Kurang lebih sudah lima hari ini, Namjoon menepati janjinya pada Yoongi. Dia tidak pergi kemana pun termasuk ke permukaan laut. Dia menghabiskan waktunya dengan belajar mengenai struktur kerajaan, dan hal-hal lain yang bisa menghabiskan waktu senggangnya di dalam istana.
Sudah 5 x 24 jam, membuat waktu di kehidupan Putra Mahkota Ryugu terasa berjalan seabad. Biasanya dia selalu menghabiskan di waktu senggangnya pergi bermain di luar istana, namun kali ini dia menahan semua itu demi memperbaiki hubungannya dengan Yoongi.
Dari sela-sela otaknya, Namjoon kembali berpikir untuk menyelinap keluar istana lagi. Dia sudah bosan berada di dalam istana megah yang berkhias mutiara dan matu permata yang sangat indah. Walaupun terlihat indah, istana ini tidak lebih dari sebuah sangkar emas baginya. Dibesarkan sebagai Pangeran Mahkota, Namjoon tidak ubahnya seperti remaja kebanyakan.
Dia ingin menghabiskan waktu-waktu masa muda yang dia miliki seperti anak-anak lain yang tinggal di dalam kerajaanya. Dia sangat ingin bermain dengan anak-anak seusianya, melakukan kenakalan khas remaja seperti membolos sekolah, dan yang lain. Tapi sayang, nasib berkata lain.
Dia hidup dalam istana, dan harus terkurung dengan adat istiadat dalam istana. Dia bahkan tidak mempunyao teman untuk diajak berbicara kecuali Yoongi yang merupakan pengawal pribadinya yang sudah ada semenjak dia belum lahir.
Walaupun hidup serba berkecukupan dan penuh kemewahan, Namjoon iri kepada Yoongi yang bisa hidup bebas dan bepergian kemana pun tanpa perlu dikhawatirkan siapa-siapa.
Menimang-nimang ide terlarang, akhirnya Namjoon segera membuat keputusan yang cepat.
Sebagai pelari dari istana yang handal, Namjoon dengan mudah melarikan diri tanpa diketahui oleh penjaga-penjaga istana. Dia sudah hapal mati jadwal para penjaga gerbang, yang berjaga di sekitar tempat dimana dia sering melompati pagar untuk keluar dari Istana Ryugu.
Namjoon mengendap-endap dari balik belakang pilar emas yang tidak jauh dari gerbang. Tepat tiga menit menunggu, para penjaga kini kembali ke pos masing-masing untuk bertukar shift. Kesempatan itu digunakan putra kesayangan Jirochou melarikan diri.
"Yosh!!"
Dengan kelihaian dan ketepatan waktu yang pas dia melesat dengan ekor peraknya menuju keluar gerbang.
Acara pelarian diri ; SUKSES.
Namjoon berenang menuju ke permukaan tanpa khawatir penjaga akan melihatnya. Karena dia bisa memperkirakan waktu sekitar tiga menit penjaga gerbang baru akan kembali ke pos. Kepalanya tetap mendongak ke atas. Dia seperti memperhatikan sesuatu. Yang seharusnya tidak ada, tapi sepertinya hari ini ada. Dan itu mungkin akan membuatnya kembali lagi ke Ryugu. Sekitar lima jengkal dari permukaan air, manik coklat matanya melihat langit dengan awan hitam menggantung di atas langit. Riak-riak air di permukaan air pun sangat besar. Hujan deras juga jatuh tanpa ampun sampai di permukaan laut.
Melihat cuaca yang tidak memungkinkan, Namjoon yang tidak berani memunculkan diri ke permukaan air bergumam. "Mungkin Jungkook-ssi tidak kemari hari ini..."
Tapi rasa penasarannya yang besar akan kehadiran pemuda pujaan membuatnya nekat untuk naik ke permukaan. Benar, sudah sampai di atas sana, dia tidak menemukan sosok pencuri hatinya tersebut. "Ah, mungkin dia sudah tidak bodoh lagi untuk berselancar dicuaca yang seburuk ini." Namjoon tersenyum pasrah. Dia lalu berenang kembali ke dalam menuju Ryugu.
YOU ARE READING
Sand of Memory
FanfictionKetika harapan harus sebanding dengan harga yang dibayar olehnya. Apakah dia tetap akan membayarnya? Pair : KookNam & YooNam