'tawa mu, adalah sumber kebahagiaanku. walaupun nyatanya tawa mu itu bukan untukku'
..
.
"Gausah baper, gue cuma gasuka lo sakit, lo kalo sakit nyusahin"
Bagaikan terhempas kedasar tanah setelah terbang dari langit ke tujuh. Itulah yang Seohyun rasakan. Sakit.
Semua perlakuan Jimin selalu memiliki alasan. Seohyun tau itu. Dan yang barusan Jimin bilang itu ada benarnya juga. Jika Seohyun sakit, siapa yang bakal kerepotan? Tentu Jimin. Karena mereka hanya tinggal berdua.
"Ne"
Seohyun memakan makanannya. Dan Jimin kembali kedunia gamenya. Seohyun bingung harus melakukan apa disaat-saat seperti ini. Jadi yang ia lakukan hanya menatap kearah depan dengan tatapan kosong. Menatap Jimin yang sedang asik dengan gamenya. Seperti itu. Sampai akhirnya ada sebuah tepukan kecil di pundaknya, membuat seohyun sontak menoleh ke samping kanan dimana tepukan itu berasal.
Setelah menoleh ia mendapati Jaemin yang sudah duduk disebelahnya dengan senyuman. Seohyun bersyukur Jaemin datang diwaktu yang tepat.
"Lama ga ketemu makin cantik aja hyun?" Mendengar tutur kata teman sekelasnya yang bernama Jaemin, Jimin langsung menoleh kearah cowok itu disertai dengan tatapan tajam dan dinginnya. Sementara yang ditatap hanya menoleh sebentar lalu beralih menatap Seohyun kembali.
"Ah bisa aja. Yang ada lo tuh ganteng nya makin ga sopan"
"Jelas itu"
"Dih, nyesel muji" Jaemin hanya tertawa membalas ucapan Seohyun itu. Kemudian ia membuka bungkusan coklat, lalu ia masukkan kedalam mulutnya sekaligus.
"Jaee mau"
"Mau?" Seohyun mengangguk
"Beli sendiri hahaha" Seohyun yang sedang cemberut seketika kaget saat ada sebuah hantaman yang cukup keras pada meja yang ada didepan mereka dan Jimin.
"Berisik banget sih, mesti gitu pacaran disini?" Omel Jimin kesal. Bahkan urat-urat di lehernya sampai kelihatan saat mengucapkan kata-kata itu.
Seohyun terdiam. Ia jadi merasa bersalah telah membuat Jimin marah. Ia yang terlalu bodoh kenapa bisa terbawa suasana sampai sampai ia melupakan keberadaan Jimin. Seohyun hanya menunduk dalam. Menatap sepasang sepatunya dari atas.
"Kayaknya gue harus balik bareng temen-temen deh, haha sorry ya" Jaemin langsung pergi begitu saja. Sebenarnya ia belum mengenal betul bagaimana sosok Jimin. Dan baru kali ini ia melihat Jimin marah, yang menurutnya cukup seram saat melihat ekspresi Jimin tadi. ia tidak mau memperpanjang masalah dan memilih untuk pergi walaupun ia masih ingin menghabiskan waktu dengan Seohyun.
"Udah berani lo gitu didepan gue?" Tanya Jimin dengan nada rendah. Namun memberikan kesan seram pada diri cowok itu.
"En..engga, maaf"
"Ga terima permintaan maaf" Jimin menatap Seohyun yang masih menunduk dengan tajam.
"Jimin... Pliss" Seohyun ber-aegyo didepan cowok itu supaya permintaan maaf nya diterima. Namun Jimin tetaplah Jimin. Yang sangat tidak menyukai cewek yang sedang ber-aegyo karena suatu hal. Garis bawahi 'karena suatu hal'. Jimin memijat pelipisnya pelan. Matanya memejam sebentar. Kemudian menatap Seohyun kembali.
"Berhenti kayak gitu. Gue jijik" Seperti bagaimana seohyun terhadap Jimin. Ia langsung diam atas perintah cowok itu.
"Terus?"
"Apanya?"
"Belum dimaafin juga?" Jimin menggeleng malas. ia sangat tidak niat meladeni gadis seperti seohyun ini.
"Jadi aku harus apa biar dimaafin kamu?"
Jimin tampak berfikir.
"Bawain gue makanan plus minuman pas istirahat pertama"
"Biasanya juga gitu"
"Kali ini tiap hari"
"Ha? Yang benar aja tiap hari?!" Seohyun memekik kuat. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk seohyun mengatakan selamat tinggal pada waktu istirahat nya yang biasa ia gunakan untuk tidur ataupun ngantin bareng temen.
"Kenapa? Keberatan?" Tanya Jimin dengan nada sinis.
"Eh? En..engga kok"
"Good Girl"
***
Bel bertanda pulang akhirnya bunyi. Membuat murid-murid lain senang bukan main dan langsung berhamburan keluar kelas. Entah mengapa mereka sangat suka berburu-buru keluar kelas.
"Kei, bareng yuk"
"Yahh gue dijemput abang gue dong" Seohyun terlihat sedih. Ia tidak tau akan pulang dengan siapa. Hari ini ia hanya membawa uang sedikit karena pulang cepat, tapi ternyata sudah habis untuk membeli camilan dan minuman yang Jimin pesan tadi.
"Biasanya juga naik ojek lo?"
"Duit abis"
"Azab pacaran ga bayar pj tuh"
"Dibilangin gue ga pacaran sama Jihoon"
"Lah? Gue kan ga bilang jihoon"
"Terus?"
"Jimin"
"Ha? Bisa gitu ya nyasarnya ke Jimin. Haha lucu lo" Walaupun Seohyun agak kaget saat Jimin adalah orang yang dimaksud Kei, namun ia segera menyembunyikan kagetnya itu dan bersikap biasa saja. Kei memang temannya bahkan sahabat Seohyun saat disekolah. Namun seohyun tidak pernah menceritakan hal ini kepada kei. Ingat! Tidak semua hal harus kita bicarakan pada orang, mau dia itu sahabat sendiri. Karena sahabat itu lah yang paling rentan menjadi musuh. Bukan suudzon sama teman, cuma kita cukup waspada.
"Gue tau hyun" Ujar kei serius. Ia menatap lurus mata Seohyun.
"Lo makin lama makin ngelantur deh haha" Seohyun selesai dengan beres-beres bukunya. Kemudian ia berdiri dan langsung keluar kelas diikuti oleh Kei dari belakang yang masih menanyakan seputar Jimin disetiap langkah kakinya. Seohyun hanya diam. Ia pusing memikirkan apa yang harus ia jawab kepada kei. Rasanya ia belum cukup yakin bila menceritakan ini pada kei. Sementara Yun-hye saja sahabat dari SMP-nya tidak mengetahui masalah ini. Apakabar kei? Yang bisa dibilang masih baru-baru? Seohyun memang segitu ragunya kepada orang. Kadang dia terlalu berlebihan. Seohyun selalu menyimpan privasinya rapat-rapat.
Seohyun mengusap dahinya saat terbentur sesuatu yang lumayan keras dihadapannya. Karena celotehan kei ia jadi tidak fokus pada jalan. Seohyun mengangkat kepalanya, dan ia mendapati Jaemin yang sedang berdiri sambil meleparkan seulas senyuman khas cowok itu.
"Mau bareng? Sekalian mampir" Tawar Jaemin ramah. Namun, Seohyun tidak terlalu mendengar apa yang Jaemin katakan, pandangan dan fikiran nya tengah fokus pada suatu objek. Dimana ada seorang cewek dan cowok tengah duduk dengan gelak tawa mereka yang saling saut-sautan. Wajah mereka tampak bahagia. Terutama cowok itu. Jimin. Sudah lama seohyun tidak melihat Jimin sebahagia itu. Ternyata dia sudah punya pacar. Dan seohyun berfikir ia harus jaga jarak dengan Jimin supaya tidak menimbulkan kecurigaan pada si cewek.
Tapi, kenapa sakit ya?
TBC...

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise ; PJM
Fanfiction✔Janji akan selalu ada disaat susah dan senang ✔Janji untuk selalu peka terhadap sekitar ✔Janji untuk selalu berada disamping Seohyun ✔Janji tidak akan membuat Seohyun menitikkan air matanya Dan yang terakhir dan poin pentingnya: ✔ Janji untuk tida...