Dua - Aku Pulang

59 23 50
                                    

"Rumah adalah tempat di mana setiap insan akan kembali pulang, setelah lelah mengejar dunia seharian."

—♡—

Bogor | 14:25 WIB

Seorang gadis dengan rambut yang terikat rapi baru saja terlihat berjalan keluar dari bandara. Gadis itu menghirup udara segar kota tempat ia dilahirkan, kemudian menghembuskannya pelan.

"Nice to see u again, kota sejuta kenangan." Lirihnya.

Memori suka dan duka perlahan berputar dalam ingatan gadis itu sesaat sebelum panggilan dari seorang pria paruh baya membuyarkan lamunannya.

"Mbak Talia?"

Gadis itu menoleh dan mendapati pria itu sedang menatapnya dengan seksama, mencoba mengenalinya. Talia tahu betul siapa bapak itu, ia pun tersenyum kecil.

"Pak Sapto." Sapanya.

Pria bernama Sapto itu pun langsung tersenyum sumringah.

"Ealah, beneran Mbak Talia, saya kira salah orang lo Mbak. Cantik e sampean sekarang, hampir ndak ngenali lo saya Mbak." Tuturnya dengan logat jawa yang tidak pernah hilang sekalipun ia berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik.

"Aduh, Pak Sapto bisa aja." Ucap Talia tersipu.

"Mari-mari Mbak, kita ke mobil di sana, sini barang e sampean biar tak bawakan." Lanjut pria itu.

Talia mengangguk, "Makasih Pak Sapto."

Mereka pun bergegas menuju mobil yang ditunjuk pak Sapto tadi.

Sepanjang perjalanan tak satu pun pandangan Talia beralih, kedua manik mata coklatnya terus saja memperhatikan setiap sudut demi sudut jalanan. Gadis itu ingat betul, tempat apa saja yang dulu sekali pernah ia kunjungi.

Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan. Ia tahu sebentar lagi akan melewati tempat apa.

"Pak,"

"Iya Mbak?"

"Nanti stop di depan dulu ya Pak, sudah lama Talia nggak ketemu ayah." Ucapnya pelan.

"Eh? Siap-siap Mbak." Sapto melirik sekilas Talia yang duduk di belakang, masih terlihat jelas kesedihan diraut wajah cucu majikan yang sudah ia anggap sebagai keponakannya sendiri.

Talia keluar dari mobil usai Sapto memarkirkan mobilnya tepat di depan tempat yang mereka tuju.

Gadis itu menoleh ke samping dan mendapati toko bunga yang berada di ujung jalan.

"Pak, Talia kesana dulu ya, mau beliin bunga buat ayah."

"Loh? Kenapa nggak di dalem aja Mbak?"

Talia menggeleng, "Talia maunya kasih bunga kesukaan ayah, nggak mau yang itu."

Sapto mengangguk paham dan membiarkan Talia pergi ke ujung jalan.

Kringg

"Selamat datang di Florist kami, ada yang bisa dibantu Kak?" Sapa salah satu karyawan toko bunga itu dengan ramah.

Untuk SenyummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang