5회. The Brothers

58 10 2
                                    

Ya, meskipun aku harus menghabisi anakku sendiri kelak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, meskipun aku harus menghabisi anakku sendiri kelak.

Setelah menghubungi Zhong Chenle, Jaemin mengatur segalanya dengan baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menghubungi Zhong Chenle, Jaemin mengatur segalanya dengan baik. Kini ia tengah berada di ruangan kerjanya dengan setumpuk yang harus dia selesaikan hari itu juga. Pintu ruangan itu terbuka, menapakkan sosok Ahreum yang sedang membawa nampan. Wanita itu berjalan mendekati anaknya.

"Segelas kopi dan beberapa potong roti untuk menemani kamu lembur," ujar Ahreum dengan senyuman di wajahnya.

Jaemin membalas senyum itu dan mengecup pipi ibunya sekilas, "Terima kasih, Bu."

"Jangan terlalu lelah, nanti kamu sakit." Ahreum melihat anaknya dengan tatapan khawatir. Tangannya bergerak mengelus kepala Jaemin. Sang anak hanya memejamkan mata dan menikmati tangan halus ibunya melintas di surai halusnya.

"Iya, Bu. Aku akan baik-baik saja," jawab Jaemin meyakinkan ibundanya.

"Astaga, manis sekali. Aku juga ingin diperlakukan seperti itu oleh istriku." Ahreum dan Jaemin menoleh ke arah pintu. Di sana ada Na Jaewook. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana dan matanya memandang ke arah dua insan itu terharu.

"Kamu mengejutkanku, Jaewook."

"Maaf, kak." Kaki Jaewook melangkah. Ia memasuki ruangan yang cukup luas itu.

"Ada apa, Paman? Tumben bertamu," kata Jaemin sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Tidak bolehkah pamanmu ini menengok keponakannya?"

"Ah, bukan begitu maksudku."

"Aku hanya bercanda. Aku ingin bicara denganmu, Jaemin," pandangan mata Jaewook beralih ke Ahreum, "empat mata," sambungnya.

Ahreum menatap tak suka dengan cara bicara Jaewook. Sebelum dia membantah, Jaemin sudah bicara terlebih dahulu, "Ibu tunggu di luar, ya. Nanti aku menyusul," katanya sambil tersenyum. Ahreum menghela napas pasrah dan memilih untuk keluar.

Suasana di dalam ruangan itu seketika berubah. Ketegangan yang diciptakan dari tatapan mata Jaewook membuat keponakannya bergidik ngeri. Perlahan, Jaewook mendekati Jaemin dengan jari telunjuk yang mengitari ujung meja.

𝑲𝑰𝑵𝑮(왕)。✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang