Kunci Hati

174 10 0
                                    

Bantu cek typo yaa
Happy reading ❤️

Seorang laki-laki yang memakai kaos polos berwarna hijau army dengan celana bahan berwarna hitam keluar dari sebuah rumah kontrakan. Pandangan matanya fokus menatap benda pipih di tangannya, hanya sebentar untuk melihat notifikasi pesan masuk dari operator lalu memasukannya ke dalam saku celana. Kegiatan memakai sepatunya terhenti saat Daffa menepuk bahunya pelan, meminta perhatian dari Azlan.

"Mau kemana lo?" mata Daffa memperhatikan Azlan dari atas hingga bawah sambil ikut mendudukkan diri di bangku panjang yang terbuat dari bambu, mereka duduk bersebelahan.

Azlan mengikat tali sepatu kanan miliknya yang kini sudah terpasang, menoleh ke arah Daffa sebentar lalu kembali fokus memakai sepatu sebelah kiri. "Biasa,"

Mulut Daffa membulat sambil mengangguk mengerti. "Eh, si Bima mana? Curang banget dia malah pergi subuh, padahal hari ini jadwal dia nyiapin sarapan."

Suara kekehan Azlan mengudara, merasa lucu mendengar gerutuan Daffa karena teman mereka yang satu lagi seakan melarikan diri dari tanggung jawab untuk menyiapkan sarapan mereka pagi ini. Kalau Azlan sendiri tidak masalah walaupun ia tidak sarapan, karena memang ia jarang sekali sarapan. Dan karena hal itu membuat Umi Nadia semakin khawatir akan kesehatan Azlan.

"Oh iya, kemarin lo pulang kan?" Azlan mengangguk, menegakkan badannya karena kini kedua kakinya sudah terbalut sepatu. Senyum Daffa mengembang lebar, "Umi bawain makanan gak?"

Kali ini Azlan benar-benar tertawa melihat raut wajah Daffa yang seperti minta dikasihani. Selapaar itu kah dia? "Umi bawain ayam ungkep kemarin, tinggal goreng aja. Jangan males, nasinya udah mateng di rice cooker."

Seakan mendapat harta karun, senyum Daffa mengembang dengan kedua mata berbinar senang. "Alhamdulillah.. rezeki anak sholeh," Daffa mengangkat kedua tangannya lalu mengusapkan ke wajahnya penuh syukur. "makin cinta deh gue sama Umi."

Azlan berdiri sambil menggelengkan kepalanya pelan, speechless dengan tingkah sahabat karibnya yang kini sedang memandanginya dengan mata berkaca-kaca dan tangan yang ditangkupkan di depan dadanya. "Yaudah, gue berangkat. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati, bro."

Setelah itu terdengar suara klakson mobil Azlan, seakan membalas ucapan Daffa.

Setelah itu terdengar suara klakson mobil Azlan, seakan membalas ucapan Daffa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Azlan mendudukan dirinya di bangku taman fakultas, menghela napas pelan. Hari ini sangat melelahkan untuknya karena ia ada kelas dari pagi sampai jam setengah dua belas siang, hanya kosong satu jam lalu kembali masuk kelas sampai sekarang pukul empat sore. Waktu istirahatnya yang hanya satu jam tadi ia manfaatkan untuk pergi ke mushola lalu ke perpustakaan. Ia sedang berusaha menyelesaikan pendidikannya secepat mungkin.

Ia tadi juga sudah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Sebelum ke taman ia sudah terlebih dahulu pergi ke mushola untuk sholat ashar, lalu memilih taman fakultas untuk mencari udara segar. Beruntungnya ia karena kini taman fakultas sedang sepi, karena memang ini yang ia inginkan. Ketenangan.

Karena-Nya, Dengan Perantara DirimuWhere stories live. Discover now