Kelopak matanya berkedut-kedut. Seseorang di bawah alam sadarnya sana, memberontak untuk segera bangun dari mimpi. Saat pintu besar itu terbuka, samar-samar dia mendegarkan banyak suara yang asing mulai merambat di alam sadar. Di telinganya, perlahan dia bisa mendengar dengan jelas suara-suara itu. Dari indera pendengarannya, kesadaran itu mulai dia dapatkan, saat indera pengelihatannya mulai bekerja sama dengan inderanya yang lain.
Dia bisa merasakan kasarnya pasir tepi pantai yang bersentuhan dengan kulit tan honey miliknya.
Dia bisa merasakan sinar matahari yang masuk menerobos kelopak matanya.
Sampai kulit tipis pelapis mata matanya mulai terbuka perlahan, sepasang pupil hazel kecoklatan menerima sinar matahari yang menyilaukan pandangan pemuda cantik itu.
"Wah! Dia sudah sadar!"
Begitu mendengar seruan dari orang-orang yang tidak pernah dia kenal, dia mengerejapkan mata.
"Manusia kah?"
"Astaga! Kupikir dia sudah mati!"
"Mati?"
Namjoon refleks langsung bangkit dari posisi tidurnya saat ini. Dia melihat sekelilingnya dengan cepat. Manusia berkerumun mengelilinginya, dan saat ini dia berada di tengah-tengah mereka. Namjoon sempat dihinggapi rasa takut saat melihat mata-mata manusia yang mengarah padanya. Dia tidak pernah melihat manusia sedekat ini, bahkan memandang Jungkook pun dia bersembunyi dari kejauhan.
Belum selesai rasa khawatir akan manusia, kepalanya langsung teringat sesuatu. Lupakan manusia yang membuatnya takut, sekarang dia tidak mempunyai ekor lagi!
Namjoon menggerak-gerakkan jari-jari kaki baru miliknya. Dia merasakan hal yang asing dari bagian bawah kakinya tersebut. Dia tidak lagi melihat ekor bersisik perak yang dia miliki. Itu benar-benar kaki utuh seperti kaki manusia yang berada di sekitarnya!
"Ka-kaki?!" Pekik Namjoon masih menggerak-gerakkan jari kakinya meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu bukan ekor duyung lagi.
Entah apa yang diperasaanya saat ini, entah takjub atau apa. Satu-satu ingatannya kembali ke kepala surai karamel itu.
"Ju-jungkook-ssi!!" Mengabaikan mukzizat yang baru dia punya, dia menoleh ke sisi kiri. Dia segera merangkak ke sisi Jungkook yang masih belum sadar. "Jungkook-ssi!" Panggil Namjoon sambil memegang tangan pemuda yang barusan dia tolong dari bawah laut. "Jungkook-ssi!"
Namjoon tidak lagi menghiraukan manusia-manusia yang berada mengelilinginya.
"Permisi!"
Petugas medis dengan beberapa alat bantuan kecelakaan sampai di tempat Namjoon berada. Ada beberapa orang pengunjung memanggil tim penjaga pantai dan anggota medis yang bersiaga di dekat pantai. Karena darurat, si petugas medis tidak sengaja menyingkirkan Namjoon dengan menyikutnya. Sampai-sampai Namjoon hampir terjatuh ke belakang.
Petugas medis melakukan pertolongan pertama kepada Jungkook, dengan menekan-nekan dadanya dengan kuat.
Satu kali.
Dua kali.
Tiga kali.
"UHUK! UHUK!"
Si peselancar muda itu, mengeluarkan air laut yang sempat memenuhi dadanya. Dia sampai-sampai memuntahkan banyak air.
"Ju-Jungkook-ssi..." Walaupun dadanya tidak terisi oleh air laut, dadanya yang sempat sesak karena mengkhawatirkan Jungkook akhirnya merasa lega juga. Dia senang, bahwa Jungkook kembali hidup dan Si Penyihir tidak berbohong dengan kata-katanya.
YOU ARE READING
Sand of Memory
FanfictionKetika harapan harus sebanding dengan harga yang dibayar olehnya. Apakah dia tetap akan membayarnya? Pair : KookNam & YooNam