Part 5

32 5 0
                                    

Bunyi bel terdengar seiring masuknya sepasang manusia pada sebuah cafe. Mereka berjalan menelusuri setiap ruangan guna mencari meja yang masih kosong untuk tempat mereka. Kali ini cafenya sangat ramai. Seohyun dapat melihat wajah bahagia Jaemin saat melihat pengunjung cafe hari ini bertambah banyak, tidak seperti biasanya.

"Jaemin"

"Apa?"

"Lo ga butuh karyawan tambahan gitu? Liat tuh mereka kesusahan" Seohyun menujuk kepada beberapa orang pelayan yang sibuk menangani pelanggannya.

"Lagi males cari, ribet" Diusia seperti ini Jaemin sudah memiliki sebuah cafe yang cukup terkenal dikalangan anak remaja seperti mereka. Cukup hebat, apalagi ia masih duduk dibangku 2 SMA. Ya walaupun masih menggunakan modal dari orang tuanya, tapi ia berjanji jika cafe nya benar-benar sukses ia akan segera menggantinya.

"Yaudah gue aja"

"Loh? Lo lagi nyari kerjaan?"

"Ya engga sih, cuma kasian aja sama mereka. Lagian dari pada gue nganggur dirumah kan mending kerja"

Jaemin tampak berfikir "Tapi apa ga ribet? Lo masih sekolah"

"Gimana kalo hari sabtu sore sama minggu aja, itu lebih rame" Usul Jaemin. Dan sekarang gantian Seohyun yang berfikir.

"Em.. Boleh"

"Serius nih?"

"Iyaaa"

"Oke. Ntar kalo sabtu lo pulangnya sama gue aja biar sekalian kesini" Seohyun mengangguk, ia setuju atas perkataan Jaemin barusan.

Seohyun melihat sekeliling. Ia masih tidak menyangka bahwa cafe ini adalah milik temannya. Sebenarnya Seohyun iri dengan Jaemin. Cowok itu diusia segini sudah kesampaian cita-cita nya, yaitu menjadi pengusaha sukses sebelum umurnya menginjak 20 tahun.

Ting!

Lamunan Seohyun buyar saat notifikasi ponselnya masuk. Ia tarik pandangannya menuju benda pipih berwarna gold yang ia simpan diatas meja. Kemudian mengambilnya.

Jimin 💜
Pulang! Ortu gue mau dtg.

Seohyun

Kan yang dateng ortu lo.
masalahnya sama gue apa?


  Jimin💜                                                                                           
Y

a lo masak, beres-beres.
sadar diri kek.

Seohyun menghembuskan nafasnya kasar. Ia lupa kalau ia ini hanya babu Jimin. Itu asumsi Seohyun.

Ting!

Jimin💜
Share loc. Gue jemput

Seohyun mengerutkan dahinya. Tumben-tumbenan seorang Park Jimin mau menjemput Seohyun. Tanpa berfikir panjang seohyun mengirimkan lokasinya saat ini. Tidak ada balasan lagi dari Jimin. Ia hanya membacanya. Seiring dengan itu pun Seohyun meletakkan kembali ponselnya, merasa tidak enak dengan Jaemin yang terlalu lama ia abaikan.

"Jae"

"Hm?"

"Pergi yuk" Seohyun berbisik.

"Lah? Kemana?"

"Kemana aja terserah"

"Lo mau kabur? telat." Seohyun juga Jaemin menengadahkan kepalanya guna melihat siapa yang berbicara. Mereka mendapati Jimin yang sudah berdiri disamping meja mereka dengan kedua tangan yang ia lipat didada.

"Pulang" Ujar Jimin dengan nada rendah pada Seohyun. Sebenarnya seohyun benci saat Jimin menggunakan nada itu, ia jadi terlihat seram.

Seohyun segera berdiri agar tidak mendapat omelan lagi dari Jimin. "Jae, gue pamit ya, sori"

"Oke, santai aja"

Jimin berjalan keluar lebih dulu tanpa sepatah kata pun, kemudian disusul secepat mungkin oleh seohyun setelah cewek itu mengucapkan selamat tinggal pada temannya.

Didalam mobil, seohyun hanya memandangi jalanan yang mereka lewati dari balik kaca jendela. Tidak ada percakapan, itu membuatnya bosan. Sangat. Dan ini adalah kali pertama mereka satu mobil sejak perubahan sifat Jimin. Makanya Seohyun tidak tau harus melakukan apa, membuka topik pun? Pasti bakal dicuekin oleh Jimin. Menurut Seohyun diam adalah jawaban atas semuanya.

Mata seohyun membulat sempurna saat menyadari bahwa ini bukanlah jalan pulang mereka. Ia segera menatap Jimin "mau kemana?"

"Stok makanan dirumah abis"

"Kenapa ga bilang dari tadi? Kan bisa gue aja yang beli sama Jae atau Jihoon"

"Berisik"

"Berhenti disini, biar gue telepon Jihoon aja buat anterin" Jimin pernah bilang, kalau sampai Seohyun menyusahkannya, maka ia akan diterlantarkan oleh Jimin. Makanya Seohyun begitu sibuk sendiri saat ini. Ia belum siap diusir. Tabungannya untuk menyewa apartemen belum cukup.

Jimin segera merebut ponsel Seohyun yang baru saja cewek itu tempelkan di telinganya. Kemudian ia masukkan ke kantung celana sebelah kiri. Tentu jauh dari jangkauan Seohyun.

"Balikin!"

"Ambil sendiri"

Seohyun menghembuskan nafasnya kasar. Kemudian kembali pada posisi semulanya. Kalau sudah masuk kantung celana, mana berani ambil. Dan ia sudah pasrah bila diusir habis ini.

***

"Gue kasih waktu 10 menit, kalau telat hp lo ga balik" Ancam Jimin. Sementara Seohyun hanya manggut-manggut seperti anak anjing. Kemudian gadis itu keluar terburu-buru agar tidak memakan waktu lama. Jimin hanya terkekeh kecil melihat tingkah Seohyun yang selalu menurut padanya.

Saat tengah asik menikmati lagu yang ia putar, ponselnya berbunyi. Ada sebuah panggilan. tanpa melihat nama di pemanggil Jimin segera mengangkatnya.

"Halo?"

"Jiminn, bisa jemput aku ga?" Sambut si penelepon dengan nada manja.

"Dimana?"

"Ditempat les aku, tau kan?"

"Hmm"

"Oke, buruan ya, udah mau hujan nih "

"Iya"

"Okee, Hati-hati, jangan ngebut"

Tut.

Sambungan telepon berakhir.

Tanpa berfikir panjang Jimin segera menghidupkan mobilnya, kemudian melesat ke tempat tujuan dengan segera.













TBC...

Promise ; PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang