"Tony!"
"Hahh... mimpi??"
Steve terbangun dari tidurnya, mendapati dirinya tengah berbaring di ranjang dalam ruangannya. Anehnya ini ruangan pribadinya saat di dalam camp, semua sama persis bahkan para calon tentara yang sedang berlatih. Steve benar-benar bingung, dia merasakan benar-benar bertemu sosok Tony dan membantunya memperbaiki iron suit, tetapi sekarang dia justru terbangun seperti tidak terjadi apapun.
"Steve! Steve! cepat bangun darurat!"
Suara teriakan dan gebrakan pintu dari Dr. Richard membuat Steve seketika tersadar dari perasaan bingung yang berkecamuk dalam otaknya, Steve langsung mengenakan jasnya dan pergi mengikuti Dr. Richard untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Di dalam ruangan sudah terbaring seseorang dengan luka sobek di kakinya, luka sobek itu bukan karena tercabik tetapi lebih kearah tertekan sebuah benda hingga lukanya cukup dalam, untung saja tidak sampai membuat kakinya putus.
Steve membantu Dr. Richard dengan segenap kemampuannya nyawa pria yang ada di hadapannya itu menjadi tanggung jawabnya dan sang dokter. Sebenarnya Steve sedikit enggan dalam urusan jahit-menjahit, bukan takut setapi Steve sedikit merasakan ngilu karena dia sendiri pernah menjahit lukanya saat terluka dan tidak ada yang bisa menjahit luka selain dirinya. Tapi kali ini Steve benar-benar memusatkan konsentrasinya, setelah sebuah potongan besi kecil keluar dari kaki pria itu Steve langsung membersihkan lukanya dan menjahitnya dengan teliti.
Kepala pria itu penuh dengan darah sepertinya akibat benturan, saat Steve ingin membersihkan lukanya Dr. Richard meminta Steve untuk meneliti besi yang di temukan dikakinya itu. Maka Steve pergi ke lab dan mengecek potongan kecil besi tersebut.
"Rasanya aku tidak asing... tidak tidak, aku terlalu terbawa suasana dengan mimpi yang sangat terasa nyata itu."
"Steve, bagaimana hasilnya?"
"Dr. jenis ini sangat asing dan belum pernah aku jumpai disini. Dan apa pasien tadi selamat?"
"Ah dia belum siuman. Apa kau mengenal dia?
Steve menghela nafas dan menatap malas Dr. Richard.
"Tadikan saat aku mau membersihkan darahnya, Dr. memintaku kesini."
"Hahaha iya benar, sana temui dulu. Barang kali kamu mengelanya."
Steve pergi keruangan tadi, dia mengecek luka pada kaki pasien dengan menyentuhnya perlahan, namun tidak di duga justru malah membuat pasien tersebut bangun dan sedikit menjerit kesakitan.
"Akh! Rasanya seperti tidak akan selamat, apa ini surga?"
"Kau di ruangan operasi tuan---"
Betapa kagetnya Steve mendapati pria yang sedang berbaring di hadapannya sangat berwajah mirip dengan Tony yang dia yakini ada dalam mimpinya semalam. Respon Tony justru santai dan tertawa melihat ekspresi lucu dari wajah Steve, bahkan dia melupakan rasa sakit di kakinya itu. Steve benar-benar bingung sekarang, kenapa semua seolah-olah tidak dapat di percaya oleh nalar.
"Haha ayolah Steve kenapa memandangku begitu untuk kedua kalinya?"
"B-bagaimana? tapikan... kamu itu..."
"Sttt... sudah sudah tidak perlu berisik, kau hanya perlu merawat ku Steve dan memastikan semua rahasia ini aman, hanya aku dan kamu yang tau."
Steve kebingungan akan apa yg sebenarnya terjadi, kenapa Tony bisa berada disini padahal dia sudah sangat yakin kalau peristiwa yg dialaminya hanyalah sebuah mimpi dan lagipula jika itu kenyataan bagaimana bisa Tony datang ke dunianya dengan seenaknya seperti itu? apa tidak memerlukan pasport, visa, atau semacamnya?
Sebuah pijatan-pijatan kecil sepertinya akan berhasil menghilangkan sakit kepala Steve saat ini, sambil meminum teh hangat dan memandangi beberapa tetara yg sedang berlatih. Semua hal ini cukup sulit diterima otak Steve, rasanya dia benar-benar sudah dititik gila. Jika begitu seharusnya dia tidak lagi menjadi asisten Dr. Richard, harusnya dia masuk kedalam rumasakit dan menjadi list pasien yg menjadi gila setelah mengajak sebuah gambar berbicara.
Tengah menenangkan diri Steve mendengar kembali suara yg mengagetkannya untuk kedua kalinya, karena tadi saat operasi wajahnya yg mengagetkan Steve, bukan suaranya.
"Steve, ternyata kau disini? ini sudah waktunya jam makan siangku."
Sebuah tarikan nafas diambil Steve sebelum akhirnya dia kembali berbicara.
"Bisa bangunkan aku saat sudah pagi? Aku pasti sedang bermimpi lagi saat ini..."
"Astaga ... Aku tidak percaya seorang asisten dokter bahkan tidak bisa membedakan mana realita mana halusinasi."
"Ini halusinasi bukan?! Maksudku, tidak mungkin ini semua realita... Aku terlalu bingung dengan semua hal ini."
Sebuah cubitan cukup pedas di daratkan Tony pada hidung Steve.
"Sakit? Kau tidak bermimpi Steven. Bawa aku ke ruangan mu dan kita bicarakan hal ini."
Dengan hanya dapat mengusap-usap hidungnya Steve akhirnya mau tidak mau menuruti permintaan Tony, dan akhirnya mereka melangkahkan kaki menuju ruangan pribadi milik Steve. Karena terlalu sibuk dengan bukunya selama beberapa hari Steve bahkan tidak sempat membersihkan debu pada buku-buku lain di rak miliknya, Tony yg menyaksikan hal itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan.
"Pastikan buku-buku mu itu bersih, Rogers."
Tony bercerita bahwa ada sebuah portal hitam yg menariknya masuk ke dunia Steve ketika dia sedang mengikuti lomba balap mobil sport, portal yg langsung berada di depannya itu membuat Tony terkejut sehingga dia tidak dapat mengendalikan mobilnya dengan baik kemudian menghantam bahu jalan dan membuat mobil itu terguling. Saat Tony terbangun dia sudah berada di dunia Steve dengan keadaan terluka parah seperti sekarang ini. Terdengar aneh tetapi Tony sendiri masih belum yakin darimana dan apa sebabnya ada portal yg terbuka langsung menuju dirinya. Dengan keadaannya yg seperti ini ditambah tidak adanya iron suit, akan sangat berbahaya jika Redskull sampai ada disini juga.
Mendengar penuturan Tony, Steve bergegas mengecek buku catatannya itu dan memastikan tidak adanya hal-hal aneh. Buku itu baik-baik saja dan tidak ada gambar apapun pada halaman berikutnya.
"Bagaimana bisa?"
"Sudah, untuk sementara bagaimana dengan si Jendral disini?"
"Dia mungkin tidak sedang disini. Tapi dia akan sangat curiga nantinya jika kita terlihat akrab seperti ini."
"Tentu tidak. Dr. Richard yg meminta itu kan."
Setelah mengantarkan Tony kembali ke kamarnya Steve berpesan agar jika ada hal-hal aneh segeralah menghubunginya karena akan berbahaya untuk kondisi Tony yg seperti ini dan dia juga belum mengenal seluk beluk tempat ini. Steve sendiri masih merasa bingung, dia tidak tau sebenarnya kenapa bisa terjadi hal yg sangat tidak mungkin ini, dan jika ini soal hasil karyanya maka sang Jendral juga akan jadi bagian dalam kisah ini. Jika memang begitu berarti Tony harus melanggar hukum dengan melawan Jendral, bagaimana dengan Sebastian nantinya dan juga Tony? Steve sangat tidak ingin kehilangan mereka berdua.
Maka dari itu Steve masuk ke ruangannya dan mulai memikirkan persiapan apa saja yg akan dilakukan untuk menghadapi segala kemungkinan nantinya.
----
maaf baru up lagi, karena kemarin sibuk dan tiba2 paketan habis huhuhu :"D makasih yg udah support cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MADE YOU
RomanceSteven Grant Rogers, atau yang akrab dipanggil Steve merupakan seorang asisten dokter di Royal Army Medical Corps yang bekerja untuk menjadi medis untuk para tentara. Steve terbiasa dengan alat-alat canggih yang digunakan para tentara ditempatnya be...