Satu - Waktunya Pergi

77 29 64
                                    

"Inget ya, sebagai seorang perempuan, kamu harus pandai menjaga diri, terutama terhadap laki-laki." - Arya Putra Fernando

—♡—

"Tal, bangun."

Tepukan pada pipi yang tiada henti membuat Talia mulai merasa risih dan mengaduh sambil membuka matanya perlahan.

"Aduh!! Mas diem ih!" Racaunya sambil memukul tangan pria yang duduk di samping ranjang gadis itu.

"Loh kok mas dipukul? Kemarin katanya suruh bangunin sampe bener-bener bangun."

"Iyaa, tapi nggak ditepok-tepok terus dong, sakit tau!"

Pria itu terkekeh sambil bangkit dari duduknya.

"Habis kamu kebo sih kalo tidur." Tutur pria itu.

"Duh, Mas Arya keluar deh sana, Talia udah bangun kan." Kesalnya.

"Loh, kok malah marah, bukannya makasih udah dibangunin sesuai permintaan."

Talia menggerutu pelan, kemudian menatap kakak tercintanya itu dengan senyum lebar.

"Terima kasih ya masku tersayang udah bangunin aku sampe bener-bener bangun."

"Sekarang keluar!" Lanjutnya dengan mengubah nada bicaranya menjadi ketus.

Arya tertawa dan menggeleng pelan, "Dasar nenek lampir."

Talia yang mulai kesal karena digoda terus-menerus oleh kakaknya pun melemparkan sebuah bantal ke arah Arya.

Arya yang terkejut langsung berlari keluar sebelum bantal itu sampai pada dirinya. Pria itu tertawa kemudian memperlihatkan setengah tubuhnya di balik pintu sambil menjulurkan lidah pada Talia dan pergi menghilang.

Talia berdesis pelan, "Dasar kakak nyebelin." Kemudian tersenyum kecil sambil menggeleng pelan.

"Untung aku sayang." Lanjutnya.

"Aku juga sayang."

Talia membelalak ketika melihat tubuh tegap Arya sedang berada di depan pintu sambil mengeluarkan smirk andalannya.

"Ihh!! Mas Arya nyebelin!"

Talia berlari ke arah pintu dan menutupnya dengan kencang.

Arya terbahak melihat wajah adiknya yang memerah seperti kepiting rebus.

"Udah sana buruan mandi! Ntar kita telat." Ucap Arya dari balik pintu.

"Bodo amat!"

***

Talia keluar dari kamar setelah bersiap-siap dengan wajah yang masih kesal pada kakaknya.

Arya yang sedang duduk di meja makan melihat adiknya sedang jalan menuruni tangga dengan menatap sinis ke arahnya.

"Eh, pagi-pagi buta gini kok udah cemberut aja sih anak Bunda."

Seruan lembut dari seorang wanita cantik yang berjalan ke arahnya membuat fokus Talia pada Arya pecah dan menatap lurus ke arah sang bunda.

Untuk SenyummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang