosok gigiku.

Saat aku akan ke kamar mandi, mataku masih menutup. Aku seperti orang yang yang buta. ''Duk.'' Aduuh kepalaku terbentur tembok. Astaga, kali ini aku baru sadar. Aku tak menghiraukan dahiku, aku masuk ke kamar mandi.

Selesai. Aku langsung bergegas karena takut ketinggalan bus. Aku turun dari tangga dan aku melihat mama telah menyiapkan sarapan. Aku tidak menghiraukannya, padahal mama berteriak memanggilku.

Aku sampai di halte bus. Untung saja busnya masih ada. Tanpa berfikir panjang aku langsung naik. Ah, lega. Aku melirik jam tanganku, Oh my god. Jam 06.50. Berarti aku bersiap siap hanya membutuhkan 15 menit dan lari menuju halte bus 5 menit. Waah aku bangga, aku seperti superhero saja.

Sampai di depan sekolah. Aku mendapati pak satpam akan menutup pagar sekolah. Aku berlari. Kami sempat adu mulut.

''Pak. Tolong biarkan aku masuk, ini masih pukul 7 pak.'' Ucapku memelas.

''Ini sudah pukul tujuh lebih satu menit.'' Jawabnya tak berdosa

''Hanya satu menit, pak. Tidak apa-apa aku masuk? Pak tolong.'' Mohonku dengan muka memelas.

Jika mukaku memelas seperti ini, biasanya orang akan luluh, tapi tidak dengan pak security ini. Entah kenapa hatinya sekuat baja.

Lalu ada seseorang bertubuh tinggi, dan orang lain bilang dia tampan. Sebenarnya aku tidak akrab dengannya, bahkan tak kenal sekalipun.

''Pak, biarkan dia masuk. Di kelas kami belum ada guru.'' Ucapnya dingin.

''Tuh kan. Belum ada guru! Gimana sih, malah nambah telat aja.'' Tambahku

''Yasudah cepat sana masuk.'' Ucap pak satpam.

''Kamsahamnida.'' Ucapku pada pak satpam. Aku langsung masuk ke dalam dan...

''Kamsahamnida...'' lelaki itu tidak ada. Dia menghilang. Ya.. Padahal aku hanya ingin berterima kasih. Aku cepat cepat membenarkan seragamku dan langsung bergegas ke kelas.

Sampai di depan kelas. Kelas berantakan bagai kapal pecah. Murid pun ada yang berjalan jalan, mengobrol, bahkan yang sedang memakai make up ada disana. Sungguh keterlaluan.

Aku masuk dan menyimpan tas di mejaku. Aku tidak suka kalau aku harus bergabung dengan anak perempuan yang senang bergosip, berdandan di kelas, atau membuli teman. Kau tahu apa yang kulakukan saat jam kosong? Ya! Pergi ke Taman sekolah. Aku membawa handphone dan earphone dari dalam tasku.

Sampai di taman, aku langsung duduk, mendengarkan musik.

Tanpa sengaja aku melihat laki-laki tadi. Sepertinya dia sedang membaca buku atau... entahlah, aku tidak peduli.

Aku ingat! Aku belum mengucapkan terima kasih padanya. Baik, aku akan menghampirinya.

''Permisi, siapa namamu?'' Tanyaku memastikan.

Dia tidak menjawab. Dia hanya menatapku dengan gaya sok 'cool'. Tak lama dia mengangguk perlahan.

''Lee Han Woo.''

''Eoh?Aku hanya ingin berterima kasih.'' Sahutku.

Dia masih tidak menjawab. Dia terus menatapku. Aku tidak mengerti apa yang ia lakukan. Apa maksudnya?

''Maaf. Apa yang kulihat dariku?'' Tanyaku.

''Eoh? Maaf. Aku hanya heran dengan rambutmu.'' Jawabnya polos.

Aku melihat layar ponselku. Ya! Ternyata rambutku tidak diikat dengan benar. Aku terkejut dam rasanya malu.

''Bisa pegang ponselku, dan ini earphonenya.''

''Kenapa?''

''Aku mau membereskan rambut.''

Han Woo mematuhinya. Aku cepat-cepat membetulkan ikatan rambutku. Membenarkan poni tipisku. Lebih heran lagi, dia masih menatapku.

''Sudah. Mana ponselku. Ok. Gomawo.'' Ucapku.

Han Woo langsung menyuruhku duduk. Bagaimana lagi, aku tidak bisa membantah.

''Kau bukan asli orang Korea ya?'' Tanyanya.

''Ya! Tepat sekali. Sebenarnya aku lahir di Thailand. Ibuku berkebangsaan Belanda dan ayahku, berkebangsaan Indonesia.'' Ucapku. Sebenarnya aku tidak mau membicarakan silsilah keluargaku. Tapi, ya sudahlah. ''Kenapa kau bisa tahu?'' Tanyaku.

''Aku tahu dari cara bicaramu. Kau kurang fasih berbahasa Korea, dan kau berbeda. Maksudku, wajahmu bukan asli Korea.'' Jawabnya.

Aku teringat akan wajahku dan... astaga! Mataku berwarna biru. Belakangan ini aku benar-benar dituduh memakai softlens. Ini adalah warna mataku. Benar-benar asli. Dan tidak lupa hinaan selalu menghampiriku.

''Tolong.. jangan menghinaku. Aku hanya ingin kau menyembunyikan identitasku. Dan harap kau tahu, sebenarnya namaku Claudia. Bukan Kim Na Ra. Aku mohon jangan bilang aku memakai softlen, ini benar-benar asli. Lihat, aku mencoba melepaskannya, namun ini nyata. Tolong... aku tidak ingin dihina.. hiks hiks.'' Tangisku.

Kulihat dia hanya tersenyum. Aku tidak mengerti apa maksudnya. Tapi aku berusaha untuk menebaknya. Tak lama, ia membuka suara.

''Aku tidak akan memberitahu rahasiamu. Namun sebelumnya, kau harus menyetujui persyaratanku.'' Jawabnya dingin.

''Apapun persyaratanmu akan kulakukan. Asalkan kau menepati janjimu.''

''Kau harus ada di sampingku selama 3 tahun ini.''

''Maksudnya.''

''Kau harus menjadi pacarku.'' Jawabnya.

''MWO?! Kenapa?''

''Kau akan tahu nanti. Keputusanmu akan ku tunggu. Aku akan memberimu waktu sampai pulang sekolah.'' Dia meninggalkanku sendiri.

Sifatmu menyebalkan...
Mungkin lama- kelamaan irit kata..

Aku memberimu waktu sampai pulang sekolah¤ Lee Han Wo
Apapun persyaratannya aku akan melakukannya¤ Kim Na Ra

~♡~

YOU AND ME (PART 1)[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang