PART 21

1.8K 299 42
                                    

Musim gugur begitu indah—seharusnya. Dengan angin yang begitu sejuk dipagi hari, dan juga sinar matahari yang indah ketika menyinari pohon gingko dengan daunnya yang mulai menguning dan menggugurkan daunnya yang sudah kecoklatan. Aroma daun itu begitu melekat setiap tahunnya dalam ingatan setiap orang, bersama kenangan indah dan juga menyenangkan.

Namun, tidak bagi sosok pemuda yang terjaga sepanjang malam, bahkan tak ada niat untuk memejamkan matanya sejenak. Hanya menatap setiap kelompak yang berada dalam jar yang kini mulai disinar oleh mentari.

Jungkook bangkit dan duduk pada kasur yang seharusnya memberikan rasa nyaman, namun rasanya hanya dingin yang didapat. Pemuda itu menatap setiap sudut kamarnya, mencoba untuk sejenak mengenang masa lalu yang begitu indah, bahkan sangat indah walapun tercoret oleh kecelakaan 3 tahun lalu.

Jungkook melangkahkan kakinya pada jendela yang kini memperlihatkan langit yang mulai berubah warna, sedikit menjadi violet di ujung timur, ciri khas pagi hari. Ia memejamkan matanya ketika mengingat betapa membahagiakannya setiap waktu yang ia habiskan bersama dengan Kim, hingga membuatnya ingin menangis.

Jungkook meraih jar yang berisi kelopak bunga itu, mengarahkan pada mentari yang semakin muncul dan menyinari setiap sudut kamarnya. Hingga dirinya dapat melihat sesuatu terukir didalamnya.

"D-E- S- T- I-N-?"

Jungkook terdiam dengan tatapannya yang begitu kosong dengan air matanya yang kini kembali membasahi wajahnya hingga isak tangis kembali memecah keheningan dipagi hari yang begitu cerah.

.

.

Day 7

Jungkook terdiam disamping gerbang gwanghwamun, memilih untuk datang lebih awal. Terlihat trotoar dan jalanan yang basah, mungkin karena hujan semalam. Hingga, aroma daun yang basah lebih mendominasi dibandingkan aroma daun kering khas musim gugur.

Jalanan itu terlihat begitu sepi, entah karena hari libut atau karena matahari baru saja muncul. Ia menggesekan alas sepatunya pada tembok trotoar itu, menunggu gerbang terbuka dihari yang begitu dingin, hingga kekasihnya itu datang.

Jungkook mendongak menatap langit yang berwarna biru, memejamkan matanya sejenak, menahan untuk tidak menangis untuk hari ini, hanya untuk hari ini. Dirinya hanya ingin tertawa dan kembali mengenang segalanya bersama, mengenai malam natal, tahun baru, perayaan imlek, bahkan hari yang dipenuhi oleh tawa.

Jungkook melirik sekilas ketika ia mendengar suara pintu gerbang yang mulai terbuka. Ia mengerdarkan pandanganya mencari sosok Kim, namun dirinya bahkan tak bisa menemukan sosok itu.

Taehyung terdiam dibalik dinding dengan helaan nafasnya yang masih terasa berat, membuatnya kesulitan untuk bernafas. Namun, angin musim gugur itu kembali menyadarkannya bahwa, tak akan lagi waktu berpihaknya untuk nya setelah hari ini. Hingga sosok Kim kembali melangkah.

"Jeon Jungkook?"

Jungkook membulatkan matanya dan kembali mengangkat pandangannya ketika mendengar suara barithone yang terdengar begitu lembut. Kemudian ia tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang begitu rapi, lalu sedikit berlari ketika sosok Kim kembali merentangkan lengannya itu.

Jungkook menjatuhkan pelukannya pada sosok Kim hingga Taehyung merengkuh tubuh itu begitu hangat dan mengecup puncak kepala Jungkook berkali- kali, memberikan tanda bahwa sosok Jeon adalah miliknya, untuk hari ini.

"Kemana kita akan pergi hari ini?" ucap Taehyung yang sedikit melonggarkan pelukannya agar ia bisa menatap wajah Jungkook yang kini masih merekahkan senyumannya.

7 Days With(out) You [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang