Enam - Awal Mula

12 2 0
                                    

Gue bukan pengamat yang baik, tapi kenapa gue bisa memperhatikan lo dengan sedetail itu? Aneh. - Vin

—♡—

Talia kini tengah berlari pelan di balik punggung seorang pria yang belum membuka suaranya sejak 5 menit yang lalu.

Gadis itu teringat akan percakapan terakhir mereka tadi.

"Lo tau nama gue dari mana?"

"Kepo lo." Balas Arvin menyebalkan.

Talia menggerutu dalam hati.

"Kalo mau tau, temenin gue olahraga dulu." Jawab pria itu sambil mulai berlari kecil meninggalkannya.

"Eh, woi! Tungguin." Panggil Talia.

Gadis itu menghela nafas, tanpa mengatakan apapun lagi, ia segera berlari kecil mengikuti pria itu.

"Woi!"

Talia terhenti dan terbangun dari lamunannya, gadis itu menatap pria yang kini berada begitu dekat di depan wajahnya. Talia masih setengah sadar, membuat raut bingungnya terlihat begitu menggemaskan di mata Arvin.

"Lo kesurupan?"

Talia mengangkat sebelah alisnya, "Gue? Enggak."

Arvin berdecak, "Ck, berarti dari tadi gue ngomong sendiri? Lo nggak dengerin gue?" Tanyanya.

Gadis itu diam, berpikir keras namun hasilnya nihil.

"Umm, emang lo ngomong apa?" Balas gadis itu sembari memberikan cengiran kecil tak berdosa.

Arvin memutar bola matanya kesal. "Gue bilang, lo ngapain di belakang gue terus? Sini barengan sama gue lah larinya." Jelas pria itu.

"Lo nya kecepetan, gue nggak bisa ngejar." Cetus Talia kesal.

"Payah lo, yaudah gue pelanin." Balas Arvin yang kini memilih untuk berjalan.

Talia pun segera mensejajarkan langkahnya dengan Arvin tanpa mengatakan apa-apa.

"Lo beneran aneh." Tutur Arvin yang melihat Talia masih diam di sampingnya sembari menundukkan kepala.

Gue nggak aneh! Gue cuma ... gue salah tingkah Vin! Batin gadis itu menjerit.

***

"Kapan lo jawab pertanyaan gue tadi?" Tanya Talia yang sedari tadi hanya berjalan memutar bersama Arvin dalam keheningan.

"Pertanyaan apa?"

"Ish! Lo tau nama gue dari mana?"

Arvin membulatkan bibirnya membentuk huruf "O" tanpa suara.

"Lo mau tau?"

Talia mengangguk cepat.

"Yaudah, kita ke sana dulu sekalian istirahat." Arvin menunjuk sebuah taman yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

Talia mengikuti permintaan Arvin. Mereka pun duduk di bawah pohon besar yang rindang.

"Gue pernah ketemu lo sebelumnya." Ucap Arvin membuka suara.

"Eh? Waktu kita mau tabrakan?"

"Nope. Sebelum kejadian itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untuk SenyummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang