Di dalam perjalanan kembali ke istana, Pangeran Namjoon sedang melamunkan sesuatu. Di dalam otaknya masih memainkan kata-kata Penyihir yang barusan dia temui di penjara bawah laut. Jika dipikir-pikir apa yang dikatakan Penyihir tadi ada benarnya juga. Kalau dia bukanlah manusia duyung, melainkan manusia, tidak ada alasan bahwa dia tidak bisa mencintai Jungkook-ssi 'kan?
Sekitar seratus meter dari gerbang istana, sekitar tiga puluh pasukan penjaga yang dipimpin oleh Yoongi berbaris teratur dan rapi. Mereka terlihat menggunakan baju zirah lengkap, dan juga trisula khusus yang digunakan seperti saat-saat darurat. Terdengar di telinganya, suara Yoongi yang lantang dan keras kepada anak buah yang dipimpinnya.
"Kalian dengar? Kita akan berpencar mencari Pangeran! Tidak perduli di dalam palung sekalipun, kita harus menemukan Pangeran!" Titah Yoongi dengan nada keras.
Pasukan bersiap mendapatkan titah dari duyung ekor hitam tersebut. "Siap!"
"Eh?! Me-mereka mencariku?!" Namjoon membatin panik.
Yoongi menggenggam trisulanya dengan erat. Dia bertekad akan menemukan Namjoon yang sudah hampir setengah hari ini tidak kembali ke istana.
Kepala Namjoon bekerja dengan cepat. Dia harus segera kembali sebelum pasukan Yoongi keluar dari istana. Dia melesat menuju lelaki dengan kulit putih pucat itu.
"Yo-Yoongi-hyung!!"
Seketika Yoongi membalikkan badannya. Melihat Namjoon kembali ke istana dalam keadaan sehat walafiat membuat beberapa pasukan Kerajaan Ryugu itu bernafas lega. Karena jujur saja, ada beberapa di antara mereka takut untuk menyelam ke palung lautan yang konon di dalam sana ada penjara yang mengurung seorang penjahat yang dijatuhi hukuman seumur hidup oleh raja mereka. Pastinya, penjahat itu melakukan kejahatan yang besar sehingga Raja Ryugu mengurungnya di bawah sana.
"Namjoon-ah..." Pupil Yoongi membulat sempurna saat Namjoon terburu-buru menghampirinya.
"Ma-maaf aku tidak cepat kembali! Tadi aku—"
Gigi-gigi lelaki yang setahun lebih tua dari pada Namjoon itu menggeretak keras. Dia memutus perkataan pangeran dengan membentaknya. "BODOH! DARI MANA SAJA KAU?!"
Bukan hanya pasukan penjaga lain yang tersentak akibat bentakan Yoongi, tapi juga Namjoon sendiri. Bisa dibilang Yoongi memang berpernagai dingin, tapi mereka tidak akan pernah menyangka kalau dia berani membentak Namjoon yang merupakan putra kesayangan dari Raja Jirochou. Begitupula Namjoon yang tidak pernahdibentak oleh Yoongi pun tertegun.
"Hyung..."
.
.
Namjoon kembali di kawal oleh Yoongi untuk kembali ke kamarnya. Selama dalam perjalanan, dia sama sekali tidak bersua kepada pengawa pribadinya ini. Dia hanya menatapi punggung yang kokoh itu tanpa bisa apa-apa. Sudah cukup dibentak tadi membuat nyalinya ciut.
Sudah sampai di depan pintu kamar Namjoon, Yoongi membukakan pintu untuknya.
"Silahkan masuk, Pangeran."
Pangeran itu tahu betul bagaimana khas suara Yoongi. Daripada memintanya seperti biasa, kali ini tedengar seperti perintah yang tegas. Pangeran muda merasa suasana ini semakin canggung karena dia diperlakukan begitu formal oleh orang yang dianggap seperti sahabatnya sendiri. Dia ingin memprotes sikap Yoongi, tapi saat bersamaan dia juga takut dan bersalah. Dia tidak punya pilihan lain, selain menuruti perintah hyung-nya.
Saat akan masuk, rasa ingin meminta maaf kepada Yoongi semakin besar, karena sudah dua kesalahan dia lakukan kepada pengawalnya tersebut. Dia harus berani bertanggung jawab.
YOU ARE READING
Sand of Memory
FanfictionKetika harapan harus sebanding dengan harga yang dibayar olehnya. Apakah dia tetap akan membayarnya? Pair : KookNam & YooNam