Pagi yang buruk bagi lidya karena hari pertama ia memasuki sekolah, hujan mengguyurnya. Walaupun tak mampu membuatnya basah namun cukup untuk membuatnya berlari menghindarinya. Sebenarnya ia sangat menyukai hujan tapi saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bermain dengannya.
" Aduh gawat gue telat lagi.... huftt". Ucap lidya saat memasuki gerbang SMA GEMILANG.
Terlihat banyak siswa sibuk mencari namanya diatas kertas yang tertempel dipapan pengumuman itu. Ia berlari menerobos kerumunan siswa, kali ini dikelas mana ia akan tinggal, semoga saja bukan kelas yang terlalu hening karna semua siswa yang sibuk belajar. Ayo lahh ia ingin menghabiskan masa sma nya dengan teman yang seru dan menyenangkan. Lagipula dia bukan orang yang pintar atau hobi membaca tulisan dengan kata baku ilmiah yang terkumpul menjadi beratus ratus halaman itu. Lebih baik membaca novel pikirnya sambil tersenyum.
Saat ia telah menemukan kelasnya, ia berjalan santai sambil melihat sekitar. Melihat papan nama yang tertulis di depan kelas yang menunjukkan kelas 10 A, Lidya langasung masuk dan duduk di bangku nomor 3 dari depan karena terlihat kosong.
"Hai... nama lo siapa? Btw gue boleh duduk sini gak ?". tanya lidya sambil mengulurkan tangannya ramah
"Kenalin gue nina. Duduk aja masih kosong kok". Jawab nina yang langsung membuat lidya tersenyum dan menaruh tasnya disana.
"Gue ke toilet bentar ya... gue titip tas ". Ucap lidya
"Siap...". jawab nina
Setelah kembali, lidya melihat seseorang menempati tempatnya tadi. Ia mendengus, ia sudah memilih tempat yang strategis dengan penuh jerih payah dengan datang pagi buta. Jangan sampai tempatnya di rebut dengan seenaknya.
Wahhhhh..... Ngajak perang nih orang.. ga tau apa! gue susah-susah dapetin, eh.. dia barusan dateng langsung nempatin aja". Batin lidya
"Sory... ini tempat duduk gue .. lo bisa pindah gak". Ucap lidya halus
Ini aneh seharusnya ia yang menatap tajam orang itu, tapi sekarang mata itu menatapnya tajam mengintimidasi seolah ingin memakannya hidup-hidup. Suasana mendadak terasa dingin dan menyeramkan. Lidya masih munggu jawaban lawannya, namun tak kunjung mendapatkan respon dari lawannya membuat ia mendengus jengkel.
"...."
"Wahhh... gila nih orang gue gak dijawab sama sekali cuy.. berasa ngomong sama tembok tapi ini rasanya sakit". Batin lidya mengabaikan tatapan intimidasi nya.
"Eh... gue udah bilang baik-baik ya jadi pliss.. lo pindah gih.. tempat duduk ini tuh gue duluan yang nempatin dan lo dengan seenaknya dateng langsung nempatin punya orang". Cerca lidya
"Gue duluan .. gue gak liat lo duduk disini, gue dateng bangku ini kosong. So, jadi bebas dong gue duduk disini". Jawab dia dingin
"Wahhh... lo gak bisa lihat ni bangku tuh dah ada tasnya, jadi gue yang duluan". Jawab lidya mulai emosi
Mereka berdua masih bersikukuh memperebutkan tempat duduknya, yang satu mempertahankan dan yang lainnya tak mau kalah.
"Kalian berdua! Ngapain ribut? Cepat duduk !". Ucap seseorang dari depan
Terlalu fokus dengan perdebatan yang berujung sengit, semua orang tak menyadari guru sudah masuk ke dalam kelas.
"Maaf bu saya tidak bisa duduk karena tempat duduk saya dia tempatin ". Ucap lidya emosi sambil menujuk wajah lelaki itu.
"Kamu yang duduk! Apa benar begitu ?". tanya bu guru
"Bangku ini kosong, jadi saya tempatin". Terang lelaki itu

KAMU SEDANG MEMBACA
RAJENDRA [Obsession Boyfriend] ✅
Teen Fiction"Gue gak akan turutin kata kata lo lagi!! Gue gak takut sama semua anceman lo itu.. Percuma kalaupun gue nurut, lo tetep nyakitin orang yang gue sayang kan". Ucap lidya "Gue mau kita putus.. Gue mau pergi sekarang" lanjutnya lagi Dengan cepat lidya...