♡Two♡

4 0 4
                                    

Aku melirik jam tanganku, 5 menit lagi pergantian jam pelajaran. Aku langsung pergi ke kelas.

Aku menyimpan ponselku ke dalam tas. Tak lama guru matematika datang ke kelas.

Ya! Aku memang membenci pelajaran matematika. Menurutku X dan Y terus menghilang dalam rumus, terkadang aku harus mencari jawabannya dengan menggunakan rumus yang super rumit, namun pada kenyataannya cara mencarinya hanya perlu ditambah saja. Dasar aku.

Pak guru mengucapkan salam pada semua murid. Kami pun membalas salamnya.

Hal yang menegangkan dari pelajaran ini ketika sang guru menanyakan pekerjaan rumah.

Dengan sangat percaya diri aku mencari buku matematikaku di dalam tas, aku berhasil mengerjakannya walau dibantu oleh google.
Saat aku mencari, bukunya tidak ada. Gawat, apa jangan-jangan tertinggal di meja belajar.

Astaga! Apa yang harus aku lakukan? Akhirnya aku berkata jujur, aku meninggalkan buku pr-ku di rumah. Alhasil guru itu memberiku hukuman.
Berdiam diri di tengah lapang, bagaikan ikan asin yang sedang dijemur. Itu hukumannya.

Aku menurutinya. Ya, memang salahku juga.
Aku berdiam diri di tengah lapang sambil menghembuskan nafas.

Tak lama aku merasakan ada seseorang yang berdiri di sampingku.

Han Woo?!?!

Bukankah dia pintar dalam hal matematika? Lalu kenapa dia diluar? Bersamaku? Berdua? Tak adakah orang lain yang dihukum lagi?

Ahh.. Aku tak peduli.

''Kau? Kenapa ada di luar?'' Tanyaku. Aku juga penasaran.

''Bukuku tertinggal.'' Jawabnya dingin.

Astaga. Rasanya berbicara dengan dia sama saja jika kita sedang berada di kulkas. Dingin. Merespon seperlunya.

Tapi aku tidak peduli.

Aku baru ingat, jika aku membawa sebuah topi. Aku melipat topi itu di dalam saku. Tadinya hanya jaga-jaga apabila pulang sekolah kepanasan.

Aku memakai topi itu. Sepertinya Han Woo melihatku. Ahh masa bodoh. Yang penting aku merasa nyaman.

''Lebih baik, kamu duduk jika kepanasan.'' Ucapnya.

''Eoh? Aku tidak merasa kepanasan.'' Jawabku.

Han Woo hanya tersenyum. Entah kenapa dia tersenyum, apakah rambutku berantakan lagi? Kali ini mungkin tidak.

''Kau kenapa di luar?'' Tanyanya. Sudah jelas-jelas aku tidak bawa buku atau mengerjakan pr, masih saja bertanya.

''Tidak membawa buku.'' Jawabku.

Sikap Han Woo dingin bagai di kulkas. Berarti aku juga bisa memiliki sifat dingin kan?

''Oh.'' Ucapnya singkat.

Aku hanya mematung di depan tiang bendera bersama Han Woo.

Aku merasakan geli di kakiku. Ternyata ada seekor anak kucing datang menghampiriku.
Aku jongkok dan mengelus rambutnya.
Lalu aku teringat, aku membawa biskuit. Karena aku tahu dia kucing lokal, maka aku memberinya biskuit.

''Ehmm.'' Tanyanya polos.

Aku bingung, tiba-tiba dia berdeham.

''Apa Maksudnya?'' Tanyaku.

''Semua barang kau masukan ke saku rok seragam.'' Jawabnya.

Aku hanya tersenyum. Rasanya memberinya senyum sudah cukup.

''Telah kau fikirkan?''

''Apa?''

''Persyaratan.''

''Terlalu berharap.'' Jawabku kesal.

''Mwo?''

''Ah.. tidak apa-apa. Iya aku menerimanya.'' Jawabku dengan sedikit kecewa. Apakah ini terlalu cepat untuk memikirkannya.

''Kim Na Ra! Kau boleh masuk.'' Ucap pak guru matematika dari atas balkon.

''Jinjja? Kamsahamnida.'' Ucapku.

Saat aku masuk, semua murid menatap ke arahku. Aku heran. Apa yang mereka lihat?
Aku tidak mempedulikan itu. Aku langsung duduk di tempat dudukku.

Pelajaran selanjutnya adalah seni lukis. Kami menerima tugas untuk melukis dengan tema suasana.

Aku menggambarkan suasana pantai di sore hari ditambah siluet seorang perempuan. Menurutku itu bagus. Setiap karya yang aku buat, belum ada satupun yang mencetak rekor nilai tertinggi. Kali ini aku yakin, gambaranku akan benar-benar memiliki nilai tertinggi.

'Kriinggg.....krinnggg..''

Bel istirahat berbunyi. pelajaran ini akan dilanjut setelah jam istirahat selesai.

Aku tidak pergi ke kantin, karena... kalian pasti tau kan apa yang dilakukan teman-temanku.

Mungkin begini nasib anak blasteran. Kau tahu?
Kalian mungkin bisa memperkirakan wajahku kan?

Mataku besar dan bulat, rambut berwarna hitam mirip ayah, sedangkan lensa mataku berwarna biru, warna kulit putih, dan hidung mancung mirip mama.

Banyak orang bilang kalau aku selalu memakai softlens ke sekolah. Semuanya tidak benar! Warna lensa mataku benar-benar alami.

Ah... sudahlah. Kita balik lagi ke cerita.

Aku pergi ke perpustakaan. Seperti biasa aku mencari novel. Uniknya dari perpustakaan sekolah ini adalah, menyediakan buku novel fanfiction lengkYang paling aku sukai disana adalah adanya novel BTS fanart...OMG.

Setelah menemukan satu buku novel BTS, aku berlanjut mencari novel teenfiction.

Saat aku akan mengambil buku, ada seseorang yang lebih dulu memegang buku tersebut.
Aku makin kesal dengan perbuatannya. Toh, aku yang menemukan duluan, eh dia langsung menyentuh buku itu.

''Maaf aku duluan yang menemukan buku itu.'' Ucapku tanpa titik koma.

''Aku duluan yang memegangnya.'' Jawabnya dingin.

Aku menatap lelaki bertubuh jangkung dengan pakaian rapi, rambut tersisir rapi, kulit putih dan sepertinya ia memakai sedikit liptint.

Astaga! Dia Han Woo!?!

Aku memandangnya dari sudut berbeda, kini aku baru sadar kalau dia benar-benar tampan.

Ah.. aku langsung menghapus pikiranku. Aku kembali fokus pada buku itu.

''Boleh aku lihat sebentar?'' Tanyaku.

Dia mengganggukan kepala.

''Jika kamu mau pinjam. Ambil saja, aku akan cari yang lain.'' Jawabnya dingin

''Ooh.. aku tidak akan pinjam buku ini. Semua judulnya membosankan dan kurang seru.'' Ucapku sambil menyunggingkan senyum. Aku sangat senang jika ada orang yang mau mendengar pendapatku tentang buku.

''Ooh...'' jawabnya

''Lebih baik cari yang lain. Mau aku rekomendasikan?'' Tanyaku ramah.

Dia hanya mengangguk. Aku langung mencari buku yang menurutku bagus.

''Ini baca buku ini. Semua kalimatnya mudah dimengerti.'' Ucapku

Dia mengangguk. Lau dia bertanya '' kamu baca buku apa?''

''Ahh.. ini buku fanfiction. 'BTS Story' judulnya.''

''Ooh...''

''Ok.. aku harus meminjam buku ini dulu, Aku duluan ya..'' pamitku.

Aku langsung menulis namaku di meja daftar anggota/tempat meminjam buku.
Lalu aku keluar perpustakaan.

Tak terasa bel masuk berbunyi. Semua murid langsung melanjutkan melukisnya.

''Baik, anak-anak. Saya mendapat tugas dari kepala sekolah. Saat bel berbunyi, kumpulkan lukisan kalian di meja saya.'' Pamitnya.

Setelah bel berbunyi. Aku langsung mengumpulkan lukisanku.

~♡~

YOU AND ME (PART 1)[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang