Langkahnya cepat memasuki area bandara, membuat rambut hitam lurusnya yang dikuncir kuda ikut bergoyang mengikuti sang empunya. Rasanya ia sudah tak sabar untuk bertemu laki-laki yang sudah sangat dirindukannya selama beberapa tahun terakhir karena jarak yang memisahkan mereka. Dan sekaranglah saatnya ia dapat bertemu kembali dengan lelaki tersebut.
Napasnya memburu seakan mengejar waktu agar lebih cepat untuk bertemu dengan kakak lelakinya yang lama tak pulang ke rumah. Matanya langsung berbinar senang saat sosok itu tertangkap indra pengelihatannya. Gadis dengan kaus abu berlengan pendek dan celana jeans panjang itu langsung menubruk tubuh lelaki yang juga merasakan rindu yang sama pada adik perempuannya.
Tatapan banyak pasang mata di bandara tersebut tidak membuat mereka lantas langsung melepaskan pelukannya, justru pelukan mereka semakin erat seakan tak ingin dipisahkan lagi oleh apapun. Bahkan karena kerinduan yang sudah tak tertahankan tersebut membuat gadis bernama Laiba Amanda Dirgantara itu meneteskan air matanya.
Amanda memukul pelan punggung kakaknya yang masih memeluknya. "Jahat banget sih! Kenapa baru pulang setelah tiga tahun?!"
Lelaki yang bernama Farhan tersebut terkekeh lalu melepaskan pelukan mereka. Kedua tangannya membingkai wajah sang adik lalu menghapus air mata yang tadi jatuh dengan ibu jarinya. Senyum Farhan mengembang, "'Kan kakak kerja."
"Tapi kakak sampai nggak pulang tiga tahun." Tangan Amanda menepis kedua tangan sang kakak.
"'Kan kerjaannya banyak."
"Saking banyaknya kerjaan kakak, kakak sampai nggak pulang tiga tahun?"
"Kakak lebih nyaman disana. Lebih asik."
Raut wajah Amanda semakin masam saat mendengar jawaban sang kakak. "Jadi lebih suka berduaan ya sama Kak Amah?"
Farhan tersenyum kikuk sambil mengusap tengkuknya. "Bukan gitu, maksud Kakak disana itu rasanya tenang banget, beda sama disini. Kamu kalau ke sana juga pasti bakal betah deh, kakak jamin. Lagian juga disana bertiga, nggak cuma berdua."
"Pokoknya Manda sebel sama kakak! Dan sebagai balasannya, kakak nggak boleh ikut aku sama Kak Amah dan Aiza."
"Yaudah, maafin kakak yaa.. tapi jangan gitu dong balesnya." Farhan menunjukkan raut wajah memelas agar adiknya tidak 'menculik' sang istri dan anak perempuan sematawayangnya.
Amanda melirik kakaknya dengan tangan terlipat di dada, lalu menatap kakak iparnya yang sedari tadi hanya diam menyimak perdebatan kecil mereka. Senyum Amanda muncul saat seorang anak berusia sekitar empat tahun yang berada di antara kakaknya dan kakak iparnya menyembunyikan wajah dibalik tubuh sang ibu.
Wanita berjilbab dongker yang disebut Kak Amah itu akhirnya buka suara. "Gimana kabarnya, Nda?" Rahma memeluk gadis yang baru lulus SMA itu dengan erat dan tentunya Amnanda juga membalas pelukan dari Rahma yang sudah lama tidak ditemuinya.
"Alhamdulillah baik kak. Kak Amah baik kan?" Amanda melepas pelukan mereka lalu menatap Farhan garang. "Selama di Bali, Kak Farhan nggak macem-macem kan kak? Kalau kak Farhan macem-macem lapor aja sama aku, biar nanti aku yang bales."
Amah, atau lengkapnya Rahma Andini yang menyandang status sebagai istri dari Farhan Syazani Dirgantara itu terkekeh mendengar ucapan Amanda yang terdengar sangat menggebu-gebu untuk membalas sang kakak. "Kakak baik-baik aja ko'. Tapi kayaknya ide kamu itu patut dipertimbangkan." Ucapan Rahma diakhiri dengan kekehan kecil sambil melirik suaminya jahil.
Wajah Farhan kian memelas saat sang istri sepertinya tidak keberatan atas usul sang adik untuk menculik Rahma dan Aiza. "Jangan dong, Yang. Lagipula kita 'kan baru sampai Indonesia setelah perjalanan jauh dan aku yakin kamu-"
YOU ARE READING
Karena-Nya, Dengan Perantara Dirimu
SpiritualCahaya terang itu yang menuntunku keluar dari kegelapan. Kegelapan yang sudah lama melingkupi hatiku. Walau tak mudah untuk benar-benar keluar dan melepaskan semua bayang-bayang menakutkan itu, Allah telah mengirim sosok yang memang aku butuhkan saa...