The Witch

263 53 14
                                        


Di kamar pangeran mahkota, manik coklat Namjoon sedang memperhatikan sebuah gelang yang sedang duduk manis di atas mejanya. Gelang tali hitam sederhana berhias batu safir biru. Terkadang dia tersenyum sendiri saat mengingat siapa pemilik gelang itu. Gelang yang selalu melingkar di pergelangan manusia pujaan hatinya.

"Lain kali aku akan bertemu dengan Jungkook-ssi, aku harus mengembalikannya." Perasaan Namjoon berbunga-bunga saat mengingat pertemuan di mana dia memberikan namanya kepada Jungkook. Dia berharap agar bisa bertemu lagi dengannya di permukaan air.

Tapi seketika senyum sumringahnya luntur perlahan. Tatkala dia kembali mengingat apa yang tempo hari dia dengar saat mencari mutiara di taman dekat istana. Tentang penyihir kuat dan sakti yang tinggal di Kerajaan Ryugu. Tapi apa yang dia ingat, Ayahnya bilang penyihir semacam itu tidak ada. Keberadaanya masih diragukan. Entah dia benar-benar ada, atau hanya tokoh karangan fiksi belaka.

"Apa aku harus bertanya pada Yoongi-hyung ya?" Gumamnya pelan. "Dia kan salah satu prajurit terkuat di Ryugu..."

Terlintas di kepalanya wajah Yoongi jutek yang mengatakan TIDAK.

Kepala karamel Namjoon langsung menggeleng cepat.

"Bodoh! Kau sama saja bunuh diri kalau menanyakan itu pada Yoongi-hyung, Namjoon!" Omel Namjoon pada dirinya sendiri. Tidak, dia harus mencari jalan lain.

Dia memangku wajahnya sambil memutar otak untuk mencari tahu mengenai Si Penyihir. Tiba-tiba dia mendapatkan sesuatu yang mungkin bisa membantu menjawab rasa penasarannya. Bergegaslah dia menuju ke perpustakaan istana.

Di dalam perpustakaan yang besar dan megah milik Kerajaan Ryugu.

Putra Mahkota memilah-milah buku yang berhubungan dengan mitos dan legenda. Dari sekian banyak buku yang dia pilih, dia tidak menemukan sesuatu yang dia sedang cari. Sudah ada mungkin satu jam Namjoon membolak balik kertas di buku-buku yang menjadi pilihannya tadi. Sepuluh buku tebal dia baca, namun dia tidak menemukan tenang Penyihir yang dapat mengabulkan permintaan apapun yang tempo hari dia dengar di taman.

Si duyung bersisik perak ini menghela nafas berat dan pasrah. "Haaah.... Tidak ada..."

Dia menjatuhkan kepalanya di tumpukan buku-buku yang barusan dia baca. Di saat beristirahat, Namjoon dikagetkan dengan suara benda asing terjatuh di belakangnya. Membuat dia kembali mengangkat kepala.

"Ish, mengagetkan aku saja..." Rutuk Namjoon pada buku itu. Mau tidak mau dia harus mengambilnya. Buku itu tidak mungkin dia biarkan berceceran di lantai. Dengan malas, dia berdiri dari kursinya untuk memungut barang tersebut.

Saat mengambil buku tadi, Namjoon memperhatikan sesuatu."Buku ini tua sekali ya? Aku tidak pernah tahu kalau ada buku setua ini di perpustakaan." Jari-jari pemuda itu merasakan kulit sampul buku yang koyak, dan usang. "Khkhkh, pasti umur buku ini sama dengan ayah. Sama-sama keriputnya." Ejek bocah bandel kesayangan Kerajaan Ryugu menyamakan ayahnya dengan buku tua yang dia pegang.

Saat mengintip ke dalam isi buku itu, dia melihat catatan tangan seseorang.

'Ibu, Kami berhasil menangkap Penyihir itu. Penyihir yang bisa mengabulkan semua permohonan. Walaupun sudah menyegel kekuatan Penyhir, tapi kami tidak bisa membunuhnya. Kami hanya dapat mengurungnya di penjara gelap di dasar lautan . Tidak tahu akan sampai kapan Penyihir itu hidup, tapi selama Penyihir itu jauh dari dia, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Yoongi. '

"Yoongi-hyung...? Apa hyung tahu tentang si Penyihir...?"

.

.

Sand of MemoryWhere stories live. Discover now