1회. Family Meeting

339 26 0
                                    

"Ibu, di mana ayah?"

"Dia ada di ruang kerjanya, ada apa?"

Jaemin menggeleng dan tersenyum tipis. Lalu, dirinya meninggalkan ruang keluarga. Langkah kakinya terhenti di depan sebuah pintu dari kayu jati dengan ukiran di depannya. Tangannya bergerak untuk mengetuk pintu tersebut.

TOK TOK TOK

"Ayah, boleh aku masuk?"

"Ya."

Pintu besar itu terbuka sesaat setelah Jaemin menarik kenopnya. Memperlihatkan ayahnya, Na Koongmin yang tengah berkutat dengan setumpuk berkas. Dirinya tidak berniat menatap Jaemin yang baru saja menginjakkan kaki di daerah kekuasaannya.

"Ada apa?"

Jaemin menghela napasnya sejenak dan berkata, "Kakek memanggil keluarga Na untuk berkumpul."

Koongmin menghentikan aktivitasnya sejenak. Kepalanya mendongak, menatap tidak suka kepada anak semata wayangnya. "Untuk apa? Pekerjaan ayah masih menumpuk."

"Entah. Tapi, kita semua harus berkumpul," jawab Jaemin.

Koongmin menyandarkan punggungnya pada kursi. Padangannya terarah ke sebuah foto besar yang terpampang di dinding ruang kerjanya. Foto keluarga besarnya.

"Di mana dan jam berapa?"

"Di hall room milik keluarga Na, jam 7 malam."

Koongmin memijat keningnya, kepalanya tiba-tiba saja sakit. Dalam hati, dia benar-benar ingin menolak untuk pergi, tapi titah sang ayah tidak bisa dilawan. Pada akhirnya, Koongmin hanya pasrah.

"Ya, kamu bersiap saja."

"Iya, Ayah."

Jaemin menutup perlahan pintu ruang kerja ayahnya. Suasana mencekam di sana tidak menyenangkan. Jaemin sendiri bingung, apa yang membuat ayahnya begitu dingin.

Kakinya melangkah, membawa dirinya masuk ke ruangannya sendiri dan bersiap. Sebelum itu, ponselnya berdering dengan nama kakeknya sebagai penelepon. Jaemin segera mengangkatnya.

"Halo."

"Jaemin, cucuku." Suara parau Na Kuk Hwan menyapa telinga Jaemin. Wajar saja, karena dirinya telah menginjak usia 64 tahun. Penyakitnya belakangan ini kambuh, membuat seluruh keluarga khawatir.

"Kek, ada apa?"

"Tidak apa-apa. Pastikan kamu hadir di pertemuan nanti."

Jaemin menghela napas, sedikit kesal karena perbuatan kakeknya. Sosok Na Kuk Hwan memang terkenal menyukai hal-hal dadakan. Contohnya, pertemuan ini.

"Sebenarnya, apa yang akan kita bahas nanti, Kek?"

Na Kuk Hwan terkekeh kecil di seberang sana. "Bersabarlah, nanti kamu akan tahu."

"Sepertinya, hal itu membuat ayah tidak senang."

"Mungkin. Tapi..."

"Tapi, apa?"

"Tidak hanya ayahmu yang tidak senang."

"Maksudnya?"

"Lihatlah nanti, kamu akan mengerti." Na Kuk Hwan terbatuk beberapa kali, membuat Jaemin benar-benar khawatir.

"Kakek kenapa? Sudah minum obat?"

"Ah, iya. Mungkin kakek hanya kelelahan."

"Astaga, sudah berapa kali kubilang? Kakek harus istirahat yang cukup. Jangan membuat kami khawatir."

𝑲𝑰𝑵𝑮(왕)。✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang