3

3.3K 168 0
                                    

Nathali dan Awang datang menjenguk Indira, Indira belum diperkenankan pulang oleh Dokter Mario karena masih ingin di observasi. Dokter Mario juga belum memberitahukan bagaimana mengenai jantungnya

"Wah merepotkan kalian aja ini"ucap Indira "kak, beli pizza donk"pinta Indira sambil menatapku "boleh khan sama dokter?"bertanya dengan tatapan memohon

Aku langsung menghubungi Dokter Mario setelah mendapatkan persetujuan aku memesan pizza sesuai dengan keinginan Indira. Aku duduk disamping Indira dikarenakan tidak mau lepas dariku, awalnya aku tidak enak dengan suster maupun Dokter Mario tapi mereka tidak terlalu peduli

"Gimana keadaanmu?"tanya Nathali

"Ya begitulah,mbak"ucap Indira yang bersandar di dadaku

"Fajar gak bau apa itu?"tanya Awang dan aku melotot mendengar ucapan Awang sedangkan Nathali tersenyum sambil menggeleng melihat kami

"Daripada bau Mas Awang mending baunya Kak Fajar"jawab Indira sambil menjulurkan lidah

Aku dan Nathali langsung tertawa mendengar jawaban Indira dan ekspresi Awang. Aku mengeratkan pelukan di Indira yang makin menempelkan kepalanya di dadaku

"Oh ya masih ingat Zahra?"tanyaku dan langsung dianggukin mereka berdua sedangkan Indira melihatku dengan tanda tanya dan aku langsung mencium pipinya sekilas "kemarin gue ketemu Kenan dan Nando di kantin itu si Zahra dan Cinthya melahirkan di rumah sakit ini"

"Siapa Zahra?"tanya Indira penasaran

"Beneran?"tanya Nathali dan aku mengangguk

"Zahra itu teman satu angkatan kami"jawabku

"Dulu mereka berdua pasangan di kampus tapi ternyata diam-diam sudah menikah sama Kenan"kata Awang yang langsung dipukul Nathali

"Kakak pernah suka sama Zahra?"tanya Indira dan aku langsung menggelengkan kepala

"Mana berani suka saingannya lebih ok dari dia"jawab Awang

"Loe kalau bikin Indira sedih mending pulang"omel Nathali

"Fajar dulu gak ada mikir cewek lain kecuali si mantan dan masalah datang bertubi-tubi"cerita Awang "setelah ketemu kamu aja langsung berubah"

"Tapi Kenan dulu juga sama kaya Fajar bedanya Kenan ceweknya dimana-mana bahkan sampai ada yang..."lanjut Awang setelah dimarahin Nathali

"Permisi"ucap seseorang dan otomatis menghentikan pembicaraan Awang

"Zahra"ucap Nathali melihat Zahra yang di dorong Kenan dengan kursi roda "kenapa kesini?"

"Penasaran sama istrinya Fajar kemarin Bang Ken dan Mas Nando ceritanya heboh"jawab Zahra sambil menatap kearahku dan Indira "Hai salam kenal"

"Hai mbak"jawab Indira "jadi ngrepotin mbak dan mas"

"Pantes kamu nolakin cewek-cewek ternyata dapatnya imut gini"goda Zahra "oh ya Zahra dan ini Kenan suamiku"

"Indira,mbak"jawab Indira "mbak termasuk yang ditolak sama Kak Fajar?"

Aku langsung melotot mendengar pertanyaan Indira, aku sempat melihat Kenan menatapku tajam. Sedangkan Awang tersenyum puas mendengar pertanyaan Indira

Zahra ketawa "yang ada aku duluan nolak Fajar"

"Wah hebat ada yang nolak Kak Fajar"seru Indira senang sambil mengerling kearahku "ternyata pesona kakak masih kurang ampuh sampai-sampai cewek cantik kaya Mbak Zahra gak mau sama kakak"

Aku menghembuskan nafas mendengar perkataan Indira lalu mengacak rambutnya "oh ya gimana keadaanmu? lama kita semua gak mendengar kabar tentang kalian"

"Baik keadaan kami dan sepertinya Bang Kenan dan Nando banyak cerita kemarin"jawab Zahra "kamu juga nikah gak undang"

"Dia ngikutin jejak kalian yang tiba-tiba menikah"jawab Nathali

"Panutan Fajar khan Mas Kenan"timpal Awang "langsung halalin begitu ada yang cocok dan pas dihati"

"Bagus itu gak kaya kamu,wang"ucap Kenan "mau sampai kapan single?"

Kami tertawa mendengar perkataan Kenan karena gak pernah ada yang menggoda Awang kecuali Indira

Selanjutnya kami berbicara banyak hal mulai dari masalah kampus sampai kesibukan kami saat ini. Beruntung pizza yang dipesan Indira sudah datang jadi Indira bisa makan dengan tenang sambil aku berbicara dengan teman-teman

"Mbak Zahra"panggil Indira "Kak Fajar menurut mbak seperti apa?"tanya Indira "eh tapi Mas Kenan gak boleh marah nanti kalau ada kata-kata muji"

"Terus kamu gak akan ngambek?"goda Awang

"Aku khan kebal Mas Awang yang sering cerita nggak-nggak tentang Kak Fajar aja aku biasa"jawab Indira yakin

"Ok kalau kamu yakin"kata Zahra "Fajar itu orangnya perhatian di awal-awal dulu pernah anterin aku pulang naik motor padahal rumah aku jauh"

"Pernah nembak,mbak?"tanya Indira memotong cerita Zahra

"Yank"panggilku "apa-apaan ini gak percaya banget"protesku yang melangkah mendekat lalu menarik Indira dalam pelukan "kenapa?"tanyaku lembut sambil mencium pucuk rambut Indira

"Tenang Fajar gak pernah sekalipun nembak aku"jawab Zahra "benar ya cerita anak-anak kalau Fajar yang sekarang beda banget, dulu baik sama cewek sekedar formalitas sekarang bisa seperti ini"ucap Zahra gak percaya

Zahra mendorong kursi rodanya mendekat ke arah Indira dibantu Kenan "orang yang pertama kali mengetahui perasaanku sama Bang Kenan itu Fajar dan Fajar yang selalu mensupport aku untuk percaya sama Bang Kenan bahkan di titik terpuruk kami" Zahra menggenggam tangan Indira "namun Fajar selalu menutup semua permasalahannya terhadap cewek dan tidak akan berkorban untuk cewek"

"Kalau Fajar macam-macam kamu bisa datang ke kami"tambah Kenan "nanti aku bikin babak belur sudah menyiakan wanita imut seperti kamu"Zahra mencubit lengan Kenan yang otomatis terdengar protes dari Kenan

"Jangan donk,mas"protes Indira "nanti aku yang repot bersihin lukanya"sambung Indira yang langsung memelukku dari samping

Our New Life (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang