Geovano-3: Dia Geovano

528K 27.3K 736
                                    

PEMUDA itu menatap sengit sepuluh orang laki-laki di depannya. Dia tidak suka melihat kekerasan di daerah kekuasaannya kecuali jika dia yang membuat keributannya. Lagi pula siapa yang berani menentangnya?

Dia suka membuat keributan tapi dia tidak pernah melakukan pembunuhan. Tidak seperti sepuluh orang di hadapannya yang selalu membunuh orang tapi masih hidup dengan tenang.

"Gue udah peringatin kalian, kalo gue gak suka kalian ngelakuin aksi di daerah kekuasaan gue kecuali kalo lo pada mau gue habisin langsung" pemuda itu berujar santai seolah tidak takut dengan mereka yang membawa senjata

"Songong banget lo" Laki-laki yang memegang katana itu terlihat menahan emosi, kemudian ia mengarahkan pistol yang di pegangnya ke arah pemuda tersebut

"Gue gak songong, tapi emang dasarnya aja lo sama anak buah lo yang gak tau diri" pemuda itu mendengus menatap remeh ke arah laki-laki yang kini mengarahkan pistol kepadanya

Laki-laki itu menyeringai "Ucapkan selamat tinggal pada dunia Satria Geovano Brawijaya"

Dorr

Suara nyaring tersebut menggema di tengah malam yang sepi, disana Geovano berdiri tegak seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Tubuhnya bersih tanpa darah atau luka sedikitpun.

"Lo yang minta untuk bermain-main dengan gue Raka" Geovano menyeringai sedangkan Raka sudah panas dingin di tempatnya. Bagaimana mungkin Geovano tidak tertembak?

Sedangkan Rafa ia terduduk lemas di aspal sambil bersandar pada mobilnya. Ia juga tidak percaya melihat kejadian itu, secepat peluru melesat secepat itu pula Geovano menghindar.

Raka mengangkat tinggi katananya, berlari menuju Geovano bersiap mengahajar pemuda yang menurutnya songong itu. Belum sempat katana itu menyentuh tubuhnya, Geovano menendang tangan Raka hingga katana itu lepas dari genggaman Raka dan terlempar jauh dari jangakauannya.

Tanpa basa basi lagi Geovano menghajar Raka habis-habisan hingga laki-laki itu tak berdaya.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Geovano menatap tubuh Raka yang sudah tak berdaya. Dia memang tidak pernah membunuh orang tapi bukan berarti Geovano tidak pernah menghajar orang habis-habisan sampai sekarat bukan?

Geovano menatap sembilan orang yang berdiri kaku di depannya, emosi nya sedang memuncak dan dia rasa kehadiran mereka bisa di jadikan sebagai pelampiasan.

"Lo pada gak mau nolongin temen lo yang udah sekarat? Cih teman macam apa kalian" Geovano berdecih, sengaja melakukan itu untuk memancing emosi mereka

"Gak usah belagu lo anjing, serang!!!" lelaki yang memegang pisau itu memberi perintah kemudian terjadilah perkelahian 9 lawan 1.

Rafa menatap Geovano cemas, menurutnya itu tidak sebanding. Ia ingin membantu tapi tubuhnya terlalu sakit bahkan untuk bergerak sedikit pun ia tidak bisa.

Perlahan Rafa bisa menyaksikan satu persatu dari mereka tumbang, senjata yang mereka bawa berakhir sia-sia tak berguna. Rafa bisa melihat ketika semuanya tumbang hanya satu yang masih berdiri kokoh, dia Geovano.

Rafa terperangah dalam waktu kurang dari sepuluh menit Geovano bisa membuat mereka tidak berdaya. Dia juga bisa melihat dengan jelas tubuh Geovano bersih tanpa darah ataupun kotor karena terjatuh di tanah.

Rafa bertanya-tanya siapa pemuda ini?

Geovano menatap mereka yang sudah tak berdaya, bahkan beberapa dari mereka sudah tidak sadarkan diri. Ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya, menelpon seseorang untuk membersihkan tikus-tikus jalanan yang tidak tau diri ini.

"Datang ke jalan Cempaka Putih, urusin tikus-tikus yang bertebaran disini sebelum mereka jadi bangke. Jangan lupa bawa motor gue sekalian, gue ada urusan" Geovano menutup teleponnya sebelum mendengar jawaban orang di seberang sana.

Ia berjalan menghampiri Rafa kemudian berjongkok di hadapannya "Ayo om saya antar ke rumah sakit" Geovano mengulurkan tangannya

Rafa semakin terperangah, ia merasa pemuda ini sangat berbeda dengan pemuda yang baru saja menghabisi para gerombolan itu. Dengan ragu Rafa menerima uluran tangan itu dan Geovano merangkulnya, membantu Rafa berjalan.

Setelah Rafa masuk ke dalam mobil, Geovano duduk di bangku kemudi manyalakan mesin mobil tersebut "Saya izin om buat bawa mobilnya"

"Hmm" Rafa hanya bisa berdehem sebagai jawaban, jujur tenggorokkannya sakit sehingga sulit untuk drinya berbicara.

Kemudian mobil Pajero Sport itu pun melaju meninggalkan para gerombolan yang tidak berdaya itu di tengah jalan.

***

GC WA KE-2 DI BIO AKU YA

FOLLOW AKUN ROLEPLAYER

gegeo.brawijaya

melodyyysafiraa

alvianreindra

ren.ataac

baralanggana

keissha.a

anantarialena

reza.pramoedya


GEOVANO [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang