[Park Jimin💜] MAD

81 4 0
                                    

"Jimin-ah" panggilku sambil berjalan mendekati laki-laki dengan wajah bantalnya sedang duduk dengan baik depan televisi, maklum akhir pekan tentu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh seorang pekerja di seluruh dunia.

"hm ?" balas lelaki yang berstatus sebagai suamiku itu, dengan mata yang tidak berpindah dari layar yang ada di depannya.

"Hari ini kau tidak kemana-mana ?" tanyaku dengan hati-hati, pasalnya hari ini aku ada janji dengan temanku dan otomatis si tuan Park ini akan sendirian dirumah, dan dia tidak suka itu.

"Tidak, aku mau bersantai dengan istriku" jawabnya yang kini sudah beralih dari televisi ke pelukanku, diciumnya pucuk kepalaku. Ah nyaman sekali.

"Um.. Mian Jimin-ah, Hari ini aku ada janji dengan Soo Hee untuk beli perlengkapan bayi, apa aku boleh pergi ?" tanya ku dengan pelan namun masih bisa terdengar, Jimin yang mendengarnya langsung melepas pelukannya dan memegang bahuku.

"Wae ? Memangnya kemana suaminya si Hyun Sik ?? kenapa harus kamu ?" tanya Jimin yang kini merubah ekspresinya menjadi sedikit marah.

"Hyun sik sedang diluar kota sekarang, dan kami memang sudah merencanakan ini jauh-jauh hari. Lagi pula kami juga sudah lama tidak main bersama, hitung-hitung melepas rindu." Ujarku memohon sambil memeluk kembali laki-laki dengan aroma khasnya.

"Kalau aku bilang tidak boleh, apa kau akan tetap pergi ?"

"Wae ? kenapa tidak boleh ? ayolah park jimin, aku cuman pergi berdua dengan Soo Hee, dan lagipula kami hanya sebentar. Boleh ya ?" ujarku memohon, dan kali ini dengan puppy eyes, aku tahu tuan jimin ini tidak akan tega dengan ekspresi wajahku sekarang.

"Arraseo, pergilah. Lakukan sesuka mu" balasnya sambil melepas pelukan dan pergi meninggalkan ku.

"baiklah, dia marah sekarang" batinku.

17:00 KST

"Jimin-ah, kau tidur ?" tanya ku sambil mengelus rambutnya, sejak kejadian tadi Jimin hanya dikamar, bahkan dia tidak mau makan. Apa dia selelah itu sampai tidurnya tadi tidak cukup.

"Jimin-ah, aku pergi" ucapku sambil mencium pucuk kepala laki-laki yang sudah bersama ku selama setahun ini. Tak lupa mengunci pintu, aku pun menemui Soo Hee yang sudah menjemput ku.

21:15 KST

"y/n, kau tidak dicari suami mu ? ini sudah malam ?" tanya Soo Hee setelah melihat arah jarum jam di dinding rumah nya. Ya, setelah belanja keperluan bayi, kami memutuskan untuk kerumah Soo Hee, karena dia juga sedang hamil besar, jadi lebih baik bersantai dirumah saja.

"Oh! Astaga! Aku meninggalkan ponselku" pekik ku yang sadar saat mencari keberadaan ponselku, aku memang sejak tadi tidak melihat ponsel karena terlalu asyik mengobrol dengan Soo Hee, ah pasti sekarang amarah Jimin bertambah pada ku.

"Mianhae Soo Hee-ya, aku harus pulang. Aku lupa membawa ponsel, pasti sekarang Jimin menungguku" jawabku sambil buru-buru merapikan tas dan bergegeas menuju pintu.

"y/n, biarku antar kau pulang, kelamaan kalau menggunakan bus"

"baiklah"

Author POV

y/n sudah sampai di apartemennya beberapa menit yang lalu, ia berjalan dengan terburu-buru dan saat sudah sampai di lantai apartemennya, ia menemukan seseorang yang sudah berdiri menyandar yang dekat dengan lift.

y/n sudah sampai di apartemennya beberapa menit yang lalu, ia berjalan dengan terburu-buru dan saat sudah sampai di lantai apartemennya, ia menemukan seseorang yang sudah berdiri menyandar yang dekat dengan lift

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"oh, jimin-ah"

"KAU!! Dari mana saja ?? Kenapa tidak menjawab panggilanku ?" kini amarah Jimin sudah tidak terbendung lagi. Sampai suaranya terdengar satu lorong apartemenku.

"Ma-maafkan aku, aku lupa membawa ponselku, dan aku tidak sadar waktu. Maafkan aku jimin" jawabku sambil terduduk, aku merasa bersalah padanya, Jimin tidak pernah semarah ini padaku.

"kau tahu ? aku begitu sangat mengkhawatirkan mu ! aku takut kau kenapa-napa, kau harus menjaga kehamilan mu juga y/n, walaupun umurnya masih sangat muda, tapi kau harus menjaganya dengan baik" ujarnya yang kini memeluk ku, aku menangis di dalam pelukannya, aku benar-benar merasa bersalah pada suamiku, dan calon anak ku ini, maafkan aku.








Anyeong !!

Maaf ya, baru diupdate seminggu kemudian.

Jangan lupa like dan comment yaa !! aku sangat menantikan partisipasi teman-teman untuk story aku ini ^^

Ini permintaan maaf ku untuk ARMY

Ini permintaan maaf ku untuk ARMY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IMAGINE with BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang