1

7.1K 201 8
                                    

Fajar
Hari ini proses kateter yang akan dilakukan Indira, aku mengambil cuti untuk menemani Indira. Wajah mama dan papa tampak tegang tapi berusaha menguatkan Indira. Bukan operasi jantung namun hanya ingin observasi sampai sejauh mana penyakit Indira

Nathali, Awang dan Rudi menemaniku dirumah sakit, mereka sangat peduli dengan Indira. Bahkan ketiga sahabat Indira datang sebentar untuk memberikan semangat

"Yank"panggilku dan aku menatap wajah Indira yang tegang "gak ada apa-apa Dokter Mario khan bilang cuman observasi, adik biasanya yang paling tegar dan selalu berpikir positif"ucapku dan lagi-lagi Indira hanya tersenyum

Indira menggenggam tanganku erat dan aku pun sama, dari genggaman tangan itu kami saling menguatkan. Aku mencintai Indira dari awal pertemuan kami dan aku tidak peduli dengan keadaannya. Keinginan Indira untuk memberikanku anak membuatnya melakukan ini dan aku hanya bisa mendukung

"Makan dulu,jar"kata Mbak Tina memecah keheningan kami "adik udah siap? jangan berpikir negatif pasrah sama Allah lagian ini cuman observasi"dan Indira hanya mengangguk

Ketika aku selesai makan Dokter Mario masuk kedalam ruangan mengecek kondisi Indira bersama dokter anastesi

"Prosesnya akan kami lakukan dalam beberapa saat lagi"ucap Dokter Mario kepada kami "sebentar lagi akan dibawa ke ruangan operasi semoga berjalan lancar"

Kedua dokter itu keluar ruangan namun beberapa saat kemudian suster masuk kedalam dan membawa Indira keluar. Kami mengikuti sampai di ruang operasi

Kami menunggu diluar dan terdapat beberapa keluarga pasien yang melakukan operasi. Kedua orang tua kami tampak khawatir bahkan papa berjalan mondar mandir gak jelas

"Indira pasti baik-baik saja,mas"ucap ibu sambil menggenggam tanganku dan aku hanya bisa mengangguk

Menunggu proses kateter ini sangat melelahkan semua keluarga berkumpul. Satu jam kemudian seorang suster keluar dari ruangan operasi. Aku dan papa langsung berdiri menghampiri suster tersebut

"Keluarga Indira?"tanya suster

"Ya, bagaimana?"tanyaku

"Proses kateter sudah selesai berjalan dengan lancar dan setelahnya proses pemulihan yang akan dibawa keruang ICU"jelas suster "Dokter Mario sendiri yang akan mengawasi selama di ICU"

"Lalu Indira?"tanyaku tidak sabar

"Kita tunggu perkembangannya nanti"jawab suster sambil tersenyum lalu melangkah kedalam kembali

"Bagaimana?"tanya mama

"Sudah selesai setelah ini dibawa ke ICU untuk diawasi"jawab papa sambil menepuk punggung mama "kalian yang mau shalat atau makan tinggal aja terutama kamu Fajar"kata papa sambil menatapku

"Kita gantian disini"tambah mama "Fajar dulu sana nanti kalau ada apa-apa mama hubungi"

Aku hanya bisa mengangguk pasrah dan meninggalkan mereka menuju mushola rumah sakit. Aku berdoa semoga tidak terjadi sesuatu dengan Indira dan melancarkan jalan kami berdua, Indira berkorban banyak hanya ingin memberikan anak padaku

"Fajar"panggil seseorang dan aku menatap ternyata Nando seniorku di kampus dan Kenan asisten dosen kampus dulu "lagi apa disini?"tanya Nando

"Eh apa kabar?"tanyaku balik "nungguin istri disini lagi operasi, kalian?"

"Zahra dan Cinthya melahirkan"jawab Kenan

"Wuih bisa barengan gitu?"tanyaku "selamat ya boy girl?"

"Keduanya cewek"jawab Nando sambil tertawa

Aku kaget jika Zahra akhirnya bersama Kenan walaupun aku tahu mereka menikah ketika Zahra masih kuliah. Perjuangan mereka sangat berat untuk bisa sampai ke titik ini, Kenan dengan masa lalunya bersama wanita. Kabar pernikahan Zahra dan Kenan terungkap setelah sidang skripsi Zahra dimana Kenan datang dan mencium Zahra depan kita semua. Bagaimana Kenan menyayangi dan mencintai Zahra mengingatkanku pada Indira

Our New Life (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang