Prince and His Guardian

696 80 11
                                    


Di tempat persembunyianya, di balik sebuah bongkahan batu karang yang besar, seorang pemuda dengan sepasang manik topas coklat tengah mengawasi sesuatu. Iris mata itu tidak melepaskan pandanganya dari seorang pemuda yang sedang berselancar yang jaraknya kira-kira tiga ratus meter dari tempat persembunyianya saat ini. Walaupun agak jauh dari pandanganya, dia bisa melihat dengan jelas rupa dari pemuda yang sekiranya sudah mencuri perhatianya beberapa hari belakangan ini.

Rupa tampan, wajahnya dibingkai oleh sepasang manik garnet hitam yang tajam, rambut hitam yang indah, dan juga tubuh yang proposional yang sewajarnya sudah dimiliki atlet selancar macam dirinya. Dia adalah salah satu bukti sosok sempurna bagaimana Tuhan menciptakan mahluk-Nya dengan kuasa-Nya yang besar.

"Namjoon." panggil seseorang yang tahu-tahu muncul dari bawah air.

Ditengah penghayatanya yang khusyuk kepada si pemuda peselancar- Namjoon, nama pemuda itu langsung tersentak kaget. "Yoongi-hyung! Kau mengagetkanku!"

"Sedang apa kau di sini?" Tanya si iris hitam pekat yang badanya masih separuh tertutup air sama seperti si Namjoon yang tidak menampakkan kakinya sedari tadi. Dari tatapan itu bisa dibilang dia sedang menyelidiki sesuatu dengan apa yang dilakukan oleh orang yang dicarinya hari ini.

"Aku hanya ingin mencari angin ahahahaha...!" Namjoon tertawa garing menutupi kebohonganya.

Pemuda dengan nama Yoongi itu menghela nafas. Dia tahu benar kalau apa yang barusan diucapkan oleh pemuda itu hanya kebohongan semata. Lalu pandangan matanya yang tajam miliknya mencuri pandang ke sesuatu yang jauh dari belakang Namjoon saat ini. Seseorang yang diawasi oleh temanya dari balik karang berjam-jam lamanya.

"Kau pikir aku anak kecil bisa kau bohongi seperti itu?" Tangan Yoongi yang tadinya mengacak pinggang kini mengetuk pelan kepala si rambut coklat karamel yang berada di hadapanya yang masih cengengesan.

"Tu-tunggu Yoongi-hyung! Jangan beri tahu ayah tentang ini!" Mohonya saat kebohonganya terbongkar. Dia terlihat sedikit panik jikalau Yoongi akan memberi tahu kalau dirinya diam-diam sedang mengawasi seseorang yang bukan dari mahluk yang sama seperti dirinya.

"Makanya ayo cepat pulang. Ayahmu sedang mencarimu." Tangan pemuda dengan surai hitam keunguan itu mengambil bilah tangan Namjoon.

Namjoon tidak punya pilihan lain selain untuk mengikuti Yoongi pergi dari tempat persembunyianya. Padahal dia ingin lebih lama memandangi pemuda yang tidak dia kenal namanya itu walaupun hanya dari kejauhan.

Keduanya menyelam ke dalam lautan, masih bergandengan tangan. Namun posisi Yoongi berada di depan Namjoon yang sedikit berada di belakang.

Di dalam lautan, siapa yang sangka bahwa di dalam sana ada sebuah kota bawah laut yang sangat cantik dan menawan. Kota bawah laut itu dihiasi oleh koral, mutiara, memiliki gedung tinggi, tempat tinggal, taman, jalan raya hanya saja tidak ada kendaraan di sana, dan juga di antaranya adalah sebuah istana yang sangat indah dan megah berdiri di ujung belakang kota tersebut. Istana tersebut berdiri dengan anggun dan dihiasi lampu kerlap-kerlip serta bertahta batu-batu permata dan juga mutiara-mutiara berharga. Siapapun yang tidak pernah melihat Kerajaan Laut Ryugu pasti terpesona dengan kota dan kerajaan kecil itu, namun tidak bagi Namjoon.

Keduanya masuk ke dalam istana tersebut. Beberapa penjaga istana langsung membukakan pintu saat kedua pemuda itu datang, dan tak lupa memberi hormat.

"Selamat datang, Namjoon-mama, Yoongi-ssi."

Yoongi membawa Namjoon kepada ayahnya, yang sudah menunggu di ruangan utama istana bawah laut itu.

"Saya kembali, Jirocho-sama," Yoongi yang mendampingi Namjoon menundukkan kepalanya sebagai salam hormat.

Sand of MemoryWhere stories live. Discover now