♡five♡

1 0 0
                                    

''Aku pulang.'' Teriakku.

Tapi aku tidak melihat ada mama. Mungkin beliau sedang pergi.

Aku mempersilakan Han Woo masuk.
Dia terlihat malu-malu. Padahal dia kan laki-laki. Benar harus kuubah dia.

Aku mengajaknya ke tempat latihan beladiri. Di samping kamarku tentunya.

Aku melihat dia menganga dan rasanya aku ingin tertawa.

''Tutup mulutmu! Ayo kita mulai latihan.'' Teriakku.

Dia bingung. Tentu saja Hahah. Aku lupa memberitahunya.

''Hari ini, aku akan melatihmu. Niatku tulus, aku tidak tega jika kau terus dihina dan disiksa oleh teman-temanmu. Aku tahu aku bukan siapa-siapa. Ini tanda terima kasihku padamu karena telah menjaga rahasiaku. Bukankah kita pacaran?''

''Eoh? Itu hanya... hanya berbohong. Lagi pula kau tidak akan menyukaiku.'' Jawabnya.

''Hahah.. sudahlah. Ayo mulai latihan.'' Ajakku

''Kau juga sering dihina.'' Ucapnya dingin.

''Aku tahu. Meskipun aku dihina dan terkadang mereka memakai kekuatan fisik kepadaku. Aku bisa melawannya. Kau tenang saja. Aku bukan tipikal perempuan yang manja seperti mereka.'' Kataku.

''Baiklah. Aku akan mulai latihan bersamamu.''

Sepanjang hari itu. Aku melatih Han Woo, dari mulai cara menyerang, menangkis, memukul, menendang, dan masih banyak lagi.

Setelah semakin lama, kami istirahat. Aku memberikannya sebotol minuman padanya. Keringatnya bercucuran.

''Saat SMP aku juga culun. Sama sepertimu.'' Ucapku menghiburnya.

''Benarkah?'' Tanyanya tak percaya.

''Iya. Tunggu sebentar.'' Kataku. Aku langsung mengambil selembar kertas dari kamarku.

''Lihat. Aku menggambar diriku sendiri saat itu.'' Sahutku sambil memberikan kertas itu.

''Maka dari itu. Aku akan mengubahmu.'' Tambahku.
''Kau bisa menggambar?'' Tanyanya.

''Hanya sedikit. Aku akan menggambarmu saat penampilanmu berubah nanti.''

''Mustahil. Wajahku buruk rupa seperti ini.'' Sesalnya.

''Kita lihat  besok.'' Ucapku meyakinkan

''Hari sudah malam. Gomawo.'' Ucapnya.
''Aku akan pulang. Sekali lagi terima kasih.''

''Hmm.. hati-hati.'' Ucapku.

Saat Han Woo pulang. Aku memulai latihan lagi. Tak sengaja, aku melihat mama mengintipku dari jendela.

''Eomma? Sejak kapan disitu?'' Tanyaku.

''Sejak kau melatih anak lelaki itu.'' Jawabnya sambil tersenyum.

Aku bingung kenapa mama tersenyum? Padahal tidak ada yang aneh.

''Siapa dia?'' Tanya mama

''Ooh.. dia Lee Han Woo. Dia temanku.'' Jawabku.

''Teman? Awalnya eomma mengira dia pacarmu.'' Ucap eomma.

''B-bukan. Dia hanya teman.'' Jawabku yang tiba-tiba gugup.

''Baiklah.'' Ucapnya. Mama langsung keluar dari ruangan latihannya.

Aku berfikir, disaat Han Woo membuka kacamatanya dan merapihkan rambutnya, ia kelihatan tampan menurutku. Dia berfikiran dewasa, dan lebih banyak mengalah. Aku suka sifatnya. Sungguh aku harus merubah penampilannya. Aku harus menumbuhkan rasa percaya dirinya. Memang sulit, namun aku akan berusaha. Aku hanya ingin membantunya. Aku kasihan padanya. Jika aku ada di posisinya, aku akan menangis dan merengek untuk pindah sekolah.

Sifat sebenarnya dari Han Woo ialah pendiam. Sebenarnya ia irit kata, atau bisa dibilang dingin.

Kalau saja aku rubah penampilannya menjadi seperti lelaki pada umumnya, mungkin dia akan disukai para gadis lain. Dia tidak akan kesepian lagi. Dan juga tidak membohongi orang lain kalau aku adalah pacarnya.

Lantas kenapa aku memikirkan dia? Apakah aku punya perasaan terhadapnya? Ah. Mungkin tidak.

~♡~

Aku menunggu di depan gerbang sekolah. Karena Han Woo akan datang ke rumahku untuk latihan.

Dia belum datang juga. Aku khawatir, jika ia harus menghadapi lelaki kasar seperti kemarin. Aku langsung mencarinya. Ternyata, ia sedang mengerjakan tugas di kelas.

''Kau disini rupanya. Aku menunggumu tadi.'' Tegurku padanya.

Dia menatapku. ''Maaf.'' Ucapnya.

''Kenapa kau disini?'' Tanyaku.

Aku sungguh terkejut dengan jawabannya.

''Aku mengerjakan semua tugasku, agar aku bisa latihan dengan tenang.''

''Lalu? Kemarin.. kau mengerjakan tugasmu?''

''Aku mengerjakannya setelah selesai latihan. Dan kemarin aku hanya tidur 1 jam.''

''Jinjja? Maafkan aku. Aku tidak tahu. Kenapa kau tidak bilang? Aku tidak akan memaksamu kemaren.''

''Tidak apa-apa. Aku senang latihan denganmu.''

''Yasudah cepat. Aku akan menunggumu.''

Tak lama pekerjaannya selesai. Dia langsung membereskan tempatnya.

Aku dan Han Woo berjalan menuju gerbang sekolah. Aku menggenggam tangannya layaknya seorang teman.

Tiba-tiba kami dicegat beberapa orang. Anak lelaki kemarin, yang menghajar Han Woo.

''Na Ra? Sedang apa kau bersama Han Woo? Tanya seorang lelaki itu.

''Terserah aku.'' Jawabku dingin.

''Aku Seok Ha. Na Ra. Kau tidak pantas bersamanya. Aku akan antar kau pulang.''
Dia menarik tanganku.

Han Woo menahannya. Seok Ha berbalik dan hampir memukul Han Woo. Aku memejamkan mata. Karena tanganku digenggam dua orang lelaki itu.

Aku fikir Han Woo akan diam. Ternyata dia melawan mereka dengan semua jurus yang aku ajarkan padanya kemarin.

~♡~

YOU AND ME (PART 1)[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang