"Apaan sih pakek hukum-hukum segala..". ucap lidya protes
"Ini peraturan gue.. Mau gak mau lo harus terima.. Makanya nurut sama gue". Ucap jendra mulai kesal karena lidya yang terus menjawab
"Udah ya gue ngantuk". Ucap lidya langsung menutup telponnya cepat.
Ttutt.
"Shhiitt". Umpat jendra emosi sambil menendang meja didepannya membuat semua orang menatapnya terkejut.
____________________
"Lid.. Lo tau nggak kemarin jedra dkk tawuran sama SMA Pelita? ". Ucap nadia
"Oh ya.. Terus? ". tanya lidya seolah tidak tertarik sebenarnya ia tidak mengetahuinya setelah ia mendengar dari nadia ia ingin mengetahui bagaimana keadaan jendra sekarang dan apa saja yang terjadi kemarin.
"Anak sma pelita langung bonyok semua apalagi reno pemimpinnya, sampek patah tulang". Kata nadia dengan gaya bahasa yang dilebih-lebihkan
"Ha? Patah tulang? ". tanya lidya terkejut
"Iya.. Denger-denger sih, jendra yang patahin tulangnya". Lanjutnya enteng
"Kasihan ya.. ". ucap lidya dengan wajah prihatin
"Si jendra? ". tanya nadia bingung
"Bukan tapi musuhnya". Jawab lidya
"Jendra kok tega ya sampek matahin tangan orang, nggak kasihan apa". Terang lidya serius
"Gue gak abis pikir sama jendra kenapa tawuran yang malah bisa merugikan diri sendiri dan orang lain, sekarang liat si reno reno itu dia sampai patah tulang lo nad, apa dia gak mikir reno bakal masuk rumah sakit, dia gak bisa gerak leluasa kayak sebelumnya ditambah dia juga pasti bakal banyak ketinggalan pelajaran karna harus dirawat dirumah sakit". Ucap lidya panjang lebar pada nadia
Sedang nadia hanya diam menunduk sambil melirik arah belakang, tapi lidya tak perduli ia tetap melanjutkan ucapannya yang belum selesai.
"Oh ya gimana kalo orang tua reno gak punya biaya buat bawa dia ke rumah sakit, bener-bener jendra itu.. apa dia pernah mikir sampai sejauh itu". Lanjut lidya serius
Sedangkan nadia tetep menunduk sambil menunjuk kebelakang dengan ekor matanya.
"Lo apaan sih nad. Gue ajak ngomong malah lirik-lirik. Lo liat apaan sih??". Tanya lidya penasaran
Lidyapun langsung melihat ke arah belakang yang langsung dikagetkan dengan sosok jendra dengan tatapan emosi tak lupa dengan wajah yang babak belur.
"Ikut aku sekarang". Ucap jendra sambil menarik tangan lidya kencang.
"Akkhh.. Jend sakitt.. Pelan-pelan ". Ucap lidya menahan rasa sakit dari cenkraman tangan jendra di sepanjang jalan, seluruh orang menatap keduanya. Mereka kasihan melihat lidya tapi juga penasaran.
Sesampainya ditaman belakang sekolah jendra langsung melepas genggamannya kasar. Ia sangat emosi sekarang, niatnya ingin memaafkan kesalahan gadisnya kemarin malah ia mendengar lidya membela musuhnya.
Ia harus memberi pelajaran pada gadis kecil nya ini, agar ia tahu kesalahannya. Tak cukup kelakuannya kemarin, sekarang ia semakin membuat amarahnya memuncak sampai ke ubun-ubun.
"Auu.. Bisa gak sih nggak usah narik-narik tangan segala sakit tau..". ucap lidya sewot
"Maksud lo apa kemarin langsung matiin telfon gitu aja. Udah berani lo sama gue hmm". Ucap jendra dingin sambil mengetatkan rahangnya kuat.
Gawat jendra sudah mengganti ucapannya lo-gue, itu artinya ia sangatlah marah dan tak terkalahkan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJENDRA [Obsession Boyfriend] ✅
أدب المراهقين"Gue gak akan turutin kata kata lo lagi!! Gue gak takut sama semua anceman lo itu.. Percuma kalaupun gue nurut, lo tetep nyakitin orang yang gue sayang kan". Ucap lidya "Gue mau kita putus.. Gue mau pergi sekarang" lanjutnya lagi Dengan cepat lidya...