d

580 100 2
                                    

Before reading this story, please check alzheimer ft. winwin - 0.5

And please give a star and comment when u like with that scene
↪📍↩

























“Winwin apakabar?”


































Rencana kita buat jalan-jalan ke dufan hancur total.

Ini faktornya karena apa ya?

Gue.

Karena gue yang ngancurin, gue harus buat jadwal jalan-jalan pengganti.

Tau gitu tadi gue lanjut aja ke dufan.

"Susah kan buat schedule." Bacot Haechan sambil lewat di depan gue dengan satu mangkok gede popcorn di tangannya.

"Tai lu —btw minta."

"Gaboleh."

Tuh, kan. Ketebak.

Oiya fyi, Haechan lagi ngambek sama gue. Soalnya acara ke dufannya gajadi, tiketnya masih dia pegang dan katanya nanti malem mau dibakar sekalian bakar foto mantan.

Bah, Haechan punya mantan?

"ADA DONG!"

Gue noleh ke arah ruang tamu, disana ada Renjun yang katanya dia ngajak temennya. Siapa namanya ya?

Oh iya si Xiaojun.

Kadang gue bingung sendiri, Renjunnya enak anyem kalem gini temenannya sama manusia bobrok modelan Yukhei gitu.

Inget Yukhei, kan?

Itu loh, si mata balon.

Gue suka pusing kalo seketika rumah rame. Tapi ya untungnya ini rumah gede lah lumayan.

Kalo sempit gue udah sesak nafas disini.

"Assalamualaikum ya para akhi." ucap temen Renjun yang baru aja dateng.

"Waalaikumsalam." ucap gue agak keras. Biar ngga cuma para akhi aja yang dianggep.

"Eh ada Ukhti juga ternyata." Ucapnya sesaat, lalu mulai ngga peduli.

Emang sinting semua temen-temennya Renjun nih.

"Jun, Chan, jangan diberantakin rumahnya. Gue mau tidur." ucap gue langsung beranjak ke atas, mau ke kamar.

"Rencananya udah, kan?"

"Udah, lo berdua balik ke rumah masing-masing."

O_o

Tentang tadi, kejadian di minimarket yang berujung reuni kecil kecilan itu.

Hanse, ternyata dia anak orang kaya dan gue baru tau itu.

alzheimer 2 ft. winwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang